WWFM . 20

1.9K 274 202
                                    

Ssstttt....

Kita kasih kelanjutannya yang kemarin sebelum kemageran kembali berteman denganku...

Wkwkwk... 😆😆😆

Jangan lupa sebelum baca dipencet Votenya ya ⭐⭐⭐⭐⭐

Abis itu komen ya gaesss... komen apa kek gitu....
aku tunggu komenannya 😋

Langsung aja kalo begitu!!!

CEKIDOT SKIDIPAPAP!!!!!!






((((((*****))))))





BLAARRR!!!!

"YA TUHAN!! HANSUNG?!" Seokjin menatap horor Namjoon.

"Sebaiknya kita bergegas jika ingin bertemu dengan Hansung," ujar Yoongi mengingatkan. Perasaannya sungguh tidak enak.

"Kau benar. Sebaiknya kita jalan sekarang," Namjoon mengiyakan.

Untuk saat ini dia akan percaya dengan insting Seokjin untuk mempercayai kedua orang yang baru saja mereka temui itu.

Dengan Panglima Oh yang memimpin didepan, mereka semua melanjutkan perjalanan ke gerbang utara dimana pos penjagaan berada dan juga tempat ledakan tadi berasal. Jeongguk merasa beruntung sekarang bisa bersama dengan Seokjin dan yang lainnya. Setidaknya jalannya bertemu dengan Hansung akan lebih mudah.

Setelah melalui perjalanan yang cukup sulit karena harus melewati banyak pemberontak mereka akhirnya tiba digerbang utara. Namun keadaan disana mengejutkan semua orang. Pos penjagaan terbakar. Mayat-mayat bergelimpangan begitu juga dengan potongan-potongan tubuh manusia. Beberapa orang yang masih hidup berusaha meminta pertolongan.

"A-apa yang terjadi?" Seokjin menutup mulutnya dengan kedua tangan. Ia benar-benar syok melihat situasi disana yang begitu mengerikan.

Tidak menunggu waktu lama bagi mereka untuk segera berpencar mencari keberadaan Hansung juga Raja dan Permaisuri. Panglima Oh juga berteriak memerintahkan para prajuritnya untuk membantu para prajurit yang terluka.

Seokjin, Jeongguk dan Yoongi menyebar mencari keberadaan Hansung. Mereka mencari disetiap sudut dan puing-puing yang berserakan. Napas Seokjin putus-putus karena panik mencari adiknya dan juga Jimin.

"Hansung! Jimin!!" Seokjin berteriak sekuat tenaga.

"Hansung-ah!!!"

"Do Hansung!!!"

Jeongguk dan Yoongi juga meneriakan nama Hansung. Namun tidak ada jawaban dari semua panggilan mereka.

Seokjin mulai putus asa. Kakinya terasa lemas karena ketakutan. Tadi dia meninggalkan adiknya dan menyuruhnya untuk segera ketempat ini. Tapi sekarang apa yang ia lihat sepanjang mata memandang adalah kengerian. Bagaimana jika Hansung celaka? Kenapa dia dengan bodohnya pergi meninggalkannya tadi?

Rasa bersalah membuat Seokjin hampir menangis. Tapi sebelum itu terjadi ia mendengar Oh meneriakan namanya.

"Tuan Muda Do! Yang Mulia Pangeran! Kemarilah!" Panglima Oh berteriak dari balik reruntuhan puing.

Segera Seokjin, Jeongguk, Namjoon dan Yoongi berlari mendekat. Raut wajah mereka terlihat panik dan kalut. Khawatir dengan apa yang baru saja ditemukan Panglima Oh. Apa itu Hansung? Atau justru Raja dan Permaisuri?

"Apa yang... JIMIN!!!"

Seokjin seketika berteriak kaget begitu melihat seseorang yang tergeletak dengan mata tertutup dihadapan Panglima Oh. Itu adalah Park Jimin. Sahabat sekaligus pengawal pribadi sang adik. Namun keadaanya sangat mengenaskan. Didadanya terdapat luka tusukan dan sabetan pedang hingga membuatnya bermandikan darah.

When We First Met (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang