22.

348 38 2
                                    

Setelah memeriksa keadaan Evi di rumah sakit, Fasha yang awalnya tak percaya dengan yang di bilang Bapaknya, sekarang Fasha sudah percaya dengan yang di ucapkan Bapaknya.

Fasha awalnya heran, pasalnya Fasha baru pertama kali melakukan itu dengan Evi.

Tapi rencana Allah sungguh luar biasa, karena langsung jadi. Fasha sungguh sangat bersyukur atas itu. Sekarang Fasha dan Evi akan memberikan kabar baik itu pada keluarga Papah Robi.

Setelah se hari kemaren Evi istirahat, sekarang waktunya Evi memberikan kabar baik itu.

Seperti yang kalian duga, Evi polos nya kebangetan, sampai-sampai kemarin bertanya pada dokter kandungan tentang 'cepat banget si dedek jadi'.

Flashback on!

"Alhamdulillah, Mba Evi sekarang sedang mengandung. Umur kandungan nya sudah memasuki tiga minggu" Jelas dokter yang bernameteg 'Erita Maharani'.

Evi langsung memekik kencang karena terkejut. Fasha yang berada di sebelahnya langsung saja menutup mulut Evi dengan tangannya.

"Tangn Mas Fasha bau! Nggak higienis!" Evi menglap bibirnya dengan ujung jilbab warna maroon nya.

Fasha hanya nyengir. Dokter Erita awalnya kaget, karena pekikan keras Evi. Tapi setelah melihat tingkah pasangan itu jadi ikut terkekeh geli.

"Iya, Mba Evi sedang hamil" Ulang dokter Erita lagi.

Evi masih memasang muka heran. Lalu dia teringat tentang pelajaran Biologinya waktu kelas 11 SMA dulu.

Kecebongnya kok cepet banget sampainya, ya? Evi masih berfikir tentang kecebong.

"Sayang. Evi gak seneng, denger kabar kalo Evi sedang hamil?" Tanya Fasha dengan memegang tangan Evi yang berada di pangkuan nya.

Evi terlonjak kaget, lalu melihat Fasha yang bermuka masam.

"Kok kecebong nya cepet banget sampai, Mas? Dokter. Kok cepet banget jadinya?" Evi bertanya juga pada dokter Erita. Dokter Erita hanya tersenyum maklum.

"Iya, Mba Evi. Kadang ada yang cepat, dan kadang ada yang lama. Berarti punya Mas nya tokcer!" Jelas dokter Erita yang seketika membuat wajah Fasha memerah. Malu gess.

"Mba Evi tolong jaga kondisi kandungan nya, ya. Ini resep vitamin yang harus di tebus" Evi menerima kertas yang di sodorkan padanya. "Mas nya harua siap siaga 24 jam buat nurutin ngidam istrinya, ya"

Fasha hanya mengangguk dan tersenyum. Setelahnya mereka keluar ruangan pemeriksaan, dengan Evi yang tak banyak bicara.

Flashback off!

Sesampainya di rumah Bunda nya, Evi dan Fasha langsung masuk ke dalam rumah.

Eh ternyata ada Eva dan Fariz juga di rumah Bundanya. Dan satu orang lagi yang sudah lama tak berjumpa. Siapa lagi kalau bukan Sofiah Arafah.

Evi langsung berlari kecil menghampiri Sofiah. Fasha yang melihat istrinya berlari pun ikut mengejar, takut terjadi apa-apa pada sang buah hati.

"Sopiaahh!!"

Sofiah kaget ketika mendapati Evi juga ke sini.

"Eh, ehh!" Hampir saja Sofiah terjengkang kalau saja belakangnya bukan kepala sofa.

Evi memeluk sahabatnya erat saking rindunya. "Evi kangen sama Sopiah! Kenapa Sopiah nggak ngabarin Evi kalo udah balik dari Jakarta?"

"Ini aja aku baru sampai, terus pas waktu mau nunggu taxi, mobil Eva lewat, jadi sekalian temu kangen aja, deh sama Bunda"

Semua orang hanya geleng-geleng kepala memperhatikan drama dari Evi. Papah, Bunda, Radit juga Eva dan Fariz.
"Evi!! Eva ada berita bahagia buat Evi!" Eva langsung beranjak menghampiri Evi juga Sofiah.

Evi melepas pelukan nya. Dan memandang Eva bertanya.

"Evi bentar lagi mau punya ponakan! Eva sekarang lagi ada dedek di dalem perut Eva" Eva menjelaskan dengan mata berbinar juga tangan yang mengelus perutnya.

"Eva ada isi?" Evi malah balik bertanya. Eva hanya mengangguk antusias. "Evi juga kata dokter ada isi. Kok samaan, ya?" Evi menggaruk alisnya sedang berpikir.

"APA?!" Radit langsung berdiri menghampiri adik kembarnya itu.
"Evi juga lagi hamil?" Evi mengangguk. Radit langsung memandang Fasha dengan wajah horor menurut Fasha. "Tokcer, brother!"

Bunda dan Papah langsung menghampiri anaknya dengan wajah sumringah.

"Sekali punya cucu, dapet dua, Bun!" Pekik Papah Robi senang. "Si kecil udah pada dewasa, ya Bun?" Tambah Papah dengan mencolek pundak Bunda.

"Alhamdulillah, Pah. Akhirnya Bunda dapet cucu juga. Radit! Kamu kapan kasih Bunda cucu?" Bunda malah beralih memandang Radit melotot.

"Radit ya nggak bisa hamil, lah Bun!" Jawab Radit.

"Ini anak, ya! Maksudnya Bunda tuh, kapan bakal punya istri?" Bunda greget sendiri dengan wajah polos Radit.

"Besok, satu bulan lagi, Bun" Jawab Radit enteng.

Sofiah yang awalnya bingung menjadi tambah bingung. Setelah lama semua pada diam, Sofiah memberikan diri bertanya.

"Eva sama Evi lagi hamil?" Semua orang mengangguk. "Kok bisa barengan?" Semua orang mengedikkan kedua bahunya.

Fariz yang greget pun membuka suara yang dari tadi hanya menjadi penonton. "Alhamdulillah, rencana Allah luar biasa"

"Iya, Alhamdulillah" Fasha ikut nyambung.

Semuanya akhirnya membuat syukuran kecil-kecilan untuk mensyukuri nikmat Allah yang tiada henti, dan syukuran atas kehamilan Eva dan Evi.

Semuanya tampak bahagia dengan akan hadirnya anggota keluarga baru di keluarga Papah Robi.

Sofiah masih saja heran dengan ketidak sengajaan ini. "Kok bisa barengan, ya? MasyaAllah! Rencana Allah memang tidak terduga"

*°*°*
Assalamualaikum.

Jazakallah khairon katsiron...

Tinggalin jejak yo...

Wassalamualaikum.

REVA Dan REVI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang