Seorang perempuan dengan rambut sedada berwarna cokelat gelap sedang memainkan ponselnya. Ia sedang melihat-lihat postingan lucu di Instagram, numpang WiFi perpustakaan kampus, katanya harus digunakan dengan baik.
"Kenapa tidak pergi keruangan saya?" Letta mengerjab, ia memasukkan ponsel dan menatap dosen tampan ini dengan kening berkerut.
"Huh! Sehari aja gak ada lo bisa gak?" Dumel Letta dengan suara pelan.
"Ngomong apa kamu?"
"Gak bapak ganteng, apaan?" Tanya Letta to the point, dosen satu ini hanya akan mencarinya kalau ada yang diperlukan.
Kalau tidak ada apapun pasti Letta diperlukan seperti orang asing yang tidak saling mengenal satu sama lain.
"Saya tahu itu. Bantuin saya, motor saya mogok!"Letta menyerahkan paper bag miliknya pada Revan. Seorang dosen berkulit putih, dengan mata hijau redup dan wajah yang kebarat-baratan jangan lupakan tubuh proporsional yang ia miliki.
"Bawain!" Revan mengangguk. Seharusnya dosen yang menyuruh mahasiswa, tapi ini terbalik. Letta yang menyuruhnya, tak apa ini demi motornya. Daripada Revan pulang jalan kaki, lebih baik dia menurut dengan Letta.
"Masa cowok gak bisa benerin motor sih, harga diri pak!"
"Hmm!" Revan duduk di bangku yang tak jauh dari sana, sambil memperhatikan Letta yang membongkar motor sport miliknya dan mengetik sesuatu. Ini bisa disebut pengalihan jika ia terciduk melihat perempuan yang kelewat pede itu.
"Nih ya pak, saya yang cewek aja diajarin abang saya benerin motor sama mobil sekalian. Masa bapak gak bisa sih?"
"Hmm"
"Ini obeng mana sih? bautnya kurang nih pak! apalagi nih? oli, bensin ya Allah motornya sih gud luking tapi nyusahin, jual aja pak ntar kesini pake mobil, saya pernah liat tuh mobil bapak bagus, malah pakai motor, atau bapak emang sengaja bikin saya susah"
"Hmm"
"Bukan deh, kayaknya bapak pengen liat wajah saya terus-terusan"
Revan memutar bola matanya malas, ini salah satu sifat Letta, pedenya tingkat dewa.
"Minta duit!" Letta mengulurkan tangannya pada Revan yang mengangkat alisnya.
Letta mendesah lelah "Ya Allah pak, saya gak malak kok. Ini buat beli bensin sama oli di warung depan" Revan mengambil dompet dan menyerahkan pada Letta.
"Buat saya pak?" Revan mengangguk.
"Ambil aja uang buat kamu jajan, makasih udah bantuin motor saya" Letta mengangguk ia mengambil dompet Revan dan ketika pulang membawa dua kresek, satu yang kecil dan satu yang besar.
"Minta duit 30 ribu pak, totalnya sama bensin dan oli 50 ribu" papar Letta menjelaskan semua pengeluaran dari dompet sang dosen, Revan mengambil dompetnya dan mengangguk. Uang sekecil itu baginya bukan apa-apa.
"Mau ikut saya?" Letta celingak-celinguk melihat keadaan sekitar. Takutnya para fans fanatik pak Revan melihat, bisa-bisa bonyok wajah Letta besok.
"Saya bawa motor pak, ingat saran saya bawa mobil aja. Mobil banyak, malah bawa motor!" Revan hanya menatap mahasiswi itu datar, Letta mahasiswi yang unik.
Jangan lupa follow Wina komen tandain kalau typo dan taburin bintang sayang 🖤✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Lettavan (Completed)
Romance"Letta menikahlah dengan saya!" "bapak bercanda? obatnya habis?" •••••• Ini cerita klise antara Letta dan Revan yang judulnya Lettavan. Si dosen rese yang menjadikan mahasiswinya babu. Si mahasiswi bobrok yang mau mau saja disuruh oleh sang dosen.