28.

357 31 0
                                    

Tak terasa sekarang usia kandungan Eva dan Evi sudah memasuki usia tujuh bulan. Kabar gembiranya, Radit akan melangsungkan acara pernikahan bulan depan. Setelah melamar waktu lalu, ternyata si calon juga memiliki perasaan yang sama dengan Radit.

Setelah berdiskusi tentang kelanjutan hubungan antara Radit dan Mawar. Ya, nama calon Radit adalah Mawar Arumi, yang merupakan seorang guru SMP swasta di Jakarta. Entahlah mengapa, kapan dan bagaiman Radit bisa bertemu dan menaruh rasa pada Mawar.

Ramai orang yang hadir pada malam ini. Ya. Malam ini adalah malam syukuran 7 bulan kandungan Eva dan Evi.

Bunda tengah sibuk dengan menata berbagai macam nasi kotak yang akan di berikan pada tetangga yang hadir.

Eva dan Evi berada di ruang televisi. Karena tidak di perbolehkan membantu apapun. Mereka juga hanya bisa menurut. Sedangkan para lelaki mempersiapkan alas duduk untuk para tamu.

"Eva, gimana rasanya hamil?" Tanya Sofiah pada Eva yang sedang memakan salad buah.

Eva menoleh pada Sofiah yang sedari tadi ternyata duduk di sebelahnya.

"Rasanya, ahh mantab!" Percayalah, itu bukan Eva yang menjawab, melainkan seorang lelaki dengan baju koko warna tosca dan sarung polos warna coklat.

Sofiah dan Eva menoleh pada lelaki itu. "Mantab? Kata siapa Mas? Awalnya hamil itu sering muntah, pusing, terus lemas. Tapi alhamdulillah setelah beberapa bulan sudah mulai terbiasa membawa dedek kemana-mana di dalam perut"

"Siapa dia?" Sofiah bertanya pada Eva.

"Perkenalkan! Saya Bripda Joni Evendi. Semoga anda berkenan membalas perkenalan dari saya" Joni menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada

"Sopiah! Sini deh! Ada kejutan!" Teriakan Evi dari depan televisi dengan duduk lesehan di atas karpet.

Sofiah tentu saja langsung beranjak dari duduknya untuk menghampiri Evi.

"Namanya Sopiah? Piah? Sop? Sopi? Oohh Sopiah" Joni bermonolog sendiri. Mas Joni iki gaje tenan to guys!

"Kok Mas Joni ada disini? Kan Mas Fariz sama yang lainnya ada di depan"

"Ooh tadi aku mau ambil sapu, EH SAPU! KOK MALAH GUE ADA DI SINI SIH? NYASAR KAH AKU?" Joni seketika tersadar atas ke kesasarannya.

"Woy!! Polisi gak ada akhlak! Nggak usah treak-treak bisa kagak sih? Polisi tapi kelakuan kayak polosan" Azka yang ternyata sedang melewati ruang televisi mendengar teriakan Joni menatap Joni garang.

Eva yang mendengar gerutuan Azka mencoba untuk tetap fokus pada saladnya.

"Polosan? Polesan? Sorry Akang, saya repleks" Joni membungkuk di depan Azka meminta maaf.

Azka hanya menghela nafasnya. "Gue bukan Akang lo, Pak polisi. Emang sih umur gue udah 31 tahun, tapi wajah masih baby face kan?" Azka mengedipkan sebelah matanya pada Joni.

Joni begidik ngeri melihat wajah Azka. "Eh istrinya Abang ini! Suaminya suruh jangan tebar pesona ama sesama laki!" Setelah mengatakan itu, Joni langsung lari ke ruang depan, tempat acara tahlilan di adakan.

Azka melotot mendengar perkataan Joni barusan. Setelah pandangan nya mengelilingi ruangan, Azka bertemu tatap dengan sang istri yang menatapnya horor.

"Jangan dengerin omongan tuh orang ya sayang" Azka berbicara tanpa suara pada Sera.

Sera hanya acuh dan kembali bermain dengan Reka, Evi dan Sofiah.

Azka tak ambil pusing dengan itu. Dia segera berjalan menuju tempat tahlilan dengan santai.

"Evi, tadi manggil aku mau ngomong apa?" Tanya Sofiah.

"Evi cuma mau ngasih tahu kalo si Reka udah aktif sekarang" Evi mengelus pelan rambut Reka.

Sofiah menghela nafas kasar mendengar itu. "Aku kira ada kejutan jodoh buat aku"

"Sofiah mau jodoh?" Eva tiba-tiba datang dan ikut bergabung dengan Sera, Evi dan Sofiah di atas karpet bulu.

Sofiah hanya mengangguk.

"Tadi yang teriak-teriak itu kayaknya masih jomblo deh" Jawab Sera.

"Nah iya! Mas Joni masih jomblo. Mending Sofiah nikah sama Mas Joni aja" Mata Eva beebinar-binar.

"Mas polisi Joni? Dia sama aja kayak Bang Radit. Barbar kalo kata Sopiah dulu ke Bang Radit" Sambung Evi dengan mengunyah kacang bawang.

Sofiah menatap Evi dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Eh, acaranya udah mau dimulai. Sofiah, tolong matiin televisi nya, ya. Mba mau ke dapur dulu sebentar, titip Reka juga" Sera menyerahkan Reka pada Eva, setelahnya melangkahkan kaki ke dapur.

Evi memiliki hobi baru yaitu, mengelus perutnya dengan membisikkan sholawat Nabi pada sang anak.

"Evi, Eva kemarin kan cek kandungan sekalian USG__"

"Anak kamu laki apa perempuan?" Tanya Sofiah memotong omongan Eva.

"Kata dokternya gimana?" Tanya Evi juga.

Eva menghela nafasnya pelan. "Alhamdulillah dedeknya Eva sehat. Kalo masalah USGnya, kata dokternya nggak kelihatan"

"Loh kok?" Sofiah heran dengan penjelasan Eva.

"Iya, kata dokternya jenis kelamin dedeknya Eva nggak kelihatan" Jelas Eva dengan mengelus perutnya membentuk lingkaran.

"Kalo Eva maunya lelaki atau perempuan?" Tanya Evi yang juga ikut penasaran.

"Kalo Eva terserah sama Allah aja mau ngasih dedek lelaki atau perempuan"

"Kalo kamu Evi? Udah USG?" Tanya Sofiah.

"Evi sama Mas Fasha nggak ada niatan buat USG jenis kelamin. Evi udah seneng bakal dapet dedek kembar, jadi Evi pasrah aja sama Allah"

Sofiah dan Eva hanya mengangguk. Sofiah sesekali mengelus perut Eva dan bergantian mengelus perut Evi. Reka hanya asyik bermain dengan mobil-mobilan punya nya.

Tak terasa acara tahlilan atau 7 bulanan sudah selesai. Fasha masuk kedalam ruang televisi dan menghampiri Evi.

"Ini nasi kotak buat kalian" Fasha memberikan nasi kotak pada Sofiah, Sera, Eva, dan Evi.

Masing-masing menerimanya. "Makasih Pak Fasha" Jawab Sofiah.

"Makasih Fasha" Sambung Sera.

"Makasih Bang" Tambah Eva.

"Suapin!" Evi menyodorkan nasinya pada Fasha.

Fasha hanya mengangguk menanggapi ucapan terimakasih dari mereka. Matanya beralih pada Evi. Fasha tersenyum manis ke arah Evi.

"Mas mau kedepan dulu buat beres-beres"

"Kan ada Mas Fariz, Bang Ka, Bang Radit, Mas__"

"Apaan Bang-Bang?"

Seseorang muncul dengan menatap Evi tajam.

"Fasha! Noh di suruh ikut beresin! Kalo Evi mau di suapin, nanti dulu ya? Soalnya Mas Fasha nya mau Abang Azka pinjam dulu" Azka langsung menarik tangan Fasha untuk kembali ke ruang depan.

Evi hanya mengerucutkan bibirnya kesal. Semua yang ada di sana hanya geleng-geleng kepala. Dan Evi pasrah untuk memakan makanannya sendiri.

*°*°*
Assalamualaikum.

Acara tahlilannya alhamdulillah berjalan dengan lancar tanpa suatu halangan apapun..
Siapa yang setuju kalau Sofiah jodoh sama Mas Joni?
Cung!

Tinggalin jejak di part ini..
See you next part.

Wassalamualaikum.

REVA Dan REVI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang