18. May I Kiss?

999 149 45
                                    


Sebuah motor dengan ditunggangi dua orang,  dimana yang duduk dibelakang lebih kecil tubuhnya dibanding dengan yang menyetir. Mereka memasuki pekarangan kecil di depan Kios.

Saat itu juga ada pria parubaya sedang menjemur pakaian yang selesai di cucinya. Sementara di dalam Kios ada suara perempuan yang diperkirakan adalah Mamanya Xiao Zhan.

Pria paru baya itu adalah babanya Zhan. Beliau melihat anakanya turun dari motor yang lumayan besar. Beliau tahu itu teman dari anaknya.

"Zhan,  pulang dengan Dong Yan?"

"Iya Ba. Tadi pagi dia menjemputku."

"Ahh terima kasih nak. Mampir?"

"Tidak baba, terima kasih." Dong Yan.

"Lain kali mampir." senyuman baba tidak pernah putus untuk siapapun. Karena beliau adalah orang yang ramah.

Setelah kepergiannya Xiao Zhan masuk ke dalam kios untuk membantu mencuci pakaian.

"Pulang dengan siapa Zhan?" mama

"Eumm, Dong Yan."

"Oo.. Ya sudah. Makan dulu baru bantu baba."

"Iya."

(Aku skipp ya.. Karena bakalan panjang kalo nyeritain khidpan rumah gege disini.)

Malamnya Xiao Zhan kembali teringat ucapan Haikuan tentang Yibo. Hah dia menghela nafasnya gusar. Sekarang dibukanya buku matematika karena besok waktunya guru kejam.

Menurut Xiao Zhan. Iya,  besok kelas dari Cheng Laoshi. Dia tidak segan-segan mencoret semua jawaban muridnya yang salah. Dan berakibat menulis soal dari awal. Gila memang. Tapi ada. Dia buktinya. Wkwkwkw
Sialnya baru saja dia membuka buku tersebut matanya menyuruhnya tidur. Gubrak!!! Kepalanya menempel pada meja.

"Argggg.. Aku tidak suka menghitung"

😁😁😁

💖💖💖💖

22.00
Gemerlap lampu dan alunan musik menyertai acara ulangtahun seseorang disuatu tempat bak kafe mahal. Macam-macam minuman berwarna disediakan.

Kue-kue menjadi hidangan disana. Banyak orang berdansa untuk memeriahkan suasana. Namun tidak dengan salah seorang pria berwajah tegas. Dia tidak sama sekali menikmati suasana. Pikirannya berkelana jauh.

"Hai Bo, bagaimana kabarmu?" seorang datang dengan air minum.

"Hm. Baik, selamat. Tidak ada hadiah, jangan tanya."

"Hahahaha.. Sudah kuduga. Tidak apa. Emm ku dengar Xiao Zhan mengalami kesulitan?" tanya orang itu.

"Iya. Apa Haikuan bercerita padamu?" Yibo memandangnya.

"Hem!"

Berakhirlah sesi berbicara mereka, kemudian datang pria lagi dia membawa sekotak bungkus dimana banyak gambar motif.

"Wang Zoucheng. My honey. Selamat ulangtahun."

"Haikuan. Terimakasih." nampak sumringah lah wajah berseri Zoucheng. Haikuan tersenyum dan memberikan elusan pada pucuk rambutnya. Semburat merah muncul di wajahnya. Namun dia sembunyikan dengan menampik tangan itu.

"Yak! Jangan melakukan itu ditempat umum."

"Ya ampun. Kau masih saja galak padaku."

Kedua insan hanyut dalam suasana tanpa tahu jika Yibo sudah memutar malas matanya karena adegan yang membuatnya merasa mual.

💖💖💖💖

Kita tinggalkan malam yang menyebalkan ini. kini saatnya mentari disambut hangat oleh cuitan burung di dahan dan cuitan para netijen di medsos dan jangan lupa.. Sekolah Xiao Zhan juga banyak para nyinyirer.

[✅]NEEDED TIME {Yizhan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang