🌿dua puluh tujuh 🌿

17.5K 1.1K 4
                                    

Shaletta Diandrani adalah salah seorang mahasiswi yang menyesal karena telah memakai cute dress seperti ini.

Dia kira setelah menikah dengan Andrian Revano, si dojam, alias dosen kejam yang hanya jahat pada Letta. Semua penderitaannya menjadi babu akan sirna, hilang tergantikan masa-masa kuliah yang dia dambakan selama ini

Nyatanya Letta hanya menghayal untuk itu.

Sekarang dia di suruh membawakan setumpuk kertas yang beratnya subhanallah, ini karena peniti kertas yang diselipkan. Padahal Letta ingin melepaskannya agar berat kertas yang dia bawa berkurang. Tapi Letta masih punya otak walaupun tidak sebesar kepalanya, kalau dia akan disuruh menata ulang kertas milik para mahasiswa yang tidak berkawan dengannya.

Padahal ogah, udah gak dapat upah, tenaga makin hilang, terlebih ruangan dosen kampret berkedok suaminya itu jauh karena berada di lantai dasar, berbeda dengan ruangan kelas Letta yang berada di lantai 4.

Bayangkan saja membawa setumpuk kertas dengan naik turun tangga. Letta mengumpat dalam hati, takutnya ada yang dengar bisa berabe.

"Ni kampus besar tapi gak punya lift, korupsi nih dosen-dosennya" batin Letta kesal.

"Makasih" Letta merasakan berat kertas berkurang. Ini ada malaikat tanpa sayap yang membantu meringankan beban dari dopret sialan itu.

"Hmm"

"Kok kayak kenal" Letta menoleh dan seketika dia menghembuskan nafas kasar "Al!"

"Gue bantu boleh?" Letta mengangguk, mereka telah sampai di ruangan Revanjing, saat Alvin ingin mengetuk pintu, Letta menggeleng, tidak memperbolehkan Alvin bertindak sopan.

Brak

"Astaghfirullah!" Kedua orang yang ada di ruangan kompak istighfar bersama, Letta hanya cengengesan.

"Maaf pak, saya nendang sekaligus buka pintunya pakai kaki soalnya bapak ngasih saya tugas bawa ini kertas berat banget. Alhamdulillah saya gak pa-pa" tekan Letta berusaha tersenyum.

"Makasih say-- Letta" Revan tersenyum membuat dosen lain yang ada di ruangan itu bergidik, Revan menyeramkan saat tersenyum seperti itu.

"Sama-sama, nilai saya jangan lupa" Revan mengangguk, dia hanya tersenyum setelah Letta keluar, wait dia bersama laki-laki dan itu adalah cinta pertama Letta.

Setelah mengantarkan tugas yang diberikan oleh dopret aneh, Letta berjalan menuju cafetaria kampus. Tiba-tiba Letta ingin minum kopi yang tidak original, alias sudah ditambahkan kawan-kawan.

"I mad at disnnn--" mata Letta memicing saat ia melihat Aldo dengan Nia sedang berada di pojokan.

Jadi sedang apa setan dan malaikat di sana?

Wah jangan-jangan Aldo ingin membuat malaikat baik seperti Nia tercemar dengan ke-dosa-an yang Aldo miliki.

"Nia Aldo ngapain lo?" Nia membelalak kaget dan bersembunyi di belakang Aldo. Sungguh seseorang yang dia takuti setelah tuhan adalah Letta, walaupun penampilan Letta berubah 180° tetap saja Letta yang berkata kasar dan dengan nada yang membentak... sangat menakutkan.

"Ngapain sih ganggu aja lo!" Sentak Aldo kesal, Letta tidak bisa memanfaatkan keadaan.

"Ngapain sih kalian, nge wik-wik sampe gue ganggu" Aldo langsung membawa Letta menjauh.

"Astaga ogeb shaletta sialan!! Gue mau pdkt sama Nia, lo mau sepupu lo ini sendiri terus gak kasihan?" Letta menggeleng tanpa dosa.

"Bukannya lo gak suka Nia?"

"Gak mau tau nanti gue butuh bantuan lo nyet"
















Jangan lupa follow Wina dan taburin bintang sayang 🖤✨

Lettavan (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang