Dangerous Man

19.1K 294 4
                                    

David: "Ada apa Clara?"

David: "Apa kamu takut?"

Melliza: "Langsung pada intinya pak David, apa hukuman untuk saya" kataku terus berusaha tenang.

Aku memang dulu menyukainya bahkan tergila gila padanya, tapi jika sifatnya berubah drastis seperti ini aku sedikit was was meski masih ada perasaan untuknya apalagi saat dia menciumku lembut rasanya cintaku padanya semakin bertambah.

David: "Kamu sangat bersemangat sekali Clara" katanya dengan menyunggingkan senyumannya semakin lebar membuat wajahnya semakin tampan di mataku.

David: "Baiklah aku akan memberikan tiga hukuman untukmu Clara, tapi aku hanya akan menyebutkanya satu persatu tidak tiga sekaligus" terangnya mulai terlihat serius.

David :"Jika satu hukuman yang aku sebutkan kamu bisa melaksanakannya dengan benar maka aku akan menyebutkan hukuman berikutnya" lanjutnya dengan masih menjelaskan.

David: "Bagaimana Clara?" tanyanya kini dengan menaikan alis sebelah kirinya.

Pak David tidak mungkin menyuruhku melepas semua bajuku kan, batinku bertanya.

Melliza: "Baiklah asal itu masih dibatas wajar sebuah hukuman saya akan melakukannya" jawabku sedikit was was dengan hukuman yang akan diberikan pak David.

David: "Kamu terlalu berlebihan Clara, tenang ini tidak akan menyiksamu" sahutnya dengan senyuman yang semakin lebar dan karna senyumannya itu pula membuat aku semakin terjaga.

Melliza: "Langsung saja sebutkan hukuman yang pertama" kataku to the point.

David: "Hukuman yang pertama... duduklah di pangkuanku"

Melliza: "APA?!!"

Melliza: "Itu jelas jelas bukan hukuman pak David. Anda jangan menyalah gunakan sebuah kepercayaan dari pak Budiman untuk menjadi peluang anda sendiri pak David" jelasku tidak terima tentang hukuman yang baru saja dia sebutkan.

David: "Terserah apa katamu Clara, itu hukuman yang pertama dariku" katanya seolah tidak perduli dengan perkataanku.

Melliza: "Akan saya laporkan anda pada pak Budiman" kataku hendak keluar pintu.

David: "Satu langkah lagi kamu berani melangkah maka kamu akan menyesal dengan keputusanmu Clara, lagi pula coba kamu pikirkan apa pak Budiman atau dokter yang lain akan percaya pada perkataanmu?"

David: "Perkataan yang muncul dari mulut seorang dokter yang telah membuat masalah tadi pagi sehingga membuat rumah sakit ini gempar karnanya?"

Penjelasannya sesaat menyadarkanku bahwa apa yang pak David katakan ada benarnya. Mana mungkin ada yang percaya dengan perkataanku bahkan Marsya pun pasti tidak akan percaya padaku.

David: "Bukankah kamu menyukaiku?

David: "Apa yang membuatmu ragu untuk duduk di pangkuanku?"

Melliza: "Istri anda dr. David" jawabku dari pertanyaannya.

Pak David memalingkan wajahnya ke arah lain dan menghembuskan nafasnya kasar.

David: "Kamu akan melakukan hukuman yang sudah aku sebutkan atau tidak Clara. Jika tidak keluarlah" katanya dengan wajah datarnya yang kembali semula.

Ada apa dengannya?
Baru tadi dia tersenyum ramah padaku, tapi saat aku menyebutkan tentang istrinya dia menjadi seperti biasanya.
Sebenarnya ada apa dengan hubungan pak David dan istrinya?

Melliza: "Apa hukumannya tidak bisa diganti dengan yang lain pak David?" tanyaku mencoba untuk mendapat toleransi darinya.

David: "Tidak" sahutnya singkat dengan mulai mengamati kertas kertas di atas mejanya lagi.

David: "Jika kamu belum siap untuk melakukan hukumanmu sekarang maka keluarlah" katanya yang masih fokus pada kertas yang sedang iya pegang.

Aku tarik nafas perlahan dan membuangnya, aku langkahkan kakiku perlahan mendekatinya hingga akhirnya kini aku berdiri tepat di sampingnya yang masih fokus pada kertas kertas itu.
Pak David melihat ke arahku yang berdiri di sampingnya.
Dia tersenyum kembali padaku, bahkan wajah suramnya menjadi hilang seketika.

David: "Duduklah" katanya dengan menepuk kedua pahanya.

Aku menatap kedua pahanya dengan begitu teliti.

Benarkah aku akan melakukannya?
Tapi jika tidak sekarang lalu kapan lagi
Menunggu dikeluarkan dari rumah sakit ini?
Oh tidak tidak.
Tidak bisa dibiarkan itu terjadi dalam hidupku.

Aku akhirnya duduk di pangkuannya dengan menyamping dan dengan rasa ragu ragu.

Melliza: "Baiklah hukuman yang kedua?" tanyaku tentang hukuman selanjutnya.

David: "Bukan seperti itu Clara, duduklah menghadap ke arahku"

Apa maksudnya aku harus mengangkanginya? Apa ini tidak terlalu berlebihan?

David: "Apabila kamu masih ragu, lebih baik lain waktu saja Clara, aku sedang tidak ingin bertele tele"

Karna ingin segera selesai dengan semua drama ini, akhirnya ku turuti apa yang menjadi kemauannya.
Aku duduk menghadap padanya dengan jarak yang sangat dekat.
Aku malu, iya aku benar benar malu. Jantungku berdetak lebih cepat lagi dengan posisiku yang sekarang.
Dia menatap mataku dengan senyuman yang menghiasi wajah tampannya.
Kedua tangannya berada di pinggangku mendorongku agar lebih dekat lagi dengan tubuhnya.
Dan tangannya kedua tangannya kini tengah berusaha untuk menuntun tanganku agar bertengger di bahunya.

David: "Ini baru benar Clara" katanya dengan menyingkirkan syal yang berada di leherku.

Aku tersipu malu bercampur emosi hingga tidak sanggup melihat matanya lagi.

David: "Apa kamu sudah melihat karyaku pada lehermu Clara?"

David: "Ini sungguh mengagumkan" katanya dengan menyentuh leherku yang terdapat tanda merah miliknya.

Aku berusaha cuek akan perkataannya agar tidak menambah waktu lama bagiku duduk di pangkuannya.

Melliza: "Lalu apa hukuman yang kedua?" tanyaku masih berada di pangkuannya.

David: "Hukuman yang kedua... berikan bibirku sebuah ciuman yang mesra Clara"

 berikan bibirku sebuah ciuman yang mesra Clara"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dr. ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang