WWFM . 9

2.3K 357 141
                                    

Hansung tengah duduk melamun diteras pondok. Dia menepati janjinya untuk tidak pergi kemanapun disaat Jeongguk tidak berada disekitar. Dia tadi sempat tertidur saat siang hari lalu baru saja terbangun saat merasakan udara yang sudah semakin mendingin menandakan malam akan tiba.

Sekarang dia tengah menunggu kepulangan Jeongguk yang sampai sekarang sama sekali tidak terlihat tanda-tanda bahwa dia kembali. Hansung sudah duduk diteras selama tiga puluh menit. Karena itu dia merasa bosan dan jatuh dalam keterlamunannya. Perutnya juga lapar karena tadi Jeongguk hanya meninggalkan sebuah ubi manis untuk makan siangnya.

"Haah," Hansung menghela napas panjang. "Kapan ia akan pulang? Aku lapar. Aku juga ingin manisanku."

Saat ia masih asik memikirkan manisan yang Jeongguk janjikan padanya, Hansung mendengar suara langkah kaki mendekat dari arah belakang pondok.

"Jeongguk!" Hansung berseru riang mengira bahwa yang akan datang adalah Jeongguk.

Namun seketika senyumannya memudar begitu melihat bahwa yang datang bukanlah Jeongguk. Tapi seorang pemuda pucat yang memiliki belas luka memanjang yang melintang dimatanya.

"Si-siapa kau?" Hansung secara otomatis mundur kebelakang saat orang itu semakin mendekat kearahnya.

Yoongi, pemuda pucat itu terkekeh melihat Hansung yang tampak ketakutan. Ia tidak menyangka jika pemuda yang ditolong adiknya ini adalah orang yang penakut. Berbeda sekali saat pertama kali ia melihatnya dulu.

"Kau sudah sembuh rupanya. ternyata Jeongguk merawatmu dengan baik. Dia benar-benar mengindahkan ucapanku," sapa Yoongi dengan seringaian yang tercetak jelas dibibirnya.

Hansung langsung bersikap waspada. Dari perangainya orang asing itu terlihat tidak bersahabat. Ia lalu memperhatikannya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Penampilannya hampir mirip dengan Jeongguk. Berpakaian hitam dengan membawa pedang ditangannya. Namun rambutnya berwarna pirang. Hansung jadi berpikir apa dijaman Joseon sudah ada pewarna rambut? Atau rambut itu alami? Apa orangtuanya adalah orang asing?

Hansung menepuk kepalanya karena berpikiran aneh. Sekarang bukan saatnya memikirkan hal semacam itu.

"Kau mengenalku?" tanya Hansung takut-takut.

"Tentu saja. Putra bungsu keluarga Do yang terhormat, Do Hansung. Bagaimana mungkin aku tidak mengetahuinya?" jawab Yoongi.

"Sepertinya pemuda bernama Hansung ini begitu terkenal. Bahkan semua orang mengenalnya disini." pikir Hansung dalam hati.

"Apa yang kau lakukan?" Yoongi menyentak Hansung dari lamunannya.

"A-aniyo. Aku hanya... sedang berpikir. Iya berpikir."

Yoongi mengedarkan pandangan kesekelilingnya mencari keberadaan Jeongguk. Namun ia tidak melihat tanda-tanda adanya Jeongguk disana.

"Hei bocah, dimana Jeongguk?" tanyanya pada Hansung.

"Je-jeongguk sedang keluar mencari makanan sejak tadi siang dan dia belum kembali," jawab Hansung terbata.

Hansung merasa sedikit takut dengan Yoongi. Sikapnya yang dingin juga aura yang ia pancarkan sama seperti pembunuh difilm-film thriller yang ia tonton. Apa dia ini pembunuh berdarah dingin?

"Jadi begitu," Yoongi menatap Hansung tajam. Yang ditatap hanya bisa menelan ludahnya kasar.

"Selagi Jeongguk tidak ada bisakah kita bicara? Omong-omong namaku Yoongi," kata Yoongi sambil mengambil duduk tak jauh dari Hansung.

"Ah, ne," Hansung mengangguk kecil.

Yoongi ya? Dia siapanya Jeongguk?

Ia kemudian sedikit memutar tubuhnya agar bisa langsung berhadapan dengan Yoongi. Yoongi menaruh pedangnya disampingnya lalu ia kembali menatap Hansung yang masih diam menunggu perkataannya selanjutnya.

When We First Met (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang