13.

492 49 2
                                    

Assalamualaikum...
Jumpa lagi dengan author yang bisa di bilang bukan author pro ya..

Oky. Sebelum baca, Firda mau tanya nih sama readers yang mampir ke lapak ini..

Mau tanya cast yang cocok buat Mas Fariz dan Mas Fasha itu siapa ya?

Kalo punya saran boleh komen ya kakak..

Thanks!

Happy Reading!

*°*°*


Tak terasa sekarang Eva dan Evi sudah satu minggu lamanya menjalani bahtera rumah tangganya dengan sang suami. Apa yang terpikir di benak kalian tentang rumah tangga seorang gadis polos juga kekanakan seperti Eva dan Evi?.
Sedikit ada yang berubah dengan sifat mereka berdua selama satu minggu menjalani kehidupan yang berbeda. Eh mungkin belum berubah maksimal  maksudnya. Mungkin berubah sedikit dalam menyikapi masalah mereka masing-masing.

Terutama Evi yang menjalani kehidupanya berbeda dengan yang dulu waktu bersama kedua orang tuanya. Sederhana dengan keluarga sang suami, dan semoga menjadikan Evi berubah menjadi dewasa.

Eva yang sudah lima hari tinggal terpisah dengan orang tuanya dan pindah ke rumah Fariz yang sudah di beli beberapa bulan yang lalu.

Dan Evi yang sudah mengikut Fasha ke rumah orang tua Fasha yang terbilang sederhana dan sangat jauh berbeda dengan rumah orang tuanya.

Dan waktu pertama kalinya ke duanya akan berpisah rumah dengan orang tuanya terciptalah perpisahan yang, yah, bisa di bilang lebay menurut Radit itu.

Eva yang belum biasa tinggal sendiri hanya dengan Fariz pun menangis satu malam penuh dengan Fariz yang kebingungan harus berbuat apa.

Dan selang beberapa hari akhirnya Eva sudah bisa membiasakan diri dengan kehidupan nya. Tapi urusan memasak masih Fariz yang melakukan itu, mungkin seiring berjalannya waktu Eva bisa memasak juga.

Kediaman Eva dan Fariz,
Pagi, jam 06:15

"Mas Fariz!! Telurnya gosong!!"
Eva berteriak dengan meneriaki nama Fariz yang ternyata Fariz tadi yang meninggalkan kompor menyala dengan telur dadarnya di atas wajan, dan asap mengepul dari atas kompor.

Fariz lari terbirit-birit dari kamar mandi dekat dapur.

"Astaghfirullah!! Kain! Eva, kain lap!!" Fariz meminta pada Eva dengan ke panikan tiada tara itu.

"Kain lap!! Dimana?! Ah! Ini, akhirnya ketemu!!" Eva dengan segera memberikan kain yang entah kain apa itu pada Fariz. Fariz yang panik langsung saja membasahi kain dengan air, dan menaruhnya dengan menepuk-nepuk di atas kompor.

Akhirnya asap sudah mulai menipis juga. Terlihat Fariz dengan keringat membanjiri jidat hingga menetes ke dagu, juga kaos warna abu-abunya basah keringat juga.

Fariz berbalik menghadap Eva, dan langsung saja bertanya dengan khawatir.

"Eva nggak papa kan?" Fariz membolak balik badan mungil Eva.

"Aduuh Eva pusing!"

"Mana yang pusing? Sini, Mas obatin" Entah kenapa Fariz jadi bego sendiri dengan pertanyaan nya.

"Yang pusing ya kepala Eva, gara-gara di puter-puter sama Mas Fariz!"

"Ya Allah! Astaghfirullah! Maaf ya, Mas khawatir banget tadi"

"Eva nggak papa kok. Yang kenapa-kenapa telurnya" Eva menunjuk telur dadar yang gosong dengan muka murung.

Fariz menoleh pada yang di tunjuk Eva, dan menghembuskan nafasnya dengan berat

REVA Dan REVI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang