- Behind Cut (12)

57 23 1
                                    

"Refleks, kutolehkan kepalaku dan melihat Park Sol Ahn duduk di sofa merah marun. Gadis itu menatap kami dari balik selimut tebal." Setelah selesai dengan kalimat penutupnya, Kai melihat ke arahku. "Sejak kapan kau bangun?" tanyanya kemudian.

Aku memutar bola mata menanggapi pemuda itu. "Tidak lama kok. Setelah ini akan kuceritakan. Tetapi aku penasaran, kenapa sudut pandang kita berdua sangat berbeda?"

Napas lelaki berambut kecoklatan itu terdengar berat. Dia mendekatkan diri kepadaku dan menatapku lekat-lekat. Seolah mengunciku dalam matanya yang berkilat-kilat, Kai tersenyum miring. "Aku tidak biasa memberikan ceramah. Namun percayalah, manusia itu makhluk sempurna walaupun dipenuhi oleh kekurangan di sisi yang lain. Aku bisa melihat dan merasakan apa yang tidak bisa kau rasakan. Aku bisa melakukan apa yang kau sebut dengan sihir." Jemari lentiknya menari di udara, meliuk-liuk seakan memainkan piano tak kasat mata. Sedangkan netra itu memperhatikan gerakan tangannya seakan benar-benar melihat cahaya berpendar di ujung jemarinya.

Namun tetap saja aku tidak melihat apa-apa. Jadi aku memutuskan untuk mengalihkan pandang, menganggap semuanya adalah omong kosong.

"Kau percaya keajaiban Sol Ahn?" Kai bertanya setelah menyadari penolakanku terhadap upayanya menujukkan hal semu.

"Tadinya aku percaya," jawabku datar. "Namun sekarang tidak lagi," lanjutku setelah satu embusan napas. "Seseorang mengatakan padaku, 'Kau bukan nabi atau utusan Tuhan, Sol Ahn. Tidak ada yang namanya keajaiban atau mukjizat.' Begitu katanya." Kutolehkan kepalaku dan menemukan mata Hueningkai terbelalak karena kata-kataku. "Jangan tanya siapa, kau bisa menebaknya bukan?" Senyumku yang cuma segores seakan memuntahkan semua cahaya dari dalam dirinya.

Tak mengapa. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Pertemuanku dengan Hueningkai bukanlah keajaiban dari Tuhan. Bukan pula bencana yang harus aku ratapi. Dia hanyalah seorang manusia aneh yang kebetulan datang dalam hidupku. Aneh, karena aku tidak tahu ada apa di balik punggungnya. Aneh, karena aku tidak tahu mengapa suaranya begitu lembut. Mengapa pula aroma tubuhnya membuatku mabuk.

Aneh sekali karena aku tidak mau berpisah dengannya.

Kupejamkan mataku sejenak, barulah aku bersua, "Pernahkan kalian terbangun di dalam rumah orang asing dan melihat langsung si pemilik rumah bertengkar dengan pasangannya?"























































•°•°•°•°•

Udah liat anuannya H:OUR belum? :')
Astaga cakep banget mooo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku gabisa bayangin nanti Blue Hour gimana 😭😭 Pasti bagus banget EDUN!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku gabisa bayangin nanti Blue Hour gimana 😭😭
Pasti bagus banget EDUN!!


//Irene
tengah mencari oksigen

Night Talks || HueningkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang