Assalamualaikum...
Salam dari Firda untuk para readers...
Tinggalin jejak di part ini yo...Happy Reading!
*°*°*
Pagi telah menjelang, dan hari ini adalah acara pernikahan Reva dan Revi di adakan. Setelah sholat subuh usai, rumah keluarga besar Papah Robi sangat ramai. Bukan, bukan ramai dengan para tamu undangan. Ya kalik tamu undangan berangkat setelah subuh. Ini ramai karena ke rempongan si calon pengantin.
"Bunda.. ini Evi harus gitu ya di dandanin? Evi risih kalo pakek bedak tebel-tebel. Nanti kayak waktu Evi perpisahan SD lagi, kan waktu itu make up Evi luntur gara-gara nangis nggak dapet piala" Evi merengek pada sang Bunda. Bundanya hanya menghela nafas sabar menghadapi anaknya ini.
"Evi tenang aja, make upnya nggak tebel-tebel kok. Tanya aja sama mbak periasnya. Iya kan mbak?" Tanya Bunda menatap mba perias dengan kedipan mata berkali-kali memberi kode menjawab iya.
"I-iya kok mba Evi. Nggak tebel-tebel nanti"
"Tuhkan bener!"
"Ya udah deh"
"Masa nikah sekali aja nggak wah si hasilnya. Nanti Fasha nggak pangling lagi sama kamu" Radit berkata dengan menyandarkan punggungnya di pintu masuk kamar Evi.
Evi menoleh pada Radit dan tampak berfikir sejenak.
"Eh, mba perias. Evi mau kok di dandanin biar Pak Dosen pangling. Dandanya yang 'wah' ya mba, kata Bang Radit!"
Mba perias hanya mengangguk dan tersenyum lega.
Sedangkan Eva yang berada di sebelah kamar Evi juga tampak anteng pas di rias. Radit berjalan menuju kamar adik satunya untuk melihat drama apalagi yang akan terjadi.
Radit tertegun di depan pintu melihat Eva yang seperti menequin cantik yang sedang di rias.
"Mba, Evanya pingsan?" Tanya Radit pada sang perias.
"Oh, nggak kok mas."
"Lah itu kok diem aja daritadi" Radit berjalan menuju Eva yang duduk di kursi meja rias. "Dek! Kamu kenapa?!" Radit panik melihat Eva yang diam saja.
Radit mengguncang pundak Eva karena si empunya tidak bergerak.
Mata Eva berkedip-kedip dan kepala nya menoleh pada sang Abang.
"Apa Bang?"
"Kamu kenapa?"
"Eva nggak papa kok"
"Lah kok diem aja dari tadi Abang masuk"
"Eva takut nanti mbaknya susah kalo Eva gerak-gerak terus. Tadi juga mbaknya bilang jangan bergerak ya? Gitu"
Mba perias menggaruk tengkuknya yang gatal. Sedangkan Radit menepuk jidatnya.
"Maksudnya mba perias itu, Eva jangan bergerak bukan berarti malah jadi kaya patung!" Radit gemas sendiri kan. "Abang jadi khawatir tau nggak tadi"
"Maaf Abang. Eva juga takut nanti make upnya jelek"
"Ya udah mba, di lanjut lagi ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
REVA Dan REVI [END]
Teen FictionAssalamu'alaikum.. Sebelum baca di mohon untuk follow akun wattpad author ya>_< Okh, cerita ini menceritakan kehidupan si twins yang penuh dengan drama. awokawok. Dimana Reva&Revi ini adalah saudara kembar yang sifat dan segalannya hampir sama, sa...