• 21+++
• Adult
• Mature Content
Seorang dokter muda berparas cantik, memiliki bentuk tubuh yang sempurna dan menjadi pujaan bagi kaum para pria tidak disangka telah menaruh hati pada seorang pria yang telah beristri dengan usia yang terlampau cuku...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku yang telah merasa lelah karna kegiatan praktekku yang semakin hari semakin meningkat merasa terganggu akan sebuah pesan yang belum lama ini masuk ke dalam ponsel baru yang belum lama diberikan oleh kakak ku.
Ku amati terus sebuah pesan yang masuk ke ponselku tadi malam sebelum tidur.
Selamat malam Clara
Itulah kata yang tertera dari pesan yang cukup membingungkan untukku.
Melliza: "Clara?" gumamku sendiri.
Melliza: "Siapa yang memanggilku Clara?"
Melliza: "Jangan jangan pak Arman, dia kan suka main kucing kucingan"
Melliza: "Ah syukurlah untung tadi malam tidak aku balas"
Aku merenung sendirian di ruanganku dengan segelas coklat panas di tangan kananku. Yang lain sedang libur, apalagi Marsya dia pasti saat ini sedang mendengkur belum bangun dari tidurnya.
Sedangkan aku?
Aku malah harus nongkrong di rumah sakit menunggu ibu yang hendak melahirkan namun masih pembukaan tiga rancauku dalam batin.
Melliza: "Tenang Melliza"
Melliza: "Sabar. Pekerjaanmu adalah pekerjaan yang mulia tidak semua orang dapat melakukannya" kataku untuk menyemangati diriku sendiri.
Tok. Tok. Tok.
"Iya masuk" kataku sedikit berteriak agar orang yang berada di luar bisa mendengarku.
"Permisi" kata seorang pria yang umurnya kira kira seusia ku dengan seragam perawat yang digunakannya.
"dr. Melliza yah?" tanyanya masih di ambang pintu ruanganku.
Melliza: "Iya betul, mari masuk" kataku pada salah satu perawat pria di rumah sakit ini.
Dia pun masuk dan berjalan mendekat ke arah mejaku setelah menutup pintunya terlebih dahulu.
Melliza: "Anda siapa yah?" tanyaku pada perawat itu karna tak kunjung angkat bicara perihal maksud kedatangannya.
Perawat: "Saya perawat yang biasa mengikuti jalannya operasi dr. David" katanya dengan sedikit menyunggingkan senyuman di bibirnya.
dr. David?
Apa maksud dia adalah dokter bertampang datar itu?
Dokter yang menjadi dokter pembimbingku itu?
Kenapa dihari tenang seperti ini pun aku harus mendengar namanya?
Perawat: "Jadi begini dr. Melliza, dr. David berpesan pada saya untuk menyampaikan bahwa apabila dr. Melliza sudah selesai dengan urusan di rumah sakit, anda disuruh datang ke rumahnya" jelas perawat pria itu.
Melliza: "Ke rumahnya?" tanyaku balik pada perawat pria itu terheran heran.
Perawat: "Iya dr. Melliza, karna hari ini dr. David libur maka...