Malam ini hujan menguyur kota sangat deras, waktu sudah menunjukan hampir pukul sebelas malam. Ratapnya pada kue berukuran sedang dengan lilin berbentuk angka lima terpaku tegang di atas krim berwana putih bersama tulisan selamat tahun kelima usia pernikahan. Kembali di lihatnya pintu yang tertutup rapat di depan sana, berharap sosok yang di tunggunya datang dengan segera untuk merayakan hari jadi pernikahan mereka.
Namun setelah tiga puluh menit berlalu, presensi suaminya sama sekali tidak terlihat untuk kembali ke rumah membuka pintu yang bahkan Eun Bi pandangi sendari tadi sampai bosan berharap Jungkook pulang dengan cepat segera. Baru saja ia ingin menghubungi lelaki itu, pintu rumah terbuka dengan sosok Jungkook yang baju kemeja atas miliknya basah. Eun Bi beranjak dari duduknya mendekat ke arah Jungkook yang sekarang hanya menatap dirinya sekilas.
Eun Bi berdiri di hadapan lelaki itu yang masih sibuk melepas jas miliknya, tanpa berniat menjelaskan sedikitpun tentang kemana pergi dirinya yang pulang telat dari jam biasanya. Wanita itu masih berdiri di hadapanya, menerima uluran jas yang di sondorkan oleh Jungkook. Masih sabar menunggu, walaupun pada akhirnya yang Eun Bi dapatkan hanyalah lelaki itu tetap bungkam di tempat.
"Buka baju milikmu, biar sekalian aku masukan ke mesin cuci." kata Eun Bi, sembari membenarkan letak jas milik lelaki itu yang sempat melorot dari gengamanya.
Lelaki itu diam sesaat, Eun Bi yang melihat itu memutar bola matanya malas. "Kenapa kau diam, nanti kau sakit jika masih memakai baju basah itu."
Jungkook membungkuk, berusaha menjangkau kaus kaki lembab miliknya untuk di lepas, Eun Bi memperhatikanya sampai pada saat kedua kancing atas kemeja milik Jungkook terbuka menampakan berberapa bercak ruam merah yang sudah ia hafal jelas bagaimana ruam tersebut bisa membekas pada kulit tubuh. Eun Bi jelas sadar jika semalam mereka tidak melakukan malam panas yang bisa menghasilkan ruam merah yang letaknya bukan hanya di satu tempat, tapi ada tiga. Dua di dada dan juga satu di leher, Eun Bi berusaha untuk tidak bertanya apapun kendati sesak di dadanya mencekik bukan main.
"Jung..." panggilnya lirih, membuat Jungkook menegapkan punggungnya sembari memberikan kaus kaki lembab itu kepada Eun Bi yang sekarang menatapnya berkaca-kaca, lelaki itu pikir Eun Bi hanya sedang flu seperti biasa saat cuaca sedang tidak menentu. "Aku akan mandi, nanti aku akan menaruh pakaianku sendiri di mesin cuci."
Eun Bi mencoba mengatur nafasnya senetral mungkin, menahan pecah air matanya jika saja ia salah melihat ruam merah di kulit suaminya yang Eun Bi ingat dengan jelas bukan hasil dari hisapan bibirnya itu adalah gigitan dari serangga. Namun, setelah melihat jelas saat sinar lampu rumah menerangi tubuh Jungkook dengan jelas. Eun Bi sungguh tidak bisa untuk tetap berpikir tenang, jikalau ruam merah itu terlihat mulai kebiruan. Serangga mana yang bisa membuat kulit suaminya sampai membiru seperti itu, maksut Eun Bi. Jungkook melakukannya bersama siapa selain Eun Bi yang berdiri di sini menatap hasil perbuatan pengkhianatan Jungkook dengan nyata hampir merusak akal dan detak jantungnya yang tiba-tiba menggema memenuhi pendengaranya menggangu.
Terdengar langkah kaki lelaki itu meninggalkannya dengan pikiran pecah bersama pecahan hati yang rusak parah, dadanya sesak bukan main. Tubuhnya lemas, butuh sandaran.
Masih tidak percaya akan hadiah yang ia dapatkan di tahun ke lima pernikahan mereka, adalah sebuah pengkhianatan.
"Mulai sekarang, tidak perlu merayakan hal seperti ini lagi. Kita sudah dewasa, banyak hal yang lebih penting lagi untuk di urus. Berhenti bersikap kekanakan, kita keluarga bukan sepasang kekasih yang merayakan setiap hari jadinya." kata Jungkook selagi menaiki tangga menuju di mana kamar mereka berada, Eun Bi yang mendengar itu hanya terdiam di tempatnya. Air matanya luruh, dengan detak jantung menggila bersama sesak di dada.
Sekarang ia bisa mengerti kenapa sikap Jungkook akhir-akhir ini berubah, kenapa lelaki itu tidak mau lagi di peluk saat gadis itu ingin memeluknya saat terlelap, menghindar saat Eun Bi mencoba mengecup bibirnya seperti biasa. Bahkan, kegiatan panas mereka bisa terhitung terjadi saat tiga bulan yang lalu di mana sampai sekarang lelaki itu membuat jarak, bersikap dingin dan cuek.
Eun Bi pikir ia bisa memarahi Jungkook saat itu juga, menuduh lelaki itu dengan bukti yang jelas adanya. Namun, yang di lakukan Eun Bi sekarang hanyalah diam merasakan rasa sakitnya merambat sampai ke seluruh tubuh, wanita beranak satu itu pada akhirnya pecah tangisnya saat jelas menemukan bau manis vanilla memasuki indra penciumanya saat meletakan Jas milik Jungkook kedalam mesin cuci.
Jelas sekali, jika ini bukanlah parfum milik Jungkook yang berbau maskulin.
Lantas, bagaimana ia bisa bertahan di saat salah satu dari mereka sudah tidak lagi sama. Jungkook berkhianat, lelaki itu lebih dulu mematahkan hubungan lalu akan bagaimana hati Eun Bi kedepanya yang sekarang tidak bisa membenci karena masih sangat mencintai lelaki brengsek Jeon itu.
[ ]
A/n : holaaaaaa akhirnya aku kembali dengan squel ini wkwk seneng gak kalian?
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent ✓
FanficTepat di tahun kelima pernikahan mereka, semua pengkhianatan yang di lakukan Jungkook layaknya madu manis yang terus Eun Bi jilat sampai kritis. [ Squel of Restriced! Jadi sebelum baca cerita ini, baca Restriced terlebih dahulu biar nyambung alurnya...