Happy reading
**
"Tentu bu Raya, anak-anak mendapat makanan bergizi sesuai dengan jadwal. Menu hari ini adalah olahan tuna dan salmon ditambah salad buah dan susu"ucap Vianka, guru kelas Daniel dan Dania. Kegiatanya setiap jam makan siang adalah menjawab panggilan dari para orang tua.
TK ini tidak memperbolehkan anak-anak membawa makanan dari rumah, karena sekolah sudah menyediakan cemilan, makanan serta air minum yang disesuaikan dengan gizi dan kebutuhan anak-anak. Hal ini yang para guru sibuk menjawab panggilan dari orang tua siswa yang ingin menanyakan kabar makan siang putera-puteri mereka, karena memang tak dapat dipungkiri bahwa anak-anak yang berada dalam tahap perkembangan seringkali sulit untuk makan apalagi jika bukan orang tua mereka sendiri yang menyuapi.
Namun inilah nilai positif dari TK ini, memupuk kemandirian anak sejak usia dini, dengan pembelajaran dan metode yang sesuai tentunya.
Salah satu orang tua yang rajin menghubungi Vianka adalah mommy's twins. Raya.
Vianka baru mengenal Raya belakangan ini, sejak Raya pertama kali menjemput Twins, kemudian secara rutin mengantar-jemput mereka. Padahal sebelumnya baik Dania maupun Daniel tak pernah ditemani oleh wali mereka, setahunya hanya pamanya yang bernama Sebastian. Pria yang cukup aneh menurutnya.
Setelah mengakhiri panggilan, Vianka memeriksa beberapa pesan lain yang masuk. Membalas dengan sopan, kemudian tersenyum sembari melihat anak-anak yang makan dengan lahap.
Tahun ini usianya 25 tahun, single dan seorang yang sangat menyukai anak-anak, hal inilah yang membuatnya memilih menjadi guru TK.
Menurutnya, anak-anak itu seperti selembar kertas polos. Bagaimana kertas itu terisi tergantung dari orang-orang disekitarnya. Begitupun juga anak-anak, bagaimana karakter dan perilaku mereka terbentuk tak lepas dari lingkungan juga didikan orang-orang disekitarnya.
Anak-anak harus mendapatkan pendidikan yang sesuai untuk membentuk karakter mereka dengan baik, jika sejak kecil mereka mendapat didikan yang buruk, hal itu akan mereka pupuk hingga dewasa nanti.
Vianka tersentak dari pemikranya ketika melihat lengan kecil yang menarik kemejanya.
"Elsa butuh sesuatu dari guru ?"gadis kecil berkuncir dua itu menunduk malu-malu sambil menunjuk kotak makan siangnya diatas meja
"Mmmm guru, Elsa tidak ingin makan"Vianka menghela nafas sejenak. Sebenarnya menjadi guru TK itu lebih banyak kesulitanya daripada kemudahan, seperti yang terjadi saat ini.
"Elsa tidak lapar ?"tanya Vianka dengan lembut membuat Elsa mengangguk-angguk
"Lapar"
"Terus kenapa tidak ingin memakan makan siangnya ?"
"Tidak enak, Elsa tidak suka ikan"Vianka berusaha memutar otaknya. Elsa itu salah satu murid di kelasnya yang paling susah untuk makan siang jika tidak langsung ditemani oleh ibunya. Selain itu, Elsa juga tipe anak yang sangat pemilih dan benar-benar tidak akan makan jika makanan itu tidak sesuai dengan dirinya.
"Elsa kita tidak boleh menyia-nyiakan makanan, kalo Elsa tidak makan nanti pasti kelaparan"bujuk Vianka
"T-tapi Elsa tidak suka huwaaaa"jawab Elsa kemudian menangis dengan keras, oh memang siapa yang bilang anak-anak itu mudah dibujuk ?
"E-eh eh Iya sudah, Elsa jangan menangis lagi Okay"Elsa masih sesengukan dan biasanya sebentar lagi ia akan meminta ibunya. Haih, anak-anak
Nia melirik Elsa yang kembali menangis, sepertinya temanya itu hampir setiap hari menangis pas jam makan siang.
"Niel, akankah guru kembali memanggil mom Elsa ?"tanya Dania dengan berbisik membuat Daniel mengangguk sembari meletakkan sendok makanya
"Ya, Elsa susah makan"Dania menggeleng
"Kasihan guru"setelah emngatakan itu Dania ikut maju membawa kotak makan siangnya yang tinggal setengah
"Elsa, kalau kita tidak makan nasinya akan sedih kemudian menangis"ucap Dania membuat Elsa menatapnya dengan bingung
"Nasi, sedih ?"tanyanya dengan ragu, kini tangisnya telah reda digatikan raut bingung dan penasaran atas ucapan Dania
"Hu'um nasi juga akan sedih jika tidak kita makan"
"Benarkah ?"
"Ya,ya Elsa makan ini kemudian makan strawberry itu terasa enak"sahut Daniel meletakkan cemilan penutup ditangan Elsa yang kini tertegun.
Sedangkan Vianka, tak tahu harus menangis atau tertawa, si kembar yang paling cerdas di kelasnya itu tengahmembuat cerita konyo untuk membujuk tema kelasnya makan oh astaga.
"Guru ?"kini Elsa menatap Vianka berusaha meyakinkan
"Ekhemm, Elsa b-benar apa yang dibilang Dania, jadi Elsa harus makan okay, sedikit saja tak apa"
"Uh-uh, Elsa tak ingin nasi menangis"ucapnya kemudia memakan makananya dengan sedikit demi sedikit membuat Vianka tersenyum dan si kembar tersenyum puas
Oh mereka memang sangat bisa diandalka, kurasa hari ini aku tak perlu memanggil ibu Elsa, haih untunglah
Setelah jam makvn siang selesai, jadwal selanjutnya adalah istirahat. Biasanya beberapa anak akan bermain sampai kelelahan kemudian tertidur, TK ini mengadopsi metode pembelajaran luar negeri sehingga mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah. TK sudah menyediakan tempat tidur khusus anak-anak, yang memang digunakan untuk tidur siang.
Baru setelah jam siang mereka akan kembali bermain dan belajar bersama hingga pukul 3 waktu pulang sekolah.
"Baik anak-anak, jangan lupakan PR dari guru Oke"
"Oke guru"Vianka tersenyum kemudian membawa anak-anak keluar kelas, menemani anak-anak dijemput orang tua masing-masing.
"Daniel, Daniel, mommy kalian belum jemput ?"tanya Raya, padahal biasanya Raja cukup tepat waktu namun kali ini belum terlihat tanda-tanda keberadaanya.
"Uh kata mom uncle Sebastian yang jemput"
Ah pantas saja pria itu, pasti telat
"O-oh paman kalian, baiklah guru temani"Dania dan Daniel mengangguk.
Beberapa saat kemudia saat semua anak sudah dijemput, datanglah orang yang mereka tunggu-tunggu. Berjalan dengan gaya cool-nya.
"Uncle selalu telat"gerutu Dania membuat Sebastian tertawa canggung, netranya bersitatap dengan Vianka yang mendengus diam-diam
"Baiklah maafkan paman, kalian masuk mobil duluan"Daniel dan Dania berjalan denganpatuh kemudian measuk mobil.
Kini tinggalah Sebastian dan Vianka yang saling menatap tanpa kata.
"Kau berbohong lagi"
"Ah ?"
"Kau bilang telah kembali ke Jerman bukan, kenapa masih disini"ketus Vianka, hilang sudah raut ramah tamahnya
"Y-ya seharusnya begitu"Vianka terlihat bingung
"Aku hanya ingin memutuskan sesuatu sebelum keberangkatanku"Sebastian merogoh saku celananya kemudian mengambil sesuatu.
Sebuah benda yang membuat Vianka benar-benar syok ditempat.
"Maaf, aku tidak menerima penolakan dan ini sebagai tanda bahwa kemanapun aku pergi, disinilah aku akan kembali"Tanpa mendengar jawaban atau respon Vianka, Sebastian berjalan dengan cepat masuk ke mobil, kemudian mengendarainya keluar dari area TK.
Vianka yang masih termenung melihat kepergian mobil itu dengan api amarah dikedua matanya.
"Yaaa Sebastian, kau pria sialan"Teriak Vianka tak tahu harus senang ataukah marah.
Sungguh pria itu benar-benar Phyco.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy's The Twins
General FictionKecelakaan yang terjadi setahun yang lalu membuat Raya koma panjang, ketika terbangun ia dihadapkan pada keadaan amnesia, belum lagi tiba-tiba ada dua anak imut muncul sebagai anak-anaknya. Mampukah Raya menerima kenyataan itu, bagaimana cara Raya m...