Para keluarga besar Papah Robi sudah berkumpul di taman belakang kediaman Papah Robi dan Bunda Arin.
Celotehan anak Eva dan Evi. Tawa Radit yang sedang mendengar cerita Evi dalam mengurus si kembar. Pukulan dari palu mainan milik Sesya yang di pukulkan di atas meja. Semua menjadi satu padu dalam meramaikan suasana piknik keluarga Papah Robi.
"Ceca Ceca!" Celotehan Erka membuat Sesya merasa terpanggil dan menoleh kearah sang sepupu.
"Alu! Alu! Pang Eka alu!" Tambah Erka."Ngomong apa sih nih bocil dari tadi?" Radit menghampiri Mawar dan Eva yang sedang mengajak bermain para bocil itu.
"Erka bilang ke Sesya kalo dia mau palunya di pegang ama si Bang Seka" Fasha menjelaskan.
Radit hanya mengangguk-angguk paham. Tangan Radit yang akan terulur mengambil mainan palu di tangan Sesya, malah kena timpukan palu pas ke kepala Radit. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Sesya imut itu.
"Om! Om! Akit tak?" Tanya Seka yang sedari tadi diam bermain sendiri.
Radit mengelus kepalanya dan menoleh kearah Seka. "Sakit lah!"
"Nggak usah nge-gas juga ke anak kecil, Mas!" Marah Mawar.
Erka dan Sesya malah tertawa ngakak melihat Radit. Radit yang di tertawakan hanya bisa menghela napas pelan. Untung ponakan sendiri. Batinnya.
"Raka sama Papah dulu, ya. Mamah mau ambil bubur buat makan siangnya Raka sebentar" Mawar pamitan pada Raka yang anteng bermain squisi milik Erka. Dan menoleh kearah sang suami. "Mas! Raka sama kamu dulu. Aku mau ambil buburnya Raka bentar"
Radit mengangguk dan menerima Raka dengan senang hati.
"Mas, Evi mau itu, dong!" Evi menunjuk rujak buah yang tadi dibuat oleh Bunda.
"Nggak boleh, sayang. Kamu kan baru sembuh diarenya" Fasha menolak dengan cara halus agar Evi mengerti.
"Tapi Mas__"
"Tetep nggak boleh!" Fasha menekankan kalimat nya.
Evi mengerucutkan bibirnya kesal. Setelah melirik Fasha dengan tatapan tajam, Evi beranjak menuju sang putra kembar yang tengah bermain.
Fasha hanya menghela nafasnya lega, karena Evi mau menurut.
"Ayok semuanya, kita makan dulu!" Suara Bunda menginterupsi semua orang untuk makan bersama.
Semuanya pun mengangguk dengan semangat 45. Apalagi Radit.
"Mas, mau Eva ambilin lauk apa?" Tanya Eva pada Fariz.
"Sayur asem, sama ayam balado aja" Fariz tersenyum setelah menerima makanan dari Eva. Eva balas tersenyum ke arah Fariz.
"Mi! Ca au itan!" Sesya menarik-narik jilbab yang dikenakan Eva, membuat jilbabnya menceng.
"Sesya mau ikan? Sebentar ya sayang" Eva mengambilkan ikan untuk Sesya.
"Wahh cucu-cucu kakek pada imut-imut banget sih? Besok kalo besar pasti bakal jadi satu squad, nih" Papah Robi berbicara dengan memandang cucu-cucunya dengan hati senang.
Semua anggota keluarga hanya tersenyum menyetujui.
Evi yang sedang memangku Seka, dan Fasha yang sedang memangku Erka membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa senang.
"Umi! Ka mau cucu" Seka mendongok menatap Evi dengan wajah imutnya. Pipi tembem, mata sipit yang menuruni mata Fasha dengan bulu mata lentik itu berkedip-kedip.
Evi yang gemas langsung saja mencium pipi Seka. "Mau cucu capi, atau cucu Umi?" Tanya Evi yang membuat semua orang terkejut.
Masih sama, polos.
"Cucu capi" Jawab Seka.
"El mau uta tutu tapi, Abi!" Erka pun ikut-ikut sang Abang yang minum susu sapi.
Fasha hanya tersenyum dan mengangguk. Evi juga menyiapkan susu sapi untuk anak kembarnya.
Sesya tak kalah imutnya dengan jilbab warna coklat perpaduan pink, dengan gamis kecil berwarna senada membuat siapa saja yang melihatnya merasa ingin mengantongi.
Mata besar bulat yang mewarisi sang Mami, dengan wajah bulat pipi berisi itu membuat Fariz, sang ayah selalu mecubit, mencium dengan gemas.
"Raka yang belum bisa ngomong nggak jelas cukup diem kalem ya?" Tanya Radit pada sang putra.
Ya. Raka memiliki sifat seperti sang Mamah, bukan sang Papah yang barbar.
Raka yang berwajah mirip dengan Radit, tapi tidak dengan sifatnya yang kalem macam Mawar.
"Raka nggak cerewet kayak kamu, Radit" Sang Bunda menyahuti.
"Siapa bilang aku crewet, Bunda? Aku tuh hanya tidak bisa mengontrol mulit ku, itu aja" Jawab Radit.
"Sama aja, bambang!" Sahut Papah sarkas.
"Bodoamat deh. Amat aja pinter"
Semuanya hanya geleng-geleng kepala.
Semua yang berada disana merasa bahagia dengan kehadiran Seka, Erka, Sesya, dan Raka.
Para orang tua mengharapkan mereka menjadi anak yang baik, dan berbakti pada orang tua.
Alhamdulillah, keluarga Papah Robi mencapai kebahagiaan dengan kehadiran anggota keluarga baru.
Papah Robi bersyukur karena Allah sudah mendatangkan anak, menantu dan cucu yang melengkapi hari-harinya dengan Bunda Arin.
****
TAMAT.Assalamualaikum..
Alhamdulillah, akhirnya aku sudah nyelesaiin apa yang aku harapkan..
Buat kalian yang udah nyempetin baca sampai akhir, ada unek-unekan yang mau di sampein nggak?
Setuju nggak kalo cerita ini ada spoilernya?
Kalo setuju, komen 'setuju' yak..Terimakasih..
Jazakallah khairon katsiron..
Wassalamualaikum..
Kebumen, 28 November 2020
Tertanda.
Firda Sunanti.Instagram: firda_sunanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVA Dan REVI [END]
Teen FictionAssalamu'alaikum.. Sebelum baca di mohon untuk follow akun wattpad author ya>_< Okh, cerita ini menceritakan kehidupan si twins yang penuh dengan drama. awokawok. Dimana Reva&Revi ini adalah saudara kembar yang sifat dan segalannya hampir sama, sa...