Double update, check
Happy reading :)
**
Javier benar-benar membuktikan ucapanya soal liburan, karena beberapa jam kemudian ia menunjukkan beberapa pilihan resort keluarga yang benar-benar mewah. Sungguh ia benar-benar dibuat terdiam, karena resort itu ternyata adalah miliknya pribadi, salah satu diantara banyak aset yang ditunjukkan padanya pagi itu. Javier itu sungguh, pria yang tak pernah main-main, sejak pembicaraan mereka mengenai liburan keluarga, pria itu bahkan langsung tanggap mencari resort, tiket dan kebutuhan lainya. Jika saja Raya tak menghentikanya, mungkin saja mereka akan langsung berangkat hari itu juga. Untungnya Raya teringat soal masalah butik yang harus segera ia selesaikan.
Kemarin ia sudah mendapat telfon dari kantor polisi untuk proses selanjutnya, pemutusan hukuman dan ganti rugi.
Karena Viola sibuk dengan urusanya sendiri, Raya ditemani Javier setelah mengantar twins pergi ke TK, sekaligus izin soal cuti.
"Pada dasarnya, penggelapan adalah perbuatan pidana, sehingga termasuk dalam ranah hukum pidana. Untuk itu, pelaki bisa dipenjara maksimal 5 tahun sesuai dengan pasal 374 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana/KUHP..."Raya mendengarkan dengan saksama penjelasan dari Kepala Kepolisian tersebut, untuk dikasusnya bisa berlanjut hingga meja hijau, karena kerugian yang didapatnya mencapai puluhan milyar. Hal ini akan menjadi cerita yang berbeda jika uang itu dapat dikembalikan secara utuh, namun prmasalahnya managernya telah membelajarnya sebagian besar uangnya untuk memenuhi gaya hidup mewahnya.
Saat Raya mengajukan sidang untuk vonis hukuman, Javier mengingatkanya soal rencana liburan mereka. Dia bilang semua hal itu akan menganggu sedikit waktu mereka, sehingga Raya akhirnya memutuskan jalan damai. Selama managernya bisa mengembalikan keseluruhan dari total kerugian dan tambahan 5 juta untuk biaya kompensasi selama waktu 3 bulan, masalah itu dianggap selesai.
Setelah mendapat perjanjian tertulis didepan Kepala Kepolisian, managerya dibebaskan sementara. Raya dan Javier segera pergi setelah mengucapkan terima kasih. Mereka beralih ke supermarket untuk belanja pakaian dan kebutuhan liburan.
"Kurasa ini sangat cocok untuk mereka, lihat pakaian renang ini sepasang.."
"Bukankah topi ini terlihat lucu, tapi tidak ada pasanganya..."
"Aku kemarin membelikan mereka sepatu, harusnya sesuai dnegan ukuran ini, ah tapi warnya kurang cocok" Javier sedari tadi hanya mengikuti Raya dengan diam, menganguk-angguk bila ditanya hanya membalas dengan singkat-singkat saja
"Ya"
"Itu bagus"
"Cari yang lain"
"Baiklah"
Dan begitulah hingga mereka mengitari 3 lantai hanya untuk mencari keperluan twins, melupakan keperluan pribadi mereka.
"Berhenti"Raya berhenti memilih sepasang piyama berbentuk dinasaurus ketika mendengar ucapan Javier. Melihat wajahnya yang tetap tenang tanpa emosi, seketika membuatnya kesal. Padahal ia lihat kebanyakan pasangan pria akan protes bila diajak pasangan wanitanya berputar di mal selama beberapa jam tanpa henti. Tapi hey lihatlah Javier, apakah kau menemukan ekspresi lain diwajahnya, walau hanya sekedar lelah dan jenuh ? alhasil jawabanya Tidak, big noo. Sungguhkah pria ini memang minim ekspresi.
"Ya ?"Tanya Raya, entah mengapa hatinya menjerit untuk melihat emosi emosi Javier
"Berhenti membeli untuk mereka, kau belum beli apapun untuk dirimu"
"ah, b-baiklah, kurasa aku hanya perlu beberapa baju lagi"Kini giliran Javier yang menarik Raya menuju deretan merek mewah terkenal dunia.
'Channel'
'Hermes'
'Luis Vuitton'
'Gucci'
Raya bahkan dalam keadaan tak sadar saat Javier meminta pramuniaga menunjukkan model keluaran terbaru dari mulai gaun santai, piyama, tas, sunglasess dan bahkan sepatu. Bahkan cara bicaranyapun cukup arrogant.
"Bawa semua keluaran terbaru, sesuaikan ukuran"Raya sampai harus ditarik pramuniaga saking cengo-nya, ia diminta untuk mencoba pakaian serta benda-benda lainya. Sebelum ia memutuskan memilih yang mana, Javier langsung membawa semuanya.
"Bungkus semua yang dicoba oleh isteriku"
"Baik sir, mohon tunggu di kasir"
Raya benar-benar ingin memukul kepala Javier, yang mungkin saja otaknya entah tertukar dimana. Pria kaku minim ekspresi itu sangat gila belanja melebihi dirinya yang seorang wanita. Apapun yang terlihat bagus dan berkualitas langsung dibawanya, bahkan tanpa memperhatikan bandrolnya. Disini hanya Raya yang ingin menangis, oh semua yang dihabiskan Javier adalah uang, dia menghamburkan semua itu seolah sama sekali tak berarti baginya.
Kini pertanyaanya adalah seberapa kaya Javier sebenarnya ??
"Tidak ada yang lain?"tanya Javier, setelah memastikan semua belanjaan akan dikirim ke alamat mereka
"Tidak, tidak, sungguh tidak ada yang kurang oh dirimu ya, em sebaiknya kita membeli sesuatu juga untukmu"Tanpa mau mendengar jawaban Javier, Raya langsung menyeretnya memasuki butik-butik khusus laki-laki. Karena Javier membelikanya barang-barang tanpa memandang harga, Rayapun melakukan hal yang sama untuk menyeimbangkan peneluaran mereka.
"Kau tahu Javier, pakaian pantai sangat cocok dengan yang kubelikan untuk twisn tadi, ah cobalah"Javier yang hendak protes, dipaksa Raya untuk menerima semua pilihanya.
Akhirnya Javier mendapatkan hal yang sama seperti Raya, mereka total menghabiskan waktu hampir 5 jam untuk mengelilingi mal. Ketika hendak turun ke lantai 1, Javier berhenti didepan 'Victpria Secret'. Raya yang melihat itu seketika membolakan matanya menatap Javier dengan tercengang.
"Kau juga membutuhkan ini"ucap Javier tanpa malu namun membuat Raya benar-benar ingin menimpuk wajahnya dengan hak yang dikenakanya saat ini
"Javier...kau gila"teriak Raya membuat Javier malah terlihat bingung
"Tidak butuh ?"
"T-tentu saja butuh, tapi aku memilikinya banyak, ah sudah kembali"dengan wajah merah padam, Raya berlari pergi duluan meninggalkan Javier yang menatapnya dengan kepergian dengan kosong.
"Dulu dia sangat menyukainya"ucapnya dengan pelan, langkahnya berlanjut mengikuti arah kepergian Raya
Saat mereka sampai dirumah, beberapa barang telah sampai duluan. Mengabaikan rasa malu yang sempat membayanginya, Raya beralih menggeledah barang-barang belanjaan, memisahkan pakaian untuk segera dimasukkan kedalam mesin cuci. Pakaian baru harus di sterilkan terlebih dahulu sebelum dipakai.
Saat Raya sibuk dengan kegiatanya, Javier beralih mauk kedalam ruang kerjanya dilantai atas. Kembali sibuk dengan pekerjaanya.
"Oh aku juga harus menyiapkan koper dan menata keperluan lainya, aku seperti ibu sungguhan bukan"ucap Raya sembari terkekeh, sembari menunggu pengering pakaian, Raya memilah mainan serta barang-barang untuk twins.
Sebenarnyapun twins tidak memiliki banyak mainan, di ruangan twins sedari vwal yang ia lihat hanya deretan boneka yang ia yakini milik Dania tertata rapi di lemari kaca bersanding dengan miniatur robot dan mobil mainan milik Daniel di lemari kaca sebelahnya. Kebersamaan mereka yang singkat ini membuat Raya mengerti baik Dania dan Daniel tak pernah memainkan semua itu, oh lebih tepatnya mereka tak pernah bermain-main layaknya anak seusia mereka, rutinitas Twins sejauh ini tidak jauh dari pergi ke TK, belajar mandiri di rumah kemudian mereka menghabiskan waktu untuk ngobrol atau melihat kartun bersama.
Mungkin Raya benar-benarharus mempertimbangkan saran guru TK twins untuk mulai menumbuhkan minat &bakat mereka. Oh pikirkan itu nanti sepulang liburan. Sekarang ia harus menundasejenak untuk menyiapkan makan siang dirinya dan Javier, kemudian menanyakanguru twins soal makan siang twins.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy's The Twins
Fiksi UmumKecelakaan yang terjadi setahun yang lalu membuat Raya koma panjang, ketika terbangun ia dihadapkan pada keadaan amnesia, belum lagi tiba-tiba ada dua anak imut muncul sebagai anak-anaknya. Mampukah Raya menerima kenyataan itu, bagaimana cara Raya m...