20 - Demam

1.3K 164 71
                                    

Hujan kembali menguyur kota dengan derasnya, sementara itu di sudut ruangan sesosok wanita sedang terbalutkan selimut tebal di atas sofa lantas melihat ke arah luar jendela dengan secangkir coklat hangat di gengaman, menyesapnya sedikit, sembari menikmati bagaimana hujan berserta gemuruh petir menghiasi langit dari dalam pembatas kaca transparan yang sedang Eun Bi pandangi. Pohon-pohon bergerak ke kanan dan ke kiri akibat di tiup angin, dan berberapa dedaunan gugur bahkan tumbang, akibatnya listrik di padamkan untuk mencegah kebakaran.

Setelah pulang dari studio milik Yoon Gi, Eun Bi tidak berbicara sama sekali. Ibu terlihat lemah sekali, dan saat Eun Bi pulang pun Ibu sudah tidur di kamar bersama Mi Cha, jadi Eun Bi pikir untuk besok saja mengatakan hal yang membuatnya berberapa hari belakangan lebih banyak berkunjung membawa Mi Cha dengan raut sedih.

Membuat Eun Bi kembali diam dalam keheningan malam dengan sebatang lilin yang tinggal setengah menerangi ruangan, matanya bergulir ke samping saat mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya. Senyum miliknya lantas tersemat di sana, sembari melepas gelungan selimut yang tadi menghangatkannya merengkuh tubuh mungil Mi Cha untuk ikut masuk ke dalam selimut, melilitkanya pada tubuh mereka berdua agar tetap hangat.

“Terbangun?” tanya Eun Bi kemudian, anak gadisnya itu mengganguk sembari mengucek mata yang mungkin masih melekat kotoranya di sana, membuat Eun Bi gemas sendiri kemudian mencubit pucuk hidung milik Mi Cha pelan. “Kenapa Mi Cha terbangun?”

Sebelum menjawab, anak gadisnya itu lebih dulu cemberut. “Nenek mendengkur keras sekali, Mi Cha tidak bisa tidur.”

Setelah itu hanya kekehan yang dapat Eun Bi lontarkan, menarik tubuh Mi Cha untuk terduduk di pangkuannya dengan dahi milik Mi Cha menyender pada bahu miliknya-------mengelus sesekali menepuk pelan punggung milik Mi Cha agar anak gadisnya itu kembali tertidur, namun yang di temukan hanyalah Mi Cha yang memandangnya dengan tatapan yang sulit di artikan. “Ibu...”

“Ya, sayang?” sahut Eun Bi dengan lembut, selagi menunggu Mi Cha untuk melanjutkan kata-katanya. Terlihat bagaimana Mi Cha mengulum bibir bawah, seperti ingin berkata namun ragu. membuat Eun Bi mengelus puncak kepala anak gadisnya sayang. “Kenapa? Mi Cha ingin bertanya apa, hm? Katakan sayang, jangan takut. Ibu tidak akan marah.”

“Yoon Ji...” anak gadisnya itu terdiam berberapa saat, kemudian menunduk. Membuat Eun Bi mengingat pembicaraannya dengan Yoon Gi berberapa hari lalu, tentang Mi Cha yang menjauhi Yoon Ji membuat Eun Bi merasa jika Mi Cha akan membahas ini, Eun Bi memilih untuk mengganguk tanpa berkata membiarkan Mi Cha untuk melanjutkan kata-katanya. “Ibu... masih sayang dengan Mi Cha, benar? Ibu tidak mungkin pergi bersama Yoon Ji, kemudian meninggalkan Mi Cha, kan?”

Mendengar pernuturan Mi Cha membuat Eun Bi sedikit berpikir keras, tentang bagaimana Mi Cha bisa berpikir sejauh itu. Melihat bagaimana Eun Bi diam, membuat Mi Cha merasakan ketakutan itu kembali. Ketakutan jika benar Ibu tidak menyayanginya lagi, melainkan menyayangi Yoon Ji. Melihat bagaimana wajah Mi Cha memerah bersamaan Isak tangis di sana, Eun Bi buru-buru menangkup pipi gembul si anak. “Tidak, sayang. Mana mungkin Ibu tega meninggalkanmu, Mi Cha pergi sekolah saja Ibu sudah rindu.”

Mengapit wajah mungil Mi Cha di sana, kemudian mengusap air matanya. “Ibu hanya milik Mi Cha, dan Ibu tidak akan pernah meninggalkan Mi Cha. Ya, Mi Cha tidak perlu takut...” kemudian mengusap punggung milik Mi Cha yang wajahnya teredam di dadanya.

“Kenapa Mi Cha bisa berpikir seperti itu, Jadi... Mi Cha bertengkar dengan Yoon Ji, karena Mi Cha takut Ibu akan lebih sayang Yoon Ji daripada Mi Cha?” tanya Eun Bi, dan di balas anggukan oleh Mi Cha setelahnya anak itu kembali menangis namun suaranya teredam karena berbicara di dada milik Eun Bi. “Ayah bilang, Mi Cha harus menjauhi Yoon Ji, agar Ibu tidak pergi.”

Evanescent ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang