Assalamualaikum,
Mohon dukungannya ya ukhty, dengan cara vote and comment. Bacanya di hayati ya, biar lebih enak aja >_<.*°*°*
Sudah satu minggu berlalu sejak Fasha menceritakan seseorang yang telah mencuri hatinya pada sang Ibu.
Sejak itu juga dia mulai berfikir bagaimana kelanjutan rencana yang dia miliki untuk menghalalkan seseorang itu.
Fasha sudah tau bagaimana latar belakang keluarga dari sang perempuan. Dia jadi berfikir dua kali antara lanjut dengan mengungkapkan niat baiknya pada sang Bapak si perempuan, atau mundur alon-alon karena status sosial yang berbeda.
"Woy!! Ngelamun aje, ntar kesambet lo!" Sembur teman Fasha, Dimas.
Yups, Fasha sedang berada di kantor dia bekerja setelah selesai mengajar.
"Aish, apaan sih ngelamun juga nggak kok" Elak Fasha.
"Bro, kalo ada masalah mending cerita aja ke gue, siapa tau gue bisa bantu atau sekedar memberi saran. Kita tuh udah temenan semenjak lo kerja di kantor ini."
"Huft, gue cuma lagi bingung Dim. Kalo menurut lo nih ya, misalnya lo ada niat baik ama cewek, tapi karena kendala status sosial, lo bakal tetep maju apa mundur aja?"
"Menurut gue sih ya, maju aja dulu, kan lo juga belum tau kalo belum coba. 'Jangan bilang sulit kalo belum mencobanya' begitu quotes yang sering gue baca di instagram."
"Thanks bro, atas sarannya dan mau dengerin cerita gue"
"Biasa aja kalik, emang kayak ame siape, kan lo udah gue anggep kaya sodara gue bro!" Dimas menepuk pundak Fasha.
Fasha tersenyum dan mengangguk. Setelahnya dia dan Dimas beranjak dari meja kantin kantor menuju ruangan mereka bekerja.
Selama di perjalanan menuju ruangan staf pemasaran, banyak para karyawati yang mengagumi sosok Fasha Ardiansyah. Walaupun dia karyawan biasa tapi karena keramahan dan sifatnya yang humble, Fasha terkenal di kalangan karyawan karyawati.
*°*°*
"Evi, Evi kenapa sih? Dari tadi bengong mulu, lagi mikirin apa? Jangan ngelamun ah! Eva takut lihat Evi kayak gitu Evi!! Ev__"
"Apasih Eva? Evi nggak ngelamun kok, cuma lagi mikir aja, lagi meratapi nasibnya Evi sendiri" Kata Evi dengan wajah cemberut. Sekarang mereka berdua sedang berada di taman belakang rumah, untuk melihat senja.
"Emang lagi meratapi nasib apa sih Evi ku sayang?" Tanya Eva dengan memeluk Evi dari samping.
Eva dan Evi sering menghabiskan waktu menjelang maghrib di belakang rumah untuk melihat senja, atau kadang mengerjakan tugas kuliah bersama Sofiah juga.
"Evi sedih kalo Eva nikah, soalnya Evi nanti jadi sendirian" Evi juga balas memeluk Eva, dengan menggumam di cekuk leher Eva yang tertutup jilbab abu-abu.
"Kan di rumah ada Bunda, Papah, dan Abang Radit. Eva juga kalo udah nikah pasti juga bakal sering di tinggal dinas mas Fariz nantinya, jadi daripada sendiri di rumahnya mas Fariz, kan mending sering ke rumah Bunda"
Evi melepas pelukannya dari Eva, dan menatap Eva dengan mata besarnya yang berbinar-binar.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVA Dan REVI [END]
Teen FictionAssalamu'alaikum.. Sebelum baca di mohon untuk follow akun wattpad author ya>_< Okh, cerita ini menceritakan kehidupan si twins yang penuh dengan drama. awokawok. Dimana Reva&Revi ini adalah saudara kembar yang sifat dan segalannya hampir sama, sa...