Setelah adegan cium mencium, hisap menghisap, gigit digigit aku berusaha menyibukkan diri agar tidak sendiri lagi.
Ku datangi ruang rawat ibu Reni yang kemarin baru saja telah aku bantu proses persalinan putra pertamanya.Melliza: "Selamat pagi menjelang siang ibu Reni" sapaku pada seorang wanita yang tengah duduk di ranjang rumah sakit dengan menggendong bayi pria yang sangat tampan.
Reni: "Oh. Hai dok selamat pagi juga" sahutnya memberikan balasan.
Melliza: "Hai tampan, apa kamu sudah minum susu?" tanyaku pada bayi itu.
Reni: "Sudah dokter cantik" jawab ibunya menggunakan suara ala anak kecil.
Melliza: "Boleh saya menggendongnya?" tanyaku pada nyonya Reni dengan tangan kiriku yang masih mengelus elus pipi bayi mungil di hadapanku.
Reni: "Tentu saja"
Aku menggendong dan menimang nimang bayi tampan itu dengan penuh kasih sayang.
Melliza: "Bagaimana kondisi anda sekarang. Apakah masih merasakan sakit atau nyeri yang tidak bisa ditahan?" tanyaku yang masih menggendong bayi itu.
Ku lihat ibu Reni seperti menahan senyumnya dengan menutup mulutnya menggunakan punggung tangannya setelah melihat ke arahku.
Melliza: "Anda kenapa?"
Melliza: "Apa ada yang lucu dari pertanyaan saya?" tanyaku terheran dengan tingkah salah satu pasienku.
Reni: "Tidak tidak, semuanya baik baik saja dok" jawabnya masih sedikit menahan senyumnya.
Melliza: "Baiklah kalau begitu saya permisi masih ada urusan lain yang harus saya urus" pamitku pada sang ibu.
Melliza: "Dokter pergi dulu ya pangeran kecilnya mamah Reni" kataku dengan menyerahkan bayi itu pada ibunya.
Reni: "Tunggu dr. Melliza!"
Melliza: "Ya, kenapa?" tanyaku membalikkan badan saat aku hendak pergi meninggalkannya.
Reni: "Ini" ucapnya dengan menyerahkan suatu benda.
Melliza: "Hah! Untuk apa syal ini?" tanyaku aneh dengan melihat syal berwarna kuning yang kini berada di tanganku.
Dia tersenyum dan terus menahan tawanya, dan karna itu aku menjadi semakin terheran heran dan penasaran olehnya.
Reni: "Pakai saja , ini untuk dr. Melliza hitung hitung ucapan terima kasih dari saya untuk semua bantuan dr. Melliza terhadap saya dan Kazriel"
Aku yang merasa tidak enak hati pun akhirnya menerimanya walau masih ada rasa aneh mengapa aku diberi syal olehnya.
Tidak lupa pula aku ucapkan terima kasih sebelum akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari ruangan itu.Melliza: "Aneh" gerutuku.
Melliza: "Ada apa dengan orang orang hari ini. Mengapa setiap aku berpapasan dengan beberapa orang mereka selalu memperhatikanku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dr. Clara
Romance• 21+++ • Adult • Mature Content Seorang dokter muda berparas cantik, memiliki bentuk tubuh yang sempurna dan menjadi pujaan bagi kaum para pria tidak disangka telah menaruh hati pada seorang pria yang telah beristri dengan usia yang terlampau cuku...