20.

373 41 1
                                    

Fasha tak tahu kenapa setelah pulang dari rumah mertuanya, Evi menjadi bertingkah aneh. Ya. Seperti saat ini, Evi tiba-tiba saja bersikap positif pada Fasha.

"Pokoknya, Mas gak boleh keluar rumah dulu!" Itulah kata-kata yang dari tadi keluar dari mulut Evi.

"Emangnya kenapa sih, sayang?" Tanya Fasha jengah.

"Mas tau nggak? Ka__"

"Nggak"

"Iihh belum selesai ngomongnya, juga!" Evi semakin kesal dengan sikap Fasha yang enatah mengapa menjadi nyebelin menurut Evi.

"Ya udah, lanjut" Fasha pun pasrah.

"Mas tau nggak? Mba Rara itu kayak suka sama Mas Fasha! Evi lihat dari tatapan matanya ketika lihat Mas kemarin pas pulang dari rumah Bunda" Penjelasan Evi malah membuat Fasha heran.

Dimana Evi yang polos? Kok tahu tentang tatap-tatapan mata segala?

"Evi kemarin di kasih tau sama Sopiah!" Evi menjawab seakan tahu isi pikiran Fasha.

Fasha memandang mata Evi dengan serius.

"Evi lihat nggak di mata Mas itu ada apa?" Tanya Fasha memegang kedua pundak Evi agar mata Evi menatap Fasha.

"Ada item-item bulet" Jawab Evi dengan terus memandang bola mata Fasha.

"Bukan. Tapi cinta Mas Fasha hanya untuk Evi, bukan Rara. Paham? Evi jangan khawatir kalo Mas akan berpaling dari Evi. Biarkan wanita lain memandang Mas suka. Tapi Mas tidak suka sama mereka. Yang Mas suka hanya Evi seorang" Jelas Fasha panjang kali lebar.

Evi mengerjapkan matanya seakan sedang mencerna kata-kata yang Fasha ucapkan di otak pintarnya.

"Kata Sopiah, kalo ada laki-laki sedang bicara tentang kata-kata cinta itu berarti lagi gombal" Evi mengangguk-anggukkan kepalanya. Fasha yang masih menatap Evi malah heran dengan gumaman Evi. "Mas lagi gombal, ya?" Evi menunjuk jidat Fasha.

"Mas, nggak gombal. Ini serius, sayang"
Fasha menurunkan telunjuk mungil Evi dari jidatnya.

Evi hanya mengangguk dan percaya dengan ucapan Fasha.

"Mas, mau ke rumah Dimas dulu, ya? Mau ambil barang-barang punya Mas yang di bawa pulang Dimas dari kantor"

"Boleh. Tapi jangan lirik-lirik rumahnya Mba Rara. Awas aja, kalo Evi lihat Mas lagi senyum ke arah Mba Rara" Syarat Evi yang membuat Fasha gemas.

"Senyum kan ibadah, sayang" Balas Fasha.

"Tapi selain sama Mba Rara" Evi memalingkan muka tak suka.

"Berarti kalo sama tante-tante yang lagi di posyandu, boleh?" Fasha menaik-turunkan alisnya.

Pernah waktu Evi dan Fasha sedang lewat depan posyandu yang isinya tante-tante juga ibu-ibu, ada salah satu janda muda yang menyapa Fasha dengan genit. Tentu saja membuat Evi geli sendiri.

"Sama itu juga nggak boleh" Jawab Evi final.

"Ya udah, deh" Fasha beranjak dari atas kasur untuk memakai jaketnya.

Belum sempat retsleting jaket samapi ke atas, suara yang berasal dari Evi membuat Fasha melihat Evi heran dan khawatir.

"Hoek! Em-hoek!" Evi seakan merasa mual dan menutup mulutnya sendiri dengan telapak tangannya.

Fasha mendekat dengan wajah cemas.

"Kenapa sayang?"

"Perut Evi kayak lagi demo. Rasanya enek ngg- hoek! Nggak enak hoek!" Evi langsung berlari menubruk badan Fasha yang sedang jongkok di depan Evi, tadi.

Fasha terjengkang ke belakang.

"Astaghfirullah! Untung istri"

Fasha beranjak dan mengikuti Evi yang berlari ke kamar mandi. Fasha tak sengaja berpapasan dengan sang Ibu yang baru keluar dari dapur.

"Evi kenapa, Nak?" Tanya Ibu khawatir. "Masuk angin ya, gara-gara kemarin ke rumah Bundanya naik motor?"

"Nggak tahu, Bu. Mungkin iya deh masuk angin" Jawab Fasha dengan tidak yakin.

"Evi hamil" Seseorang yang baru saja datang dari arah belakang rumah menjawab dengan entengnya, yang membuat Ibu juga Fasha terkejut.

"Hah?" Fasha masih mencerna.

"Evi mual mungkin gara-gara lagi nyidam" Tambah orang itu lagi dengan entengnya.

"Alhamdulillah ya Allah! Akhirnya hamba dapet cucu juga!" Ibu langsung saja memeluk Fasha dengan erat.

"Evi, hamil Bu?" Tanya Fasha dengan nada tak percaya.

"Iya lah! Coba cek sana, ke dokter kandungan" Saran orang itu lagi. Siapa lagi kalo bukan Bapak dari Fasha.

"Kok bisa, Evi hamil?" Tanya Fasha lagi dengan masih tak percaya.

"Pikir aja sendiri, Nak!" Itu Ibu yang menjawab. Dia gemas sendiri dengan anaknya yang satu ini.

"Masss Evi pusing, lemes banget" Tiba-tiba Evi muncul dari dalam kamar mandi dengan wajah pucat.

Fasha langsung tanggap dengan menghampiri Evi dan langsung menggendong nya menuju kamar.

*°*°*
Assalamualaikum.

Jazakallah khairon katsiron...

Tinggalin jejak di part ini ya...
Thanks.

Wassalamualaikum.

REVA Dan REVI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang