"Ibu..." panggil pemuda yang masih memakai seragam nya.
*anggap aja sementara di atas pemudanya
Pemuda itu menenteng tas ransel hitamnya lalu melempar pelan ke kasur. Dia menatap lekat seseorang yang menatap kosong ke luar jendela yang diyakini adalah pemilik kamar.
Seseorang itu adalah pria berkulit putih, bermata sayu namun meneduhkan. Iya. Mata itu menyimpan banyak kesedihan dan penyesalan. Tampak pucat. Tapi belum bisa membuat wajah itu semakin tua ataupun berkerut.
Pria itu menengok kala suara yang selama ini setia menunggunya. Suara anak yang lalu bersamanya meski di perintah menjauhi dirinya.
Pemuda itu kukuh mendekati pria manis yang dipanggilnya 'ibu'. Sejak bayi pemudaa itu memang sulit menggapai ibunya. Bukan karena dirinya nakal sperti kebanyakan bocah. Tapi karena memang sang pria yang dipanggil 'ibu' masih belum ingin menyentuh bayinya, karena belum bisa memaafkan dirinya sendiri di masa lalu. Penyesalan atas perbuatan dosa yang hingga bisa melahirkan pemuda itu.
Pemuda itu memanggil pria itu 'ibu', Karena tahu seseorang yang melahirkan anaknya, maka itulah ibu. Sejak masuk bangku TK pemuda tampan itu sering mendengar ibu adalah orang yang mengandung, melahirkan, merawat, dan menyusui anaknya. Maka dari itu dia memanggil pria manis itu dengan kata 'ibu'.
Namun pria manis itu baru menyusui ketika pemuda itu berumur 2 tahun. Setelah besar Pria itu kembali tidak mau didekati bahkan disentuh pemuda itu. Sangat singkat waktu menyusuinya.
Hingga berumur 14 tahun pria manis atau ibu dari pemuda itu baru mau memerhatikan sang anak karena nalurinya sebagai ibu yang melihat putranya sakit.
"Ibu. Sedang apa?" Tanya lembut pemuda yang kira-kira berumur 16 tahun. Air mukanya sangat tenang. Dia menggapai tangan sang 'ibu' dan menggenggamnya. Pria itu menggeleng sebagai jawaban jika tidak ada yang dipikirkan.
"Yizhan pulang. Ibu sudah makan?" remaja itu bertanya lagi dengan suara nya yang berat di dalam.
Pria manis itu bukan lain adalah Xiao Zhan. Iya, dia telah melahirkan dan memiliki anak sebesar Yizhan.
"Sudah. Kau bagaimana?"
"Eumm. Nenek memasakan makanan kesukaanku. Bahkan tadi Nenek dan kakek Wang kesini. Aku senang." satu kalimat yang keluar begitu panjang membuat Xiao Zhan terkekeh.
Yizhan terkenal dingin sejak kecil. Tidak berekspresi. Dan bahkan diam meski gurunya memintanya untuk berbicara. Yizhan lebih suka melakukannya langsung daripada harus berbicara panjang lebar. Dia akan banyak berbicara ketika bersama Xiao Zhan.
Ingat hanya dengan Xiao Zhan. Oh ya hobby nya adalah bermain lego hingga pagi menjelang malam. Semua kegiatan Yizhan, tingkah laku dan kesukaan, mengingatkan Xiao Zhan dengan sosok yang dia kagumi semasa SMA.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅]NEEDED TIME {Yizhan}
FanficMy first FF Yizhan [Sequel Ku Kagumi] [BoysLove][[Yaoi/Bl] Notice: Mampir dulu gih ke Story sebelumnya. YIZHAN AREA ((SUDAH REVISI)) PUBLISH ULANG ...... Praankkkk Suara piring, gelas berceceran terdengar hingga membuat kantin yang semula ramai men...