"Untuk sekarang, menatap langit-langit putih nan polos lebih baik daripada meratapi angkasa di malam hari." Mata kecoklatan Hueningkai tampak kosong saat mengucapkan kalimat terakhir dari naskahnya. Dia menatap ke luar jendela beberapa saat sebelum mangerjap dan tersenyum simpul padaku. "Sayangnya, mata perempuan di depanku selalu membingkai langit."
"Aku tersentuh karena penutupnya, tapi aku akan memotong kalimat terakhir itu." Aku mencoba mencairkan suasana, seperti yang biasa kulakukan. Akan tetapi Hueningkai masih mengunci pandangannya. "K-kenapa?"
"Tentang langit, bagaimana pendapatmu? Mengingat kau mengaku tengah memandanginya saat pertama kali kita bertemu." Dia menelan ludahnya. "Apakah langit malam seindah itu?" Raut muka gelisah ditampakkan oleh otot wajahnya.
Aku pernah melihat ekpresi itu sebelumnya. Ekspresi yang dipenuhi oleh keraguan. Lampu tumblr yang dipasang mengelilingi kamar menyorot sebagian wajahnya dan menampakkan siluet yang membagi dua sisi dari Hueningkai. Seolah-olah bingung memilih sisi yang mana, pemuda itu menundukkan wajahnya dan bersembunyi menatap sisi gelap.
Entah apa yang dipikirannya, aku tidak tahu. Manusia memiliki sisi gelap dan terang seperti mata koin. Akan tetapi Hueningkai berbeda. Aku bahkan bisa membayangkan bagaimana hidupnya yang dipenuhi oleh cahaya suci. Meskipun demikian, saat ini Hueningkai tak lebih dari berkat yang jatuh, cahaya yang dipadamkan.
"Ya, langit malam saat itu begitu indah," jawabku dengan suara yang lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Talks || Hueningkai
ספרות חובבים"Halo selamat datang di podcast Night Talks bersama Sol Ahn dan ...." "Hueningkai!" "Malam ini kami akan menceritakan sebuah kisah ajaib." "Dengarkan baik-baik dan pejamkan matamu. Percayalah, jiwamu bagian dari para bintang." •°•°•°•°• Hueningkai x...