WWFM . 25

2K 264 62
                                    

Hei...

Aku kembali... 😄😄😄

Bacanya yg sedikit tenang ya... soalnya chapter2 akhir ini agak sedikit ribet 😄🤪

VOTENYA JANGAN LUPA YA!!!

KOMENNYA JUGA!!!!

OKE LANGSING AJAA!!!!!

LANGSUNG MAKSUDNYA 😄😄😄

CEKIDOT SKIDIPAPAP!!!!!!!!




((((((*****))))))










Seojoon nampak geram setelah kekalahan Hyunsik. Ia lalu memanggil Woosik dengan nada emosi.

"WOOSIK!"

Woosik lantas menghempaskan Yunho dengan kasar hingga membuat pria paruh baya itu terjungkal. Namjoon menggeram marah melihat ayahnya diperlakukan seperti itu. Tapi dia haru smenahan diri agar tidak berbuat hal yang bisa membahayakan ayahnya. Sekarang mereka harus fokus dengan pertarungan mereka.

"Hyung!" Jeongguk menoleh memanggil Yoongi.

Yoongi tersenyum miring. "Sudah saatnya ya."

Sebelum maju Yoongi menatap tajam pada Jaerim. "Jika kulihat kau berani melangkahkan kakimu sedikit saja maka aku akan melemparkan pedangku tepat ke jantungmu. Dan asal kau tahu aku tidak pernah meleset!" ancam Yoongi.

Song Jaerim hanya bisa menelan ludahnya kasar mendengar ancaman Yoongi. Pemuda pirang didepannya ini sungguh membuatnya gemetar ketakutan. Dia punya aura yang membuat orang disekitarnya merinding dan tidak bisa bernapas hanya dengan tatapan matanya.

"Berhati-hatilah hyung," kata Jeongguk begitu Yoongi berjalan melewatinya.

"Kau tenang saja. Percayalah pada kemampuan hyungmu ini," ujar Yoongi santai.

Jeongguk mengangguk. Tentu ia percaya pada kemampuan hyungnya itu. Yoongi adalah petarung handal tapi mereka juga tidak bisa meremehkan Woosik.

Woosik adalah anak buah Seojoon yang kemampuannya bermain pedang  berada diatas rata-rata. Bahkan jauh lebih hebat dari Hyunsik yang serampangan. Woosik itu lebih tenang dan pandai membaca situasi.

Dulu saat mereka masih satu kelompok, yang bisa mengimbangi Woosik adalah Yoongi seorang. Mereka sering berlatih bersama. Bahkan luka sayatan yang ada dimata Yoongi adalah bukti betapa hebatnya Woosik. Tapi sekarang ini mereka bukanlah teman berlatih seperti dulu. Mereka benar-benar akan bertarung hingga titik darah penghabisan untuk menentukan siapa yang paling hebat diantara mereka. Wajar rasanya jika Jeongguk sedikit mengkhawatirkan hyungnya itu.

Hening tercipta diarea aula raja. Semuanya terfokus pada Yoongi dan Woosik yang kini sudah saling berdiri berhadapan. Keduanya terlihat cukup tenang. Baik Yoongi maupun Woosik menggunakan waktunya untuk mempelajari musuh mereka. Mereka memang sudah tau kemampuan masing-masing tapi yang akan menentukan sekarang adalah strategi yang mereka berdua akan lakukan.

Woosik secara perlahan mengeluarkan pedangnya dari sarungnya. Pedang yang dimilikinya ternyata mirip dengan kepunyaan Yoongi. Sama-sama memiliki ukiran naga dipangkalnya. Hanya saja berbeda warna. Jika milik Yoongi berwarna keperakan sama seperti pedang biasa pada umumnya. Jika milik Woosik warnanya lebih hitam.

"Sudah lama kita tidak bertarung Yoongi-ya."

Yoongi menyeringai. "Kau benar. Anggap saja ini seperti mengenang masa lalu."

"Masa lalu ya? Sayang sekali kau sekarang justru berkhianat pada kelompok kita. Padahal hanya kau satu-satunya orang yang bisa mengimbangiku. Rasanya jadi tidak seru setelah kepergianmu."

When We First Met (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang