Selesainya rapat, aku langsung bertolak arah ruanganku dengan amarah yang meluap luap nafas yang menggebu gebu dan ingin rasanya mengamuk meluapkan semua yang ada di dalam hatiku.
Aku terus langkahkan kakiku menuju ruangan seseorang yang sedang mencari ribut denganku. Aku terus melangkah dengan kaki jenjangku melewati ruangan demi ruangan disetiap lorong yang aku lewati.
"Kamu mau kemana?" perkataan seseorang yang seketika memberhentikan langkahku karna aku tahu siapa pemilik suara itu.
Melliza: "Marsya? Aku mau ke ruangan pak David" jawabku.
Marsya: "Mau apa?"
Beginilah Marsya.
Sifat keponya terlalu besar, hampir tidak ada yang bisa aku sembunyikan darinya kecuali tentang pak David.Mau jawab apa ini aku?
Masa iya aku jawab mau melabrak pak David, batinku masih berfikir mencari alasan lain.Marsya: "Mau minta hukumannya pak David yah?"
Aku tersenyum mendengarkan pertanyaannya, ternyata aku tidak perlu bersusah susah mencari alasan di depan Marsya karna dirinya sendiri telah memberikan solusi suatu jawaban dari pertanyaanya.
Melliza: "Eh iya, kamu kok tahu sih Sya"
Marsya: "Ya sudah sana gih, aku doakan semoga pak David memberikan hukuman yang berat untukmu agar kamu jera dan tidak akan mengulanginya lagi" katanya dengan sedikit menekan perkataannya yang sedikit menyindirku.
Melliza: "Kamu teman aku bukan sih Sya. Kok jahat begitu?" tanyaku dengan ekspresi super sedih yang dibuat buat.
Marsya: "Bukan!" jawabnya ketus yang membuat hatiku sakit bukan main.
Melliza: "TEGA!"
Marsya: "Ok deh ok... Aku maafin kamu, tapi jangan ulangi lagi ya kalau sampai terjadi lagi aku wajib tahu siapa pria itu"
Marsya: "Kamu mengerti Elliza?" katanya dengan mengancamku dan ku balas dengan anggukan kepala super cepat dan juga jari kelingking kanan yang mengacung ke atas menandakan aku berjanji padanya.
Marsya: "Ya sudah sana katanya mau ke ruangan pak David, nanti keburu pak David ada jam praktek loh" katanya mengingatkanku.
Aku mengangguk kembali dan akan meninggalkannya, tapi baru satu langkah tiba tiba aku tersadar.
Bila aku datang sendirian mungkin pak David akan menggigit leherku kembali.
Ga!
Aku harus membawa bodyguard,batinku.Aku tengok balik, masih ada Marsya yang masih berdiri memandangiku di tempat yang sama.
Marsya: "Loh kenapa. Tidak jadi?" tanyanya terheran karna aku kembali mendekatinya.
Aku menarik tangannya tanpa meminta persetujuannya terlebih dulu.
Melliza: "Temani aku" kataku dengan menarik tangannya tangannya secara paksa.
Marsya: "Lah memangnya kamu tidak berani sendiri?"
Marsya: "Biasanya juga keluar masuk ruangannya pak David bawakan makanan untuknya"
Lah iya kalau pak David masih seperti kemarin kemarin, pak David yang sekarang itu ganas.
Aku tidak bisa bertemu dengannya bila hanya sendiri batinku.Melliza: "Ini kasusnya berbeda" alasanku agar Marsya percaya dan mau menemaniku datang ke ruangannya.
Marsya: "Ok aku temani tapi jangan lama yah, sebentar lagi aku ada pasien mau konsultasi"
Melliza: "Iya iya tidak akan lama" jawabku meyakinkannya dengan tetap menarik tangannya.
🍂🍂🍂
KAMU SEDANG MEMBACA
Dr. Clara
Romance• 21+++ • Adult • Mature Content Seorang dokter muda berparas cantik, memiliki bentuk tubuh yang sempurna dan menjadi pujaan bagi kaum para pria tidak disangka telah menaruh hati pada seorang pria yang telah beristri dengan usia yang terlampau cuku...