13 - Pemakaman Ayah

1.1K 158 73
                                    

Dulu, Eun Bi ingat sekali kenangan bersama dengan Ayahnya, dimana saat pertama Eun Bi memasuki sekolah menengah pertama, Eun Bi mengalami hari yang sial di mana ia terlambat karena motor milik Ayah tiba-tiba rusak. Eun Bi ingat jelas bagaimana dirinya yang mengomel kesal, dengan Ayah yang lebih dulu mengeluarkan sepeda sampai melupakan alas kaki hanya karena ikut panik lantaran Eun Bi terlambat di hari pertama dirinya sekolah.

Hari di mana musim gugur tengah mengganti menjadi musim dingin, Eun Bi lengkap dengan pakaian hangatnya tidak dengan Ayah yang hanya mengenakan kaos krem berserta celana kain yang kotor hasil dari membenarkan motor yang sama sekali tidak menunjukan tanda untuk hidup dan menyelamatkan Eun Bi dari keterlambatan, mengayuh sepeda dengan sekuat tenaga bersamaan dengan kaki tanpa alas, hanya takut jika Eun Bi di hukum karena terlambat. hal kecil itu adalah yang hal paling Eun Bi rindukan.

Meski tiga bulan setelahnya Ayah sepenuhnya berubah, bukan Ayah yang penuh canda dan tawa. Perubahan yang sama sekali tidak bisa Eun Bi terima, dimana hanya teriakan pertengkaran yang selalu mereka utaran saat Eun Bi pulang dari sekolah, jika saja Eun Byul tidak sakit. Akankah Eun Bi bisa merasakan hal sederhana namun bisa membuatnya menangis karena merindukan segala hal yang dulu telah sepenuhnya berubah.

Masih dengan wajah pucat dan mata yang memerah bengkak, Eun Bi duduk di samping foto Ayah yang di kelilingi bunga dan lilin di sana nampak terlihat bahagia sekali, sedangkan Ibu tepat berada di sampingnya mengelus bahu Eun Bi pelan dengan wajah yang sama kacaunya dengan Eun Bi.

“Salah satu dari kita mulai meninggalkan, Bu. Dua kali kita kehilangan, dan rasanya tetap sama, bahkan rasanya semakin sakit.” kata Eun Bi dengan bibir yang bergetar sembari menatap manik mata milik Ibu yang sama berkaca-kacanya, setelah meyakinkan dokter jika Eun Bi masih sanggup untuk pergi menghadiri acara pemakaman sebagai wali mendampingi Ibunya yang sekarang berdiri seorang diri, walaupun rasa tubuhnya semakin tidak terurus, Ibu tetap tersenyum kepadanya walaupun dapat di lihat jika mereka sama-sama terluka di sana.

“Tidak, Ibu rasa bahagia...” dapat Eun Bi lihat sudut mata milik Ibunya basah, bersamaan dengan Ibu menatap figura Ayah dengan senyum yang sangat tulus di sana, dan mulai kembali berkata. “Pertemuan dan perpisahan itu sudah menjadi hukum alam, Ibu tidak menyalahkan takdir, Ibu tahu ini semua akan terjadi walaupun Ibu tidak tahu kapan itu terjadi, Ibu sudah siap menerima konsekuensinya. Ibu bahagia karena Ayah tidak merasa sakit mengerogoti tubuhnya hingga ringkih, Ayah jauh lebih baik untuk kembali kepada pencipta, agar Ayah bahagia abadi di sana. Ibu juga bahagia telah berhasil mempertahankan rumah tangga ini hingga salah satu dari kami telah lebih dulu menghadap sang pencipta,  Ibu bahagia karena Ayah juga mampu bertahan hingga akhir hayat untuk tetap bersama Ibu.”

Eun Bi kembali menangis mendengar betapa tegar seorang Ibu yang telah merawatnya hingga sebesar sekarang ini, membuat Ibu melihat bagaimana Eun Bi bersujud di pangkuannya sembari menangis, menyalahkan dirinya yang terlihat sangat mengenaskan bahkan di usia pernikahan mereka yang bahkan masih jauh menyentuh paruh umur mereka.

“Kami bertengkar, berbeda pendapat, salah satu berkhianat, bosan dan lelah telah kami lewati bersama-sama. Walaupun bilah bibir mengatakan jika kita sudah tak sama, namun kenangan yang akan membuat kalian kembali ke masa di mana kalian menyadari jika kalian terikat untuk saling membutuhkan satu sama lain.” Ibu mengelus puncak kepala Eun Bi yang sekarang kembali menangis deras, membuat Ibu kembali tersenyum pada figura yang terpajang di sana, menunduk menemukan diri Eun Bi yang bergetar menangis hebat. “Tetaplah bertahan, sampai saat pencipta memisahkan kalian dengan dunia yang berbeda, agar kalian tidak merasa penyesalan di dunia.”

***

Tiga puluh menit berlalu tanpa perbincangan berarti antara Jungkook dan Eun Bi, sedangkan di kursi belakang Ibu sedang memangku Mi Cha yang terlelap menatap ke arah mana sepasang suami istri itu tetap bungkam dari saat pertama kali menempati kursi sampai pada perjalanan pulang, dapat ia lihat bagaimana Jungkook selalu mencuri-curi pandang pada diri Eun Bi yang terlihat hanya melamun menatap kosong ke arah depan.

Evanescent ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang