🌿dua puluh enam🌿

17.9K 1.1K 3
                                    

Dugaan Letta kalau Revan akan pergi dari kehidupan kampusnya yang tenang dan akan damai, justru salah total. Dan rencana hidup perkuliahan tanpa Revan sama sekali tidak bisa terlaksana.

Laki-laki itu masih diperkerjakan di kampus, walaupun hanya sebulan karena para dosen sudah tahu hubungan antara mereka berdua.

"Ini hadiah untuk pernikahan lo" Alvin datang dari belakang, Letta menatap laki-laki itu dingin.

"Makasih" balas Letta tulus namun tetap terdengar datar.

"Shal lo.. engh gak jadi, maaf ganggu" Letta mengangguk, dia menuju pohon beringin, tadi sudah di kasih nafkah oleh sang suami dengan uang yang lumayan banyak, bahkan Letta hanya mengambil seperempat, sisanya dia tabung di salah satu celengan berbentuk peti harta karun, dengan bentuk yang lumayan besar, Letta ingin mengumpulkan uang dari sekarang.

Uangnya yang kemarin sudah di sedekahkan pada fakir miskin dan anak-anak yatim oleh Mia dan Zayn.

"Mang bakso original" pesan Letta, ia kembali melilitkan tubuh di tali beringin, beberapa kali mahasiswa dan cogan-cogan kampus atau yang lewat saja, menatap Letta.

"Mang saya kenapa? Kok banyak yang liatin?"

"Duh saya juga gak tau neng, tapi kalau menurut saya yang bikin neng di tatap sama akang-akang kasep sih karena baju yang dipakai neng Letta.

Letta memandangi bajunya dan terkekeh pelan, ini baju yang di berikan Revan untuknya. Revan membelikan Letta baju satu lemari penuh tentunya dengan style yang feminim, muslimah, dan cute. Katanya di rumah baru semuanya diletakkan, Revan hanya mengambilkan salah satunya.

Letta memilih baju cute dengan dress berwarna peach, dan rambut Letta yang mulai panjang karena tidak dipotong, dia ikat kuncir.

"Aldo!" Sapa Letta, ia mengambil pesanannya dan meminum kopi hitamnya lebih dulu.

"Jalan coba!" Letta menaikan alisnya, ini Aldo kenapa tiba-tiba nyuruh dia, Letta gak paham, Letta gak ngerti.

"Apaan sih Al, gue mau makan nih" Aldo malah memandang Letta dengan pandangan tajamnya membuat Letta mau tak mau menuruti keinginan sang sepupu.

"Jalan!"

Kaki Letta bergerak untuk berjalan dari yang biasa atau jalan Letta yang cepat atau sampai yang kayak fashion show.

"Lari"

"Buset, ngapain sih Al?"

Walaupun tidak suka dengan apa yang Aldo katakan padanya, Letta tetap menurut dan berlari hingga dia kelelahan.

"Hah, hah.. cape gue anjing"

"Jangan kasar bego" Letta mengangguk.

"Iya iya Aldo" jawab Letta lalu meminum kopi hitam dengan es batu miliknya.

"Kenapa sih nyuruh-nyuruh gue? Gak penting tau gak?"

"Penting gue mau tau lo malam tadi normal apa enggan sama pak Revan. Ternyata enggak" Letta menaikan alisnya, Aldo aneh sungguh aneh.

"Maksud lo" Letta mulai menyuapkan sendok demi sendok bakso sambil menunggu Aldo yang akan melanjutkan ucapannya.

"Gue kira lo abis mantap-mantap sama pak Revan ternyata gue salah. Pak Revan gak nafsu ya sama lo Shal?"

Uhuk.

"Lo gila Al" Aldo tertawa melihat mata Letta yang memerah karena dia tersedak mie "gue tau gue tepos tapi jangan ngehina juga, untung gue laper, abis ini kita gelut"

"Oke, gua juga mau makan deh" Aldo menjauh dan membawa semangkuk bakso, duduk di samping Letta.

"Al"

"Ape?"

"Btw lo juga tepos"

"Yakan gua cowok anjing"

"Gue penasaran kalau gue remes tete lo bisa gede gak ya?"

Melihat Letta yang tersenyum miring, Aldo lantas tersedak dan langsung minum "jangan macam-macam lo"

"Mau remes tete Aldo" kekeh Letta tersenyum mesum, Aldo meninggalkan mangkuk baksonya dan langsung berlari.

"Tolong!!! Letta kerasukan jin mesum pohon beringin!!!!"

"Aldo sini lo tepos!!" Letta mengejar Aldo, mereka berlari sambil saling ejek masalah tepos.















Ini udah 3 chapter kan hari ini?
Jangan lupa follow Wina dan taburin bintang sayang 🖤✨

Lettavan (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang