34.

384 30 0
                                    

Kegaduhan terjadi di dalam sebuah rumah yang terdapat 4 orang yang menghuninya.

Suara sholawat milik Nissa Sabyan pun juga mendominasi di antara kegaduhan yang sedang terjadi.

Suara tawa, suara cekikian, suara tangisan pun juga terdengar di telinga tetangga.

"Oh ya jamalu ya jamaluu. Oh ya jamalu ya jamaluu"

"Mas! tolong kecilin volume sholawatnya!" Teriakan Eva yang sedang berada di dapur.

"Joni!! Kecilin dikit tuh suaranya. Bini gue yang suruh" Fariz menimpuk Joni dengan mainan milik Sesya yang sedang asyik berduet dengan Nissa Sabyan.

"Oohh ya jamaa__"

Pluk!

"Wooy! Maen timpuk aja nih muka ganteng gue!" Joni memungut mainan Sesya dan kembali melemparkan ke arah Fariz.

Sesya yang merasa kegaduhan terjadi di sekitarnya menangis kencang. Tadinya Sesya sedang tidur di box bayi yang sengaja di beli Fariz untuk di tempatkan di ruang televisi, agar mempermudah Eva menenangkan Sesya apabila sedang di tinggal masak malah menangis.

Huwa! Huwa!

"Tuh! Anak gue jadi nangis gara-gara denger suara lo nyanyi!" Fariz beranjak dari duduknya menuju box bayi Sesya.

Niat hati ingin bermanja dengan keluarga tercinta. Eh, malah datang manusia yang mengundang kegaduhan macam Joni.

"Kan ini sholawat, bego!"

"Bicaranya di saring, Mas!" Fariz melotot kearah Joni.

Joni hanya terkekeh mendapat teguran dari sahabat karibnya itu.

"Mendingan, yang nyanyi si Nissa aja. Lo kagak usah nyanyi, malah bikin si Nissa nya bingung" Fariz berkata dengan sesekali menenangkan Sesya yang masih menangis dalam gendongan Fariz.

"Woah! Lo bisa juga nglawak, ya!" Joni mencomot kue kering di dalam toples dan langsung melahapnya. Dengan kaki yang dinaikkan di atas kaki satunya.

"Lo kenapa weekend begini kerumah gue? Gue tuh lagi pengin bermanja dengan Eva di rumah" Fariz menoleh kearah Joni. "Tanpa adanya pengganggu" Lanjutnya.

Joni yang mendengar sindiran Fariz seketika langsung tersenyum lebar. Dia baru teringat tujuannya datang kerumah Fariz.

Fariz malah mengerutkan keningnya bingung dengan tingkah Joni.

Joni beranjak dari duduknya dan menghampiri Sesya yang sudah anteng di dalam box bayinya.

"Hai dedek SesyaYang! Sesya bakal punya Aunty baru! Auntynya cantik kayak Mami nya Sesya!"

Plak!

"Wadaww!" Joni mengelus pundaknya yang terkena tampolan dari Fariz.
"Lo cemburu, ya?"

"Bicaranya yang bener kalo di depan anak kecil!"

"Lah. Itu juga bener! Calon gue cantik kayak Eva. Bukan ganteng kayak, lo!" Bela Joni.

"To the point! Maksud lo apaan? Lo bakal nikah di waktu dekat ini?" Tanya Fariz.

"Ho'oh! Eh. Kok lo kesanya biasa aja sih? Kagak kaget gitu, denger gue bakal nikah?"

"Eva dan Mas Fariz udah tau dari Sofiah" Tiba-tiba Eva sudah datang dengan membawa dua cangkir kopi yang berada di atas nampan.

"Hah?" Joni memandang Eva dengan terkejut.

"Lo kagak kepikiran kalo Sofiah bakalan cerita sama bini gue? Kan Eva sahabatan sama si Sofiah. Makanya kita udah tau duluan" Jawab Fariz menjelaskan kebingungan di wajah Joni.

"Kata Sofiah, Mas Joni kemarin dateng kerumah nya Sofiah buat ngelamar Sofiah. Awalnya Eva nggak percaya sama omongan Sofiah. Tapi setelah di ceritain sama Sofiah, kalo Mas Joni diem-diem cari tau tentang Sofiah, terus Mas Joni juga cinta sama Sofiah, Eva jadi percaya"

Penjelasan Eva yang panjang kali lebar di tambah tinggi di kali luas. Yang kelewat jujur itu membuat wajah Joni memerah karena malu.

"Nggak usah blushing juga kalik!" Semprot Fariz. Fariz geli dengan tingkah Joni yang seperti perempuan.

"Ekhem! Iya, Eva. Saya udah cinta sama Sofiah dari awal pertemuan waktu di acara syukuran kehamilan mu" Jelas Joni.

Eva hanya mengangguk. Dia sudah tau kalau Joni memiliki rasa dengan sahabat nya itu. Kelihatan dari tatapan Joni yang berbeda sejak melihat Sofiah.

Sesya yang berada di pangkuan Eva tertawa melihat wajah Joni. Entah apa yang di tertawakan. Namanya juga anak kecil.

Oh iya. Sesya Arafa sudah berumur 1 tahun 3 bulan. Jadi, anak Evi dan Fasha juga sama.

"Eh! Dek Sesya suka lihat wajah Om Joni, ya?" Tanya Joni dengan senyum lebar. Dia kepedean dengan wajah yang katanya tampan itu.

"Heh! Sesya ketawa bukan karena wajah lo yang ganteng. Sesya ketawa karena di atas bibir lo ada kopinya" Suara yang tiba-tiba datang dari arah pintu masuk rumah Fariz.

Semua orang yang sedang duduk di ruang televisi itu menoleh serempak kearah sumber suara.

"Loh? Bang Radit kapan dateng? Kok nggak salam? Eehh, ponakan aunty juga ikut? Sini Mba Mawar. Duduk disebelah Eva" Crocos Eva bak kereta api.

"Assalamualaikum semuanya! Iya, Eva" Jawab Mawar.

Ya. Yang datang adalah Radit, Mawar, dan anak pertama Radit yang bernama Rakanda Bian Khalif. Putra pertama Radit masih berumur 4 bulan.

"Apa iya, sih?" Joni mengambil handphone nya untuk mengaca. "Wahh iya, nih. Matanya Bang Radit awas banget!"

Radit berjalan melewati Joni dengan lagak songongnya.

Mawar dan Fariz hanya geleng kepala melihat tingkah abadi Radit yang masih sama, yaitu bar-bar.

"Raka udah boleh makan biskuit belum, Mba?" Tanya Eva.

"Boleh, tapi yang teksturnya lembut" Jawab Mawar.

"Abang datang kesini buat ngundang kalian ke acara keluarga besar Papah Robi. Evi dan Fasha sudah Abang datangi tadi, terus baru kerumah kalian" Terang Radit.

Eva memandang Radit dengan tatapan senang tiada tara. Eva dan Evi memang sudah lama tidak bertemu, lantaran kesibukan masing-masing mengurus anak.

"Pastinya datang, dong Bang!" Jawab Fariz dengan senyum hangat.

"Haruzz. Kamu tuh selalu sibuk dinas bareng si Jomblo Joni. Makanya Abang datangi rumah kamu biar bicara secara langsung" Perkataan Radit membuat Joni langsung duduk dengan tegak.

"Maaf, Bapak Radit yang terhormat. Saya, Bripda Joni Evendi sudah akan melepaskan masa lajangnya" Joni berkata dengan tegas seakan sedang berbicara dengan atasannya.

Radit menoleh kearah Joni dengan terkejut, begitu juga dengan Mawar.

"Iya, Bang. Mas Joni akan nikah sama Sofiah" Eva menjelaskan.

Radit dan Mawar yang awalnya terkejut langsung menormalkan raut wajahnya. Mereka sudah padam. Dari tatapan Joni kepada Sofiah, semua orang juga akan langsung tau, bahwa Polisi Joni memiliki rasa kepada Sofiah.

***
Assalamualaikum..

Holaaa, aku kembali lagi dalam part spesial bonus..

Maaf ya, aku selipin kehidupan si Joni di partnya Eva dan Fariz..

Maafin juga kalau part kali ini nggak asyik, atau nggak nyambung, karena pada dasarnya aku masih belajar di sini..

Ada yang berkenan memberikan krisar? Silahkan..

See you next part lagi..

Aku masih belum puas nyeritain betapa gemoynya anak Eva dan Evi>_<

Jazakallah khairon katsiron..

Wassalamualaikum..

Kebumen, 26 November 2020.

REVA Dan REVI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang