WWFM . 19

1.9K 277 80
                                        

Hallo!!! Welcome back on my channel TeaCup_V!!!

So jangan lupa pencet vote sebelum baca ya...⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Abis itu komen dibawah... aku nantikan komen2nyaaaah...

Langsung ajalah kalo begindang!!!

CEKIDOT SKIDIPAPAP!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!





(((((((*****)))))))





Pemberontakan besar-besaran terjadi diistana. Penyusup masuk dalam jumlah banyak dan tentu saja mengejutkan seluruh penghuni istana. Mereka yang sedang dalam masa bahagia karena akan menyambut pernikahan kerajaan mendadak harus berjuang diantara hidup dan mati melawan para pemberontak.

Seluruh penghuni istana dievakuasi dengan segera. Termasuk para pejabat hingga dayang dayang kerajaan. Keberadaan Raja dan Permaisuri hingga kini belum diketahui. Begitupun dengan pangeran Namjoon yang belum nampak dimanapun.

Seokjin yang saat ini bersama dengan Hansung dan Jimin berusaha mati-matian melindungi Hansung yang sama sekali tidak bisa mempertahankan dirinya.

"Apa yang terjadi padamu Hansung-ah? Apa karena kehilangan ingatan kemampuan bertarungmu juga ikut hilang?" ucap Jimin setelah berhasil menumbangkan musuh yang hampir saja mencelakai Hansung dari belakang.

Hansung menunduk ketakutan. "Mi-mianhae," katanya dengan bibir gemetar.

"Jangan marahi Hansung. Kita tidak bisa memaksanya jika memang dia tidak bisa bertarung," ujar Seokjin.

Sebelah tangannya masih menggenggam erat tangan Hansung. Sedikit merepotkan memang tapi dia tidak mau adiknya terluka. Tapi dalam perjuangan mereka menuju gerbang utara matanya menelisik kemana-mana. Ia mencari keberadaan Namjoon yang sejak tadi tidak dilihatnya.

Seokjin menarik mereka ke suatu ruangan. Bersembunyi dari pertempuran diluar. Mereka kelelahan karena banyaknya pemberontak yang masuk.

"Kenapa banyak sekali penyusup? Dari mana mereka masuk?" kata Seokjin sambil mengintip keadaan diluar. Setelah keadaan dirasa cukup aman Seokjin berlutut melihat keadaan Hansung.

"Kau baik-baik saja saeng?"

"Aku tidak apa-apa hyung."

"Kau Jimin?"

"Lenganku tergores," Jimin memperlihatkan lengannya yang terluka akibat sabetan pedang lawan. "...diluar itu aku baik-baik saja."

Hansung melihat lengan Jimin yang berdarah. Ia pun merobek kain bajunya lalu diikatkannya keluka Jimin agar lukanya tidak melebar.

"Gomawo Hansung-ah."

"Ne. Maaf, kau terluka gara-gara aku," ujar Hansung dengan perasaan bersalah.

Jimin yang melihat itu jadi menyesali perkataannya tadi. Dia menyentuh pundak Taehyung sehingga sahabatnya itu menatapnya.

"Jangan berkata seperti itu. Sudah kewajibanku menjagamu. Maafkan aku juga jika tadi aku sempat menyinggungmu. Aku sedikit terbawa emosi tadi."

"Aniyo, kau memang benar. Aku sungguh merepotkan kalian."

"Kita tidak ada waktu untuk berdebat seperti ini Hansung-ah, Jimin-ah. Gerbang utara berada tidak jauh dari sini. Sekarang kau bawalah Hansung menuju kesana Jimin," Seokjin memotong perbincangan tidak penting mereka.

"Lalu kau sendiri hyung?" Hansung menatap bingung kakaknya itu.

"Aku akan mencari Namjoon. Aku khawatir padanya," ujar Seokjin. Ia bersiap untuk pergi tapi Hansung menahannya.

When We First Met (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang