Because Love You

16.3K 312 4
                                    

"Sebentar lagi yah, aku masih mengantuk pak David" kataku ndusel ndusel di dadanya yang cukup lebar.

"Kamu lupa Clara semalam aku bilang apa" pria itu mengelus rambutku lembut.

"Bilang apa yaaah. Kok aku lupa" jawabku polos dengan mendongak melihat ke arahnya.

David: "Dasar kamu ini ya cantik cantik tapi sudah pikun" sahutnya sembari memencet dan menarik hidungku.

Melliza: "Aww... iya deh iya. Iya mas David iyaaa"

~Flashback on~

Aku yang sudah berada di dalam mobil terdiam seketika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku yang sudah berada di dalam mobil terdiam seketika.
Merasakan sakitnya saat mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh pak David terhadap diriku.

Entah mendapat keberanian dari mana, tiba tiba aku keluar dari mobil dan berjalan masuk kembali ke dalam rumah pak David.
Ku lihat pak David masih duduk diam di sofa yang tadi, memperhatikan buku yang berada di atas meja dari kejauhan.
Pandangannya kemudian beralih padaku yang sedang berjalan ke arahnya.

Tidak tahu lagi dimana Melliza yang awalnya kekeh ingin pergi menjauh dan tidak ingin menjadi kekasih dari seorang pria yang telah beristri, kini malah aku sedang berjalan ke arahnya dan berdiri tepat di hadapannya yang sedang duduk.

Seakan kehilangan akal.
Akalku menolak untuk melakukan ini tapi perasaanku terus mendorongku untuk mendekat padanya.

Ku bungkukkan badanku ke arahnya, tangan kiriku memegangi bahu kananya, dan seketika aku menciumnya.
Untuk pertama kalinya aku sendiri yang berinisiatif melakukannya.

Ku ciumi bibirnya, merasakan setiap kekenyalan yang terdapat disana.
Perlahan mataku terpejam karna terbawa suasana, terus ku nikmati bibir pak David yang lumayan tebal itu dengan penuh perasaan.
Tidak ada balasan dari pak David, akhirnya tangan kananku menarik tengkuknya agar ciuman kami semakin dalam.

Tak kunjung mendapatkan balasan dari pak David, perlahan ku buka kedua mataku dengan masih menghisap bibirnya bergantian.
Kedua mata pak David menatap datar mataku seperti tidak menikmati perlakuan manisku.

Dan entah aku ini kesambet dedemit genit dari mana, sehingga dengan beraninya aku naik ke atas pangkuannya.
Padahal kini aku sedang menggunakan rok pensil.
Dan karna merasa sulit untuk duduk yang disebabkan oleh rok ku yang super ketat, aku pun menaikkan rok ku sedikit ke atas dan aku pun duduk mengangkang di pangkuannya dengan masih menciumnya.

Aku terus melumat bibirnya bergantian meski tidak ada respon darinya.
Kedua tangannya ku tuntun agar melingkar di pinggangku.
Sesaat, ku lepaskan ciumanku padanya untuk mengambil nafas. Saat aku hendak menciumnya kembali dengan menarik dagunya agar mulutnya dapat sedikit terbuka dan lidahku bisa masuk ke dalamnya, kegiatanku terhentikan karna perkataannya.

David: "Apa maksudnya ini dr. Melliza?"

David: "Apakah ini sebuah ciuman perpisahan?" tanyanya datar.

Dr. ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang