Di suatu pagi yang cerah ~
Ngga sih, ini udah siang.
"RIHAN BANGUN WOI! ANAK SIAPA SIH INI!!" teriak seorang wanita paruh baya yang tengah mengenakan celemek dan tangan kanannya sibuk dengan spatula yang sedang mengaduk masakan yang ada di dalam wajan.
"Itu anak kamu, aku juga bantu buatnya jadi itu anak kita," ucap pria paruh baya yang sedang duduk di sofa dengan menaikan satu kaki nya keatas kaki yang lainnya sambil asik berkutat dengan handphone nya.
Wanita paruh baya itu membuka celemeknya dan mengakhiri aktivitas memasaknya, lalu mendekati pria paruh baya itu, "gausah diperjelas kali mamah juga udah tau."
"Ya makanya, pagi-pagi gausah treak-treak napa, panas kuping papah."
"Apanya yang pagi oon."
"Yaelah gitu aja ribet."
"Anak curut tuh, jam segini masih aja pacaran ama guling," ucapnya sambil cemberut
"Heh gak boleh gitu anak sendiri itu astaga dragon."
Lantas wanita itu berdiri dan meninggalkan pria itu sendiri.
"Mau kemana mah?"
"Anak kamu kalau gak di bangunin gak bakal bangun ruroh"
"Ya jangan ngegas dong beb."
Wanita itu naik ke lantai dua dan menggedor kasar pintu kamar yang ada diujung.
BRUGGG..
BRUGGG..
BRUGG...
Pintu digedor secara brutal, tapi tak kunjung ada sahutan dari dalam kamar.
"Oke, masih ngebo yah. Rihan liat kekuatan dalam mamah." seakan tak ingat umur, wanita itu mulai menggerakan tangannya layaknya adegan di anime naruto.
BRAKKK.....
DRAGG...
Pintu itu terbuka secara paksa, dan terlihat pemuda yang tengah terlelap tidur di bawah selimut itu. Terlihat seperti tak ada yang mengganggunya, bahkan ia tetap santuy, adem ayem, tak terganggu dengan apa yang dilakukan oleh orang tua nya. BAHKAN KALAU ADA GEMPA PUN KAYAKNYA GAK BAKAL BANGUN! Eh kenapa gue ngegas bangsat.
"WOI BANGUN NAK CURUT, UDAH SIANG INI MAU MAMAH JEMUR HAH?!" teriak wanita itu tepat di samping telinga Rihan.
Satu lenguhan terdengar dari mulut manis itu, tak lama terbuka kedua matanya yang menampilkan iris mata berwarna hitam kelam, dengan mata yang bulat bersinar.
"Bangun juga ternyata, kamu tau ini udah jam berapa Rihan?!"
"Apaan sih mah, astaga. Palingan masih jam 7" ucapnya santai sambil bersiap untuk menutup matanya kembali.
"JAM 7 MATAMU! INI UDAH JAM 11 CURUTT!!"
"Ya terus kenapa? Kan ngga sekul juga inikan liburan musim panas."
"Ya dari itu, mana liburannya?"
"Menurut Rihan tidur seharian aja udah bisa dianggap liburan," ucap Rihan malas seraya mendusel pada kasur mencari tempat nyaman nya.
"Astaga anak ini. Mandi gak kamu, ayo mandii mandii Rihan." dengan tidak ada rasa kasihan, mamah Rihan atau yang sering disebut Arania Gracia Axelyn itu, menyeret paksa anak semata wayangnya ke arah kamar mandi.
"Aw! Aw! Mah ish sakit gausah di tarik dong yaampun iya Rihan mandii ihh lepass."
"Ayo mandi, mamah tunggu diruang tamu." setelah mengatakan itu Ara keluar kamar Rihan.
"Nyebelin, nyebelin, nyebelin!" Umpat Rihan saat hendak memasuki kamar mandi
●●●
Rihan sudah mandi dan terlihat lebih fresh sekarang, dia menyisir rambutnya di depan cermin sambil berjoget ria mengikuti alunan musik yang ia putar di handphonenya.
"Gue tuh sebenernya ganteng, kok orang lain bilang gue cantik. Emang gue cewek apa."
Monolog nya sendiri. Emang banyak orang yang menganggapnya cantik, bagaimana tidak? Mata bulat bersinar dengan iris mata hitam kelam, tubuh mungil tapi tak terlalu kurus, kulit putih pucat yang halus dan licin kek porselen. Dan jangan lupakan bibir tipis merah muda itu, err.. PERFECT DAH..
"Udah siap nih, mau liburan kemana sih emang." setelah selesai menyisir rambutnya yang di beri poni ala boyband korea, hodie putih oversize dan celana jeans hitam ia pun bergegas turun ke ruang tamu.
Setelah sampai di ruang tamu, terlihat mamah papah nya sudah menunggu dirinya.
"Mau liburan kemana sih?" Tanya Rihan sambil duduk disebelah papah nya.
"Liburan liburan, mandi aja hampir dua jam ini udah panas tau." semprot Ara dengan cepat.
Papahnya, Felix Anharians hanya menyimak dan mangut mangut gak jelas.
Rihan Anggara Anharians . Dia, mengurucutkan bibirnya lucu,"papah apaan sih gak belain aku gitu?"
"Gak ah males." bapak sama anak sama aja:"
"Jahat ih kalian, udah ah aku mau keluar dulu, jangan dicariin. Bye!"
"Pede parah mau dicariin, yaudah sana pergi mah pergi aja." buset ini emaknya bukan sih? Jangan jangan Rihan anak tiri lagi:(
"Papah gak kerja emang?" Tanya Rihan mengalihkan permbicaraan.
"Gak ah males." Goblok banget punya bapak kek gini.
Rihan dan Ara memutar bola matanya malas, kebiasaan mentang-mentang yang punya kantor jadi males-malesan.
"Berarti sifat males aku turun dari papah yakan?"
Felix menelan ludahnya sendiri, "maksud papah bukan begitu."
"Banyak ngeles papah, emang bener. Papah males banget dari dulu." Buka aib laki nya sendiri.
Rihan mengulurkan tangannya di depan muka Felix, "apaan dah ini bocah."
"Ish pah, aku mau keluar. Duit napa ih." ucapnya manja.
"Yang duit bulanan emang udah abis?" Tanya Felix kembali.
"Masih ada lah, emang aku pernah main kemana gitu? Orang aku pacaran terus dikamar."
Felix tentunya terkejut bukan main. Pacaran? Dikamar?
"Pacaran sama siapa kamu? Emang ada yang mau gitu?" Felix mulai penasaran.
"Pacaran ama guling pah, yaampun. Udah ih banyak cocot mana duitnya." Dia yang minta dia yang ngegas. Bangsat emang.
"Katanya masih ada." Ara mulai angkat bicara.
"Pengen lagi."
"Sialan di porot anak sendiri." meskipun begitu, Felix tetap memberinya uang dua lembar uang berwarna merah
"Yeayy..yaudah aku keluar ya."
"Bodo amat," ucap Ara dan Felix bersamaan.
Gaje wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Boy ✓
Short Story"Lo kalo cinta sama orang mandang fisik gak?" "Nggak lah." "Buktinya?" "Gue cinta lo. Sedangkan fisik lo itu cowok, dan kita sama-sama cowok. Gak mandang fisik kan?" "Iya juga sih." "Yaudah, pacaran kuy!" "Gass." ____________________________________...