"Sontak kulangkahkan kakiku untuk membawa diri ini menjauh dari jendela. Sesaat kemudian, kilatan itu kembali dan tidak ada bayangan apapun di sana."
Suasana yang manis berubah menjadi mencekam hanya karena narasi yang kubacakan. Hueningkai memasang ekspresi datarnya di atas tempat tidur. Dia berbaring menatap langit-langit kamarku yang tampaknya semakin menjauh. Tangan kanannya terangkat perlahan, seolah hendak meraih langit. Sesaat setelah itu, jemarinya menggenggam ruang hampa dan jatuh begitu saja.
Lelaki itu menarik napas berat seraya memeluk erat boneka yang ada di atas dadanya.
"Apa yang kau lihat, Sol Ahn?" tanyanya.
"Kau mau aku membocorkan naskah yang hendak kubaca?"
Ekspresinya tetap tenang dan kosong. Terpancar dari mata kecoklatan yang cantik itu, Hueningkai memikirkan hal yang tidak bisa kutebak. "Apa yang kau lakukan saat itu?" Dia kembali membuka mulut hanya untuk mengutarakan pertanyaan yang jelas-jelas tidak akan kujawab.
"Kai...," keluhku dengan pelan.
Tiba-tiba pemuda itu bangkit dari tidurnya dan langsung menyambar mic.
"Naskah?" tanyaku memastikan. Namun Hueningkai menggeleng. Dia menelan ludahnya sebelum berbicara.
"Mari kita tambahkan thriller sebagai sub-genre-nya."
"Ha? Kenapa?" Aku kebingungan.
Masih mempertahankan ekspresi yang tidak bisa ditebak, Hueningkai tersenyum hambar. Sangat hambar sampai aku merasakan rongga yang ada dalam hatinya.
°•°•°•°•°
Semoga yang baca sehat selalu. Jangan lupa tap bintangnya ya~
Sampai jumpa di hari Kamis~
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Talks || Hueningkai
Fiksi Penggemar"Halo selamat datang di podcast Night Talks bersama Sol Ahn dan ...." "Hueningkai!" "Malam ini kami akan menceritakan sebuah kisah ajaib." "Dengarkan baik-baik dan pejamkan matamu. Percayalah, jiwamu bagian dari para bintang." •°•°•°•°• Hueningkai x...