Eighteen

1.2K 115 0
                                    


Happy Reading

**

"Ah jadi kau akan liburan keluarga, terdengar menyenangkan"Sahut Viola setelah menerima panggilan video dari Raya, mengingat pesan terakhir Raya yang mengatakan akan melakukan liburan keluarga.

Sembari menunggu Sebastian yang tengah menjemput twins, yang Raya sendiri bahkan dibuat heran dengan pemberitaan yang tiba-tiba itu, Raya menyempatkan diri untuk menghubungi Viola melalui video call. Entahlah Raya sendiri tak tahu mengapa, tapi sudah pernah ia bilang bukan, jika Viola langsung membuatnya nyaman dan mampu membuat dirinya terbuka tanpa diminta. Yah angap saja itu kelebihanya seorang psikolog, menciptakan rasa aman dan nyaman bagi orang disekitarnya.

"Wait, kurasa aku belum mendengar bagian suamimu itu"Viola terlihat memincingkan matanya menatap Raya lewat layar ponsel dengan penuh selidik

"Y-ya dia kembali kemarin-"

"Dan kau langsung bisa menerima kehadiranya ?"potong Viola membuat Raya mengangguk kemudian menggeleng

"Kurasa aku bisa menebak sesuatu, kau masih bingung tapi hatimu seakan telah menerima kehadiranya, oh iya siapa namanya ?"Dugaan Viola selalu tepat

"Javier"Kemudian Raya kembali menceritakan semua kejadian setelah ia terbangun dari koma

"Mungkin terdengar sedikit aneh bukan, kau koma selama setahun, kemudian kedua anakmu malah tinggal di tempat kesejahteraan anak dan sejak kapan tempat seperti itu memiliki pengawalan pribadi untuk anak-anak yang mereka rawat ? ah aku baru mendengar hal ini, pria bernama Sebastian jelas mencurigakan, tidakkah kau berfikir hal yang sama ? "

"Kurasa kau benar, oh Sebastian saat ini tengah menjemput anak-anak"sahut Raya seolah teringat sesuatu

"Wow lebih mengherankan, mungkinkah pria ini menyembunyikan sesuatu ?"Viola berpose ala detektif membuat Raya tertawa merasa terhibur.

Jujur jika ditanya apa Raya merasa sesuatu yang aneh ? jawaban tentu saja ia bisa merasakanya. Setelah pertemuan terakhir mereka di tempat itu, Sebastian tak pernah terlihat ataupun menghubungi kembali. Namun secara tiba-tiba, ia menghubungi Javier dan mengatakan akan menjemput twins. Jadi bukankah dapat disimpulkan bahwa Sebastian memiliki hubungan dengan Javier ?

Namun jenis hubungan seperti apa, hal inilah yang tak bisa Raya tebak.

"Hey, kau melamun"Ucapan Viola membuat Raya tersadar dari lamunan

"Y-ya, maaf"jawab Raya kikuk membuat Viola menggeleng

"Kau tak perlu memusingkan semua hal itu Raya, setiap hal memiliki alasan sendiri untuk terjadi. Kurasa meskipun banyak hal yang masih tersembunyi, itu masih demi sesuatu yang baik. Seiring waktu semua hal pasti terungkap kebenaranya, untuk sekarang nikmati saja kehidupanmu, itu jauh lebih baik"Raya mendengarkan saran Viola dengan cermat.

Semua perkataanya memang benar tak jauh berbeda dengan Javier, jika ada hal tersembunyi sekalipun ia akan tahu jika sudah waktunya.

"Kenapa kau mudah sekali membelokkan pikiranku"pincing Raya membuat Viola terbahak

"Oh aku merasa tersanjung, baiklah lupvkan hal itu kurasa pemandangan ini akan membuatmu merasakan sesuatu" Viola memutar camera menunjukkan pemandangan menara bersejarah yang terlihat jelas dari jendela kaca, bertabur bintik putih dan gundukan salju membuat Raya lvngsung ingin menjerit.

"Kau di Paris!!"Pekik Raya tanpa sadar melompat dari ranjang saking antusiasnya

"Ya,ya, jika kau percaya itu eiffel asli berarti aku di Paris"cuek Viola membuat Raya mendengus

"Oh sejak kapan ?"tanya Raya saat mendapatkan kembali ketenanganya

"Terakhir kali saat kubilang akan sibuk untuk urusan pekerjaan, aku langsung memesan tiket untuk kembali"Viola kembali memutar cameranya menampakkan pemandangan seisi apartemen tempatnya tinggal selama ini, Raya bisa melihat beberapa kota yang tertumpuk di dekat sofa dan sebuah koper.

"Untuk pindahan juga ?"

"Ya"Viola mengatakan memutuskan untuk menetap di Indonesia, bukan lagi hanya karena masalah pekerjaan tapi dirinya ingin tinggal ditempat yang lebih tenang.

Setelah berincang cukup lama, Raya mengakhiri panggilan kemudian keluar dari kamar dan melihat kedatangan orang yang ditunggunya.

Sebastian dan twins.

"Mommy"

"Mummy"

Keduanya menyerbu Raya dan memeluknya membuat Raya tertawa

"Bagaimana di sekolah hari ini ?"Sebelum Daniel bicara, Dania dengan antusias langsung menceritakan segala kegiatan mereka di kelas termasuk membuju teman sekelas mereka untuk mau memakan makan siang dan tak menangis.

Raya emnanggapinya dengan bangga dan mengatakan itu hal yang baik

"Daniel, Dania"panggil Javier yang tengah menuruni tangga, kedua anak segera berganti untuk menyapa dan memeluk Javier kemudian Javier menyuruh mereka untuk pergi mandi.

Kini tinggalah 3 orang dewasa.

Sebastian yang sedari tadi diam kini tengah bermain ponsel, disusul dengan Javier yang duduk di sofa sebrang.

Raya melirik keduanya, menemukan sesuatu yang menimbulkan spekulasi dalam otaknya.

"Kalian saudara bukan ?"tanyanya langsung membuat Sebastian dan Javier sama-sama menoleh kearahnya.

"..."

"Ya"

Jawab Javier dengan tenang berbeda dengan Sebastian yang terlihat canggung

"Alasan"

"Ya ?"tanya Sebastian dengan bingung, ia melirik Javier yang hanya diam saja enggan kembali bersuara

"Yayasan itu dan soal kau yang menjadi pendamping twins, kau membohongiku"todong Raya dengan ganas membuat Sebastian meneguk susah salivanya

"Errr itu, ehh jadwal penerbanganku sejam lagi, kakak ipar aku pergi dulu, sampai jumpa"Sebvstian bergegas keluar dari rumah tanpa mau menoleh membuat Raya mendengus kesal, kini ia menatap Javier yang hanya menaikan sebelah alisnya

"Nanti"singkatnya membuat Raya berdecak

Kakak adik sama saja membuat kesal.

Jawaban Javier membuatnya harus menelan rasa penasaranya. Raya jadi kesal sendiri, kenapa ia harus mau membuat kesepatakan tempo hari.

Uhhh.

Sudahlah lupakan saja, putus Raya kemudian menyusul twins di kamar mereka

Sedangkan Javier ?

"Aku memberimu waktu seminggu untuk hvsil yang kuinginkan, mereka akan kubawa pergi untuk mengalihkan perhatian"ucapnya pada seseorang di telfon

"..."

"Tak perlu, sisanya biar kuurus"

"..."

"Baiklah"

Jika sesuatu tak berjalan sesuai dengan rencana, yang bisa kita lakukan hanya memutar kendali. Karena selalu ada jalan lain jika satu jalan tertutup.

Untuk keluarga kecilnya, Javier takkan pernah melepaskan mereka dan siapapun itu yang berani mengusik. Hanya akhir yang pantas mereka dapatkan.

"Besok atau nanti, tunggu giliran kalian"gumamnya pada angin yang berhembus.

Mommy's The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang