Tergigit

22.2K 317 9
                                    

Selesainya mandi dan telah mengenakan piyama tidur, aku jatuhkan tubuhku tengkurap di ranjang sedang yang berada di kamar apartemenku.
Membenamkan wajahku disalah satu bantal, mataku terpejam dan seketika munculah bayangan wajah seorang pria yang belum lama ini membuatku terkena serangan jantung dadakan.

Aku mencintaimu Clara

Sebuah kalimat singkat yang mampu menerbangkanku menuju langit ke tujuh.
Aku tersenyum kembali mengingat hal itu kemudian menendang nendang kasurku seolah tak percaya dengan kejadian tadi sore yang baru aku lewati.

Aku balikkan tubuhku terlentang menghadap langit langit kamarku, aku sentuh kembali bibirku dan senyuman itu kembali lagi menghiasi wajahku tatkala ingatan itu kembali hadir menyertai rasa gundahku kali ini.

~Flashback on~

Mataku mengerjap ngerjap beberapa kali merasakan sebuah benda kenyal dan lembut yang menempel di bibir tipisku.
Dan karna sentuhan lembut itu, reflek aku langsung mendorong dada bidang yang sangat lebar di hadapanku.

"Aku mencintaimu Clara" bisiknya lirih yang masih berada di hadapanku.

Mataku membulat bukan main mendengar perkataannya.

Clara?

Jadi pesan whatsapp yang semalam itu dari pak David?

Pak David tersenyum padaku, tatapan matanya lembut tidak seperti biasanya yang sangat garang.
Aku terhipnotis olehnya hingga tanpaku sadari tubuhku telah terkunci olehnya. Telapak tangan kanannya yang kekar dan jauh lebih besar dari telapak tanganku memeluk pinggangku erat kemudian tangan kirinya menarik tengkuk leher belakangku dan mendorongnya agar wajahku lebih naik dan lebih dekat lagi dengan wajahnya.
Aku masih diam dan menatap wajahnya yang untuk pertama kalinya aku bisa melihat wajah pak David dari jarak yang bahkan cuma tinggal beberapa centi lagi.

Pak David perlahan menutup kedua matanya merasakan sensasinya sendiri.
Kemudia dia menciumku, menghisap bibir bawah dan atasku bergantian. Lidahnya yang panas bergerak keluar mencari celah diantara kedua bibirku yang masih tertutup rapat.
Aku tidak tahu sungguh, karna ini adalah hal pertama bagiku.
Karna ini adalah ciuman pertamaku dengan seorang pria.

Akan tetapi saat sensasi aneh sedang aku rasakan, tiba tiba pak David melepas ciumannya dan menatap kedua mataku dengan penuh kelembutan.

David: "Buka mulutmu Clara"

Tanpa pikir panjang aku membuka mulutku sedikit, dan karna itu pak David pun menyambar bibirku kembali.
Menciumnya bahkan melumatnya dan lidahnya langsung masuk dengan liarnya di dalam mulutku.

"Emhh.."

Lidahnya panas tapi terdapat rasa manis di dalamnya yang dapat aku rasakan.

Pak David terus menggerakkan lidahnya di dalam sana, membelit lidahku dan menekan lebih dalam lagi kepalaku agar ciuman kami semakin dalam.
Pelukannya semakin erat membuat tubuh kami saling berdekatan tidak ada jarak lagi diantara kami.

Ku pejamkan mataku dalam dalam, kurasan nafasnya yang memburu panas di pipiku. Bahkan aku bisa merasakan bahwa jantungku berdetak berkali kali lebih cepat dari biasanya.
Ku remas kaos yang digunakan olehnya di bagian perut untuk menyalurkan semua rasa yang sedang aku alami saat ini.

Perlahan dia mendorongku hingga menempel pada salah satu dinding rumahnya tanpa melepas ciuman kami.
Cukup lama itu semua berlangsung hingga akhirnya aku tersadar. Aku tersadar akan seorang wanita yang berstatus sebagai istrinya, aku tersadar bahwa yang kini kita lakukan berdua adalah salah.

Aku dorong badannya sekuat tenaga dengan sisa sisa nafasku yang masih berada.
Aku lari ke arah luar dan masuk ke dalam mobilku dengan sangat terburu buru.
Di dalam mobil aku masih diam mengatur nafas dan jantungku yang sangat tidak beraturan.

Dr. ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang