Part 22

16 1 0
                                    

Jeonghan tertidur dengan tangan menggengam tangan nara. Dia bermimpi tentang nara. Semua hal tentang nara, sejak pertama kali dia bertemu nara sampai nara dia lepaskan demi seungcheol. Jeonghan merindukan nara, dia merindukan pertengkaran kecil antara mereka.

Jeonghan menangis dalam tidurnya. Dia tidak sadar jika air matanya terus menetes seiring dengan otaknya yang terus mengingat nara. Di kepalanya tergambar dengan jelas senyum nara ketika dia memberi tau bahwa dia merestui hubungannya dengan seungcheol.

"kak"panggil seseorang membuat jeonghan terbangun dari tidurnya.

"eh.. Ma, pa. Kapan dateng?"tanya jeonghan menyadari bahwa mamanya yang membangunkannya.

"baru aja. Seungcheol mana?"jawab sang papa.

"dirumah pa, jeonghan suruh istirahat hari ini. Kasian kalo harus jagain nara terus"

"nara belum ada perkembangan?"

"belum ma, tapi nara udah keluar dari masa kritis. Tinggal tunggu lukanya sembuh sama nara bangun"ucap jeonghan. Mamanya tidak tahan menahan tangis. Jeonghan langsung memeluk mamanya.

"adek cepet bangun ya nak. Kasian kakak sama seungcheol harus ngurus 2 anak sama kamu, mama sama papa bisa aja bawa yoora tapi yoora nggak mau"ucap mamanya dengan isak tangis. Beliau mencium kening nara pelan.

Setelah mamanya pulang, jeonghan memutuskan keluar sebentar untuk mencari udara segar. Kepalanya sedikit sakit akibat mimpi dia tadi. Apa yang terjadi pada nara benar benar menyakitinya baik fisik maupun mental.

Jeonghan akan melakukan apapun demi nara. Bahkan jika mungkin dia ingin berpindah posisi dengan nara. Sekarang banyak yang membutuhkan nara, bayinya sangat membutuhkannya. Jeonghan tau bagaimana perasaan seungcheol karena dia juga merasakannya. Jika seungcheol menyukai nara sejak SMA, jeonghan menyukai nara sejak pertama kali pertemu.

***

Sudah sebulan lebih sejak kecelakaan nara terjadi. Nara masih koma, belum menunjukkan akan segera bangun. Perkembangan nara juga semakin baik walau nara masih memutuskan untuk tidur. Seungcheol juga semakin baik, yulin dan yoora juga tidak ada masalah.

Jeonghan tidak tau apa yang akan terjadi pada seungcheol jika yulin atau yoora tidak ada dan apa yang akan terjadi jika jantung nara berhenti saat itu. Mungkin seungcheol akan melakukan hal yang gila. Mungkin seungcheol juga akan bunuh diri, bukan hanya seungcheol jeonghan mungkin juga melakukannya.

Sejak seminggu yulin tinggal diruangan yang sama dengan nara. Seungcheol memaksa karena dia merasa jika nara akan bangun. Seungcheol khawatir jika nara bangun dia tidak ada di samping nara. Hal itu membuat member secara bergantian menemani seungcheol dirumah sakit.

Yulin dan yoora anak yang cerdas. Mereka sama sekali tidak rewel. Yulin hanya rewel ketika pulang kerumah pertama kali setelah itu intensitas rewelnya semakin berkurang. Yoora juga anak yang pintar, dia tidak pernah merepotkan member lain bahkan ketika yoora diajak bekerja dia akan anteng. Yoora juga menolak tidur dirumah sakit, katanya bau rumah sakih aneh.

Beberapa hari ini yoora sedikit rewel mungkin merasa badannya tidak enak. Sebelum tidur selalu menangis dan akan tenang ketika di berikan susu. Tapi berbeda dengan hari ini, yoora terus menangis walau tidak berontak. Dia terus mencari cari bunda, member juga menjelaskan jika bunda sedang sakit.

Semakin malam tangis yoora semakin sering. Sekarang malah mencari ayah, mau nggak mau mereka harus ada yang mengantarkan yoora kerumah sakit. Joshua menggendong yoora agar sedikit tenang dan berjanji mengantarkan kerumah sakit baru yoora berhenti nangis.

Sepanjang jalan yoora hanya sesenggukan, dia ingin menangis tapi terlanjur berjanji untuk tidak menangis. Joshua melihat yoora yang sesenggukan seketika menahan agar tidak tertawa. Yoora terlihat sangat lucu saat menahan agar tidak menangis. Anak seumuran yoora sudah tau bagaimana cara menepati janji itu sangat luar biasa.

Beautiful SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang