Twelve

1.4K 146 0
                                    

Hy, mommy's come back

Please give me more love with vote n comment

Thanks

Happy reading

**

"Ahhh akhirnya aku bisa mendapatkan tempat tinggal juga"ucap Viola sembari merebahkan tubuhnya di sofa penthouse barunya

Beberapa hari ini Raya sibuk membantu Viola untuk mendapatkan penthouse juga menemaninya untuk melengkapi furnitur dan perlengkapan sehari-hari lainya. Raya benar-benar harus menghabiskan banyak waktu untuk semua hal itu karena Viola tak membawa apapun selain pakaian, perlengkapan kerja dan alat-alat pribadi sedang dirinya akan mulai tinggal di Indonesia untuk waktu yang lumayan lama.

"Ya, cukup melelahkan untuk bisa melengkapi penthouse ini"sahut Raya duduk di sofa sebrang yang ditempati Viola.

"Yah benar dan karena membantuku kau harus menunda menyelesaikan masalah butikmu, jadi apa yang akan kau lakukan denganya ?"

"Penggelapan yang dia lakukan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi butik, meskipun caranya cukup licik untuk mmebuat kerugian yang tak terlalu terlihat"Dengan bantuan Viola, Raya berhasil menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi dengan butiknya. Viola itu psikolog, pantai mengamati dan merumuskan masalah sehingga Raya cepat menemukan titik terangnya. Hanya karena ia harus membantu pindahan Viola, jadi masalah butik harus tertunda.

Managernya sendiri yang melakukan penggelapan dana, milyaran rupiah berhasil ia alihkan ke rekening pribadinya. Bukan hanya itu saja, alasan mengapa tak ada pegawai butik yang mengenalnya saat kunjungan terakhir adalah karena managernya jugalah yang mengganti seluruh karyawan dan memecat sebagian untuk meminimalkan pengeluaran bulanan.

Sang manager juga membuat laporan palsu, awalnya saat Raya mengunjungi butik terakhir kali, laporan bulanan yang ia serahkan cukup normal namun saat diteltii lebih lanjut, jumlah yang masuk jelas-jelas berbeda dengan yang ada di laporan. Yah Raya dulunya memang membuat rekening khusus untuk butik, sehingga semua pemasukan dan pengeluaran tidak berada dalam reking pribadi.

Hal itu juga diketahui oleh manager yang memegang butik selama setahun ini, sehingga itu membuatnya mudah dalam melakukan kecuranganya.

"Aku sudah menyerahkan laporan dan tuntutan pada pihak kepolisian beserta barang bukti, kemungkinan hari ini harus ada berita penangkapan dibutik"Raya melirik ponselnya dengan santai, sebuah pesan masuk, berisi tentang penangkapan manager di butiknya.

"Oh my, kau semakin membuatku suka dirimu, you're smart women"Raya hanya tertawa kecil saja, ia akui ia bukan tipe orang yang suka bertele-tele. Sebagai seorang wanita, kadang-kadang kita memang perlu bertindak tegas dan berani mengambil resiko. Karena memang ada beberapa hal yang sebaiknya tidak melibatkan perasaan, yah seperti kasus saat ini.

Seringkali karena kebaikan kita, malah disalahgunakan oleh orang lain, katakanlah drinya cukup kejam, tanpa aba-aba langsung membawa polisi untuk menangkap managernya. Bahkan ia yakin, managernya tak pernah tahu bahwa tindakan penggelapanya telah diketahui olehnya. Itulah yang dinamakan 'jadilah wanita cerdas'.

"Euh, maaf aku masih suka lawan jenis"canda Raya membuat Viola langsung terbahak. Setidaknya Viola harus cukup bersyukur karena menjalin hubungan dengan wanita sejenis Raya.

"Ya ya, jika kau tidak menyukai lawan jenis bagaimana bisa kau melahirkan anak kembar bukan"

"Hmmmm"Inilah yang kadang sering Raya pikirkan, ia sama sekali tak tahu hal lain selain nama dari suaminya. Oh masihkan bisa disebut suami ataukah sudah mantan, sayangnya ia tak menemukan surat cerai yang berarti dirinya masih berstatus suaminya.

"Oh ya, kau harus mengajak twins kemari weekend ini untuk merayakan kepindahanku. Beberapa hari kedepan aku masih harus menyelesaikan izin praktek dan hal lainya, kau bisa menghubungiku jika perlu sesuatu"

"Baiklah, um sepertinya aku harus segera kembali, waktunya twins pulang dari TK"Viola mengangguk sembari melambaikan tanganya saat Raya izin pulang

"Hati-hati"

**

"Dad, Nia miss you so much"Kedatangan Javier ternyata untuk menemui keluarga kecilnya. Ia langsung menemui twins di TK tempat mereka belajar, hal itu sontak membuat Dania dan Daniel begitu terkejut namun senang disaat bersamaan. Karena awalnya mereka memang berencana memanggil daddy mereka untuk membantu Raya, namun sayangnya ponsel Javier sulit untuk dihubungi.

" miss you too girl"jawab Javier sambil mengecup kedua pipi Dania. Sudah menjadi sifat dasar Javier yang kaku dan irit bicara, tapi terlihat jelas bahwa matanya melembut bila tengah berbicara dengan Twins.

Twins sudah terbiasa dengan sifat daddy mereka, dulu ketika Raya mulai mengacuhkan mereka, Javier yang memberikan segalanya untuk mereka karena itu membuat twins begitu menyayanginya meski saat ini rasa sayang mereka seimbang baik untuk Raya maupun Javier. Karena keduanya adalah orang tua kandung mereka.

"Dad, all done?"Javier mengalihkan perhatinya pada puteranya, Daniel. Meski masih sangat muda, pikiranya sama cerdasnya seperti dirinya. Daniel juga sangat peka dengan keadaan disekitarnya. Hal itulah yang mebuatnya bangga dengan Daniel sebagai puteranya.

"Niel, ketika baru bertemu dengan dad, yang harus kau tanyakan adalah bagaimana kabarnya hum"Daniel menunduk malu ketika diingatkan oleh Dania. Sikapnya saja yang sok dewasa padahal ia masih anak-anak.

"Uhm dad, bagaimana kabarmu ?"Javier mengelus rambut Daniel sambil terkekeh. Dania selalu mampu mencairkan keadaan. Puterinya yang menggemaskan.

"Daddy baik-baik saja, Niel kau tak perlu mencemaskan mommy karena dad sudah disini"

"Uh-um, baiklah"

Raya datang telat menjemput twins karena dijalan tadi sempat terjadi kecelakaan yang membuat jalanan jadi macet. Jadinya waktunya harus tertunda 20 menit lebih lambat dari biasanya.

Ketika sampai di TK, Raya melihat anak-anak yang yang sudah dijemput oleh orang tua masing-masing. Matanya menjelalah mencari Dania dan Daniel, hingga netraya menangkap keduanya yang ditemani oleh seorag lelaki jangkung.

Apakah itu Sebastian, ah tapi sepertinya bukan

"Dania, Daniel ?"Raya memanggil mereka, mau menyebut orang jahat tapi tak mungkin karena kedua anaknya terlihat sangat dekat dengan pria itu.

"Mum..."sapa Dania dengan ceria, seakan wajahnya terlihat lebih gembira dari biasanya

"Mom lebih lambat"sahut Daniel sambil mengernyitkan keningnya, Raya yang mendengar hal itu hanya terkekeh bersalah

"Maafkan mom, tadi terjadi kecelakaan sehingga jalanan macet "Raut wajah Daniel langsung berubah cemas dan khawatir begitupun dengan Dania yang langsung memeriksanya dengan cermat

"Mum, you okay ?"

"Mom tidak terluka kan ?"Raya menggeleng

"Babies mom okay, bukan mom yang kecelakaan"Dania dan Daniel sama-sama menghembuska nafas leganya.

"Kau benar-benar tak apa ?"Raya sedikit terkejut mendengar pria itu bertanya, sempat melupakan keberadaanya ketika twins bertanya mengenai keadaanya barusan.

Ketika ia melihat lebih lanjut, wajah pria itu cukup tampan, tapi terlihat jelas bukan wajah domestik yang artinya dia merupakan orang asing. Tubuhnya kekar berotot terlihat sering dilatih dan auranya sangat berkarisma.

Wait, tunggu kenapa aku malah menilainya urghh

"ah ya, aku...baik-baik saja, uhm kau siapa ?"

"Mum lupa, he's dad"

"Ya mom, daddy seorang tentara jauh"

"W-w-what d-dad ??"Raya benar-benar syok. Itu daddy twins yang artinya suaminya. Dia sungguh masih hidup ??

Mommy's The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang