Aku telah merusaha memantaskan diri menjadi tempatmu menetap. Namun selalu saja ada hal-hal yang membuatmu memalingkan tatap. Hingga akhirnya aku menyerah ketika kamu memilih berlabuh di peluknya. Memaksa diri untuk percaya bahwa takdir memang tak menginginkan kita hidup bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Pergimu
PoesíaJika kelak kau bertanya, kemana perginya detak yang tak sempurna berwarna? atau di mana makam perasaanku yang terlahir tanpa nama? Aku jawab; langkahnya telah lama patah, usia pun tak mampu membunuhnya, ia masih di detak yang sama; rumah yang kau ti...