Sakit

19.5K 281 4
                                    

"Gimana Za, hukumanmu sudah selesai?"

Kalimat pertama yang Marsya lontarkan saat kita berdua sedang berjalan menuju kantin rumah sakit untuk makan siang.

Melliza: "Sdah dong, Melliza gitu loh" jawabku menyombongkan diri.

Marsya: "Waaah hebat ya pak David, seorang Melliza Clara yang terkenal dikampus tidak pernah mencatat bisa rekor menulis peraturan rumah sakit ini yang ketebalannya mengalahkan kamus bahasa suatu negara"

Melliza: "Kamu tidak tahu seberapa menderitanya aku melaksanakan hukuman itu, lihat ini" kataku mengangkat tangan kananku yang sudah semakin bengkak dan membesar.

Marsya: "Itu tangan apa kaki gajah buuu" ledeknya dengan menertawaiku.

Aku diam tidak membalas ledakan Marsya dan memilih duduk disalah satu tempat duduk yang sudah tersedia di kantin rumah sakit ini.

Marsya: "Kamu yakin Za hanya makan salad, memangnya kenyang?" tanyanya melihatku yang tengah memakan semangkuk salad berukuran sedang.

Melliza: "Hmmm" jawabku berdehem karna mulutku penuh terisi oleh makanan.

Aku memang wanita yang vegetarian, lebih sering memakan buah dan sayur sayuran tanpa didampingi nasi, terlebih lagi nasi putih yang memiliki kadar karbohidrat tinggi yang bisa membuatku gemuk kapan saja.
Meski dalam silsilah keluargaku tidak memiliki gender gendut namun tetap saja aku selalu mengatur pola makanku dengan benar.

Ting!

Ponselku yang berada di atas meja berbunyi menandakan ada pesan whatsapp yang baru saja masuk dari Mamas.

"Clara.. mas kangen sama kamu, sekarang kamu datang ke ruangan mas ya" sebuah kalimat yang tertera dari pesan yang tidak lain adalah mas David.

Melliza: "Aku lagi makan mas, nanti ya" send.

David: "Kalau begitu biar mas yang kesitu" pesan balasannya.

Mana bisa seperti itu, bagaimana jika Marsya nanti tahu akan hubunganku dengan mas David?
Bisa bisa gigiku rontok dicabuti semua sama dia, batinku melirik ke arah teman baikku.

Melliza: "Jangan. Iya ini aku ke ruangan mas sekarang" send.

Marsya: "Pesan dari siapa Za. Kok kamu kelihatannya aneh begitu mukanya"

Aku tidak menghiraukan pertanyaanya.
Aku langsung berdiri dan hendak meninggalkannya sendiri.

Melliza: "Aku balik duluan ya Sya" pamitku setelah meletakan uang di atas meja.

Marsya: "Loh makananmu belum habis Elliza!" dia meneriakiku yang sudah berjalan meninggalkannya sendiri.

Aduh mas David ini kenapa sih, baru tadi pagi ketemu sekarang sudah bilang kangen.
Gimana nanti kalau aku berpapasan dengan dokter lain apa yang harus aku jawab, batinku disetiap langkahku.

Sesampainya di ruangan mas David, aku tidak melihat sosoknya yang aku kenali.

Melliza: "Mas?" panggilku mencarinya.

Melliza: "Mas David?" kataku terus berjalan mencari keberadaannya.

Ku buka pintu kamar mandi yang sedikit terbuka dan...

"Aaaaaaaaaa....

David: "Clara! Clara! Tenang lah" katanya dengan memakai kembali celananya karna mas David baru selesai buang air kecil.

David: "Kamu ini kenapa teriak teriak. Kalau nanti ada yang dengar terus masuk bagaimana?"

Melliza: "Ya habis mas David ke kamar mandi kenapa tidak dikunci atau ditutup pintunya?" omelku sedikit cemberut padanya.

Dr. ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang