"BUNDAA TASNYA EVA DIMANA?"
Teriakan menggema dari lantai atas terdengar sampai teras rumah.Terlihat gadis berjilbab pink turun dari tangga sambil celingak-celinguk macam orang bingung.
"Ya Allah Eva, masih pagi juga udah triak-triak, kan nggak enak di dengar tetangga sayang,". Jawab wanita paruh baya yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan, saat gadis berjilbab pink menghampiri dengan muka di tekuk.
"Bunda, tasnya Eva yang warna pink dimana? Kemaren kan masih ada di atas meja belajarnya Eva,masa tasnya bisa jalan sendiri sih?" Jawab gadis berjilbab pink tanpa mempedulikan nasehat sang bunda. Berfikir sambil menggaruk jilbab nya.
"Ya mana bunda tahu sayang, kan yang pakek juga Eva sendiri, coba cari di kamarnya__".
Belum sempat sang bunda selesai bicara tersengar teriakan dari ambang pintu menuju dapur.
"BUNDA, SEPATU EVI YANG WARNA BIRU DIMANA?" Terlihat gadis satu lagi dengan jilbab warna biru muda berlari kecil ke arah sang bunda dan langsung mengayunkan tangan bundanya macam bocah yang pengin di belikan mainan.
"Ya Allah Evi, baru juga bunda nasehati si Eva jangan teriak-teriak kan nggak enak sama tetangga, sayangnya bunda,"
Jawab si bunda dengan gemas sambil melirik Eva dan Evi bergantian."Kemarin kan Evi taro di balik pintu depan, terus Evi tinggalin gitu aja di situ kan, terus paginya Evi lihatin lagi kok nggak ada? Apa jangan-jangan sepatu Evi di curi lagi bunda?!" Jawab si gadis berjilbab biru muda itu tanpa peduli nasehat bunda seperti saudarannya itu, sambil mendongok melirik kanan kiri sedang berfikir.
"Sini duduk dulu ya sayang,". Jawab bunda dengan menggiring Evi duduk di sebelah Eva. Sedangkan Eva dari tadi hanya memandang bingung pada saudara kembarnya dan bunda dengan mata berkedip kedip.
"Nih ya, Eva mungkin lupa nyimpan tas pink nya di kamar Evi, kan Eva suka lupa sama letak kamar Eva sendiri kan? Sedangkan Evi, sepatu biru Evi udah bunda taro di rak sepatu belakang dekat pintu, makannya jangan ceroboh ya Evi sayang, kan bunda udah bilangin tiap hari 'jangan taro sepatu di sembarangan tempat' tapi Evi malah lupa juga sama nasehat bunda, dan juga Eva, kan bunda udah sering ingetin kalo kamar Eva yang di sebelah kiri bukan di sebelah kanan?"
Nasehat dan wejangan di pagi hari selalu sang bunda berikan pada dua anak gadisnya, Reva Aurina Syafa dan Revi Aurini Syafi. Adik dari Radit Aditya Khalif mereka ber tiga anak dari pasangan Arin Sabil dan Robi Khalif.
Gadis ber umur 20 tahun itu hanya nyengir sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal.
"Maaf bunda". Jawab ke duannya kompak.
"Lupaa" Tambahnya lagi dengan kompak.
"Iya bunda maafin, sekarang sarapan dulu, nanti di cari bareng-bareng tas sama sepatunya ya?"
"Wah wah, kayaknya ada drama lagi nih di hari senen pagi yang cerah ini"
Seorang pria paruh baya dengan stelan jas hitam berseru sambil menarik kursi di samping sang istri -- Arin Sabil --. Dia adalah --Robi Khalif-- sang papa dari si kembar."Alhamdulillah pa, rumah selalu ramai sama anak gadis kita, oh iya si Radit mana pah?" Jawab bunda dengan menyendokkan nasi di piring sang suami.
"Si Radit lagi cuci mobil di teras depan, paling juga bentar lagi kesini, dia kan nggak tahan kalo udah mencium bau nasi goreng bunda". Sang papa menjelaskan dan di tambahi dengan kedipan sebelah mata pada sang istri.
"Pagi everybody!! Pagi juga sarapan nasgor bunda Arin yang cantik"
Datanglah sang kakak dari si kembar dengan gaya sok YouTubeer, dia adalah --Radit Aditya Khalif--.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVA Dan REVI [END]
Teen FictionAssalamu'alaikum.. Sebelum baca di mohon untuk follow akun wattpad author ya>_< Okh, cerita ini menceritakan kehidupan si twins yang penuh dengan drama. awokawok. Dimana Reva&Revi ini adalah saudara kembar yang sifat dan segalannya hampir sama, sa...