12 - Kehilangan Kembali

1.1K 181 45
                                    

“Sial.”

Umpat wanita yang sekarang sibuk menghisap asap tembakau yang di bakar di jepit oleh kedua belah bibir miliknya, Eun Bi menghembuskan nafas berat beriringan dengan asap putih yang memenuhi udara di depan belah bibirnya yang terbuka. Terkekeh pelan di sana mengingat bagaimana Jungkook berkata dengan brengseknya.

“Tidak, aku hanya merasa jika yang berdosa di rumah tangga ini bukan hanya aku saja. Jika kau ikut berselingkuh, bukankah kita sama-sama berdosanya?”

Setelah kata itu terlontar, Eun Bi hanya bisa terdiam selagi mengulas senyum tipis yang miris. Entah, Eun Bi tidak mengerti tentang segala hal yang terjadi, membenci semua orang yang akan berubah seiring waktu berjalan, entah itu sifat, bentuk dan rupa. Eun Bi tidak tahu, rasa sekarang tidak ada hal yang perlu ia besarkan kendati perselingkuhan Jungkook tidak bisa di hindari begitu saja. Butuh waktu untuk Eun Bi sampai pada titik ini, titik di mana ia merasa sudah sia-sia untuk menangisi perasaan Jungkook yang mungkin sudah sepenuhnya tidak akan bisa utuh kembali.

“Kenapa jadi aku yang terlihat menyedihkan di sini.” terkekeh sembari kembali menghisap dan menghembus kepulan asap menyesakkan paru-paru, melihat ke arah rembulan yang sekarang tampak berbentuk bulat sepenuhnya, di iringi berbagaimacam bintang yang mengisi kekosongan langit.

Eun Bi sungguh ingin berkata jika ia sudah lelah dengan semuanya, baik itu tentang keluarga, cinta dan perhatian yang sia-sia. Semakin ia bergerak berlari, ia mungkin semakin meninggalkan semuanya entah itu cinta, perhatian dan jati dirinya sendiri. Eun Bi rasa bagai pecundang yang tidak bisa menindak lanjuti perselingkuhan sialan Jungkook yang mengancam rumah tangganya. Persetan dengan perasaan lelaki sialan itu, yang terpenting bagaimana ia bisa menyembuhkan luka untuk Mi Cha dan hatinya jika keluarga ini benar-benar tidak bisa di selamatkan lagi nantinya.

Semakin dewasa, semakin merasa sendiri.

Eun Bi rasanya rindu sekali masa di mana sebelum diri remaja miliknya mengiring untuk menjadi dewasa, di mana ia menghabiskan masa kecil bersama Moon Bin, di mana ia bertengkar dengan Eun Byul------mengingat sang adik yang telah berpulang ke rumah abadi membuat Eun Bi meneteskan air mata kembali, ingin merasa bagaimana berada di rumah tuhan. Apakah, di sana ia tidak akan merasakan sakit yang hampir membunuh akal sehat dan jiwa miliknya, jikapun ini ujian dari Tuhan. Bukankah, ini terlalu kelewatan? Bernafas saja sudah rasa sakit karena beban yang di pikul bukan main-main berat dan sakitnya.

“Aku lelah, Byul. Apakah menyenangkan berada di sisi pencipta?”

***

Kepala milik Eun Bi di hantam pening bukan kepalang, kendati sebelah tangan miliknya terus saja menyetir sembari tangan sebelahnya memegang ujung dahi terasa pusing bukan main. Bergerak memberhentikan mobil di bahu jalan-----akibat pusing di kepalanya tidak bisa di kontrol, takut saja jika ia mengalami kecelakaan jika saja menyetir dalam keadaan tidak memungkinkan.

Toko bunga berada di sisi jalan, membuat Eun Bi menghela pelan-----semalam setelah mengingat Eun Byul, ia ingin mengunjungi pemakaman di mana tempat Eun Byul di makamkan. Ia rindu sekali dengan adiknya itu, tidak tahu kenapa.

Melepas sabuk pengaman juga pintu mobil, Eun Bi mulai berjalan meninggalkan mobil bergegas untuk memasuki toko bunga, langkahnya terhenti saat menemukan Namjoon dan Yoon Gi di sana, membuat wanita itu lantas mengulas senyum tipis. Kedua lelaki itu saling menatap kemudian tersenyum ke arah Eun Bi----ah, bisa di bilang hanya Namjoon yang menyambut dirinya hangat tidak dengan Yoon Gi yang terlihat malas sekali mengetahui dirinya kembali memunculkan diri di hadapan lelaki itu.

“Oh, kalian juga membeli bunga?” kata Eun Bi menatap bucket bunga yang berada di gengaman masing-masing lelaki itu, Namjoon balas tersenyum. “Ya, hari ini acara perlombaan piano Yoon Ji. Aku ingin memberi selamat kepadanya.”

Evanescent ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang