"Aska, gue takut." Rihan dari tadi gak mau keluar mobil dan terus ngucapin hal yang sama berulang kali.Aska menghela nafas sabar, dia ngerti banget apa yang dirasain Rihan soalnya. "Rihan dengerin gue, selama ada gue, lo aman. Udah itu aja."
Aska menatap mata Rihan dalam dan begitupun sebaliknya.
Akhirnya Rihan mengangguk, dan keluar dari mobil Aska.
Sepanjang perjalanan mereka menuju kelas, banyak tatapan-tatapan aneh yang di sorotkan kepada mereka.
"Gak usah di peduliin, biasa aja," bisik Aska di dekat telinga Rihan.
"Iya. Gue usahain."
"Heh liat deh, itu si Rihan yang waktu kelas X hampir di perkosa Nafis," ucap gadis yang berambut panjang itu di koridor kelas.
"Iya njir, dia deketinnya cowok ganteng terus, dijadiin belok sama dia." Temen yang disebelahnya tak mau kalah.
Aska dan Rihan sangat jelas mendengar itu. Rihan matanya berkaca-kaca, ia ingin menangis saat ini. Aska yang menyadari itu lantas menggenggam tangan Rihan erat, lalu melepaskannya dan mendekati dua gadis itu.
"A-aska, mau ngapain?" Rihan menahan tangan Aska yang hendak pergi.
Aska tak menjawab, dia hanya mengelus rambut Rihan dan pergi.
Aska mendekati mereka, dan mereka pun diam menyadari itu.
"Heh cabe! Lo kalo ngebacot depan orangnya dong, jadi jamet jangan nanggung! Bisa ngomongin orang dari belakang tanpa tau kejadian yang sebenarnya. Lo tau kan, ini semua bukan salah Rihan, dia korbannya bego! Jangan suka nge-judge orang lain sembarangan, kecuali lo emang bener-bener udah sempurna!" Mukanya aja kalem, tapi bacotannya mantep kek emak-emak liat diskonan di mall.
Kedua gadis itu menunduk, malu dikatain jamet dan cabe. Well, emang kenyataanya begitu.
"Kenapa diem? Ayo dong ngomongin Rihan lagi, mumpung orangnya ada disini," sambung Aska dengan tatapan seperti ingin membunuh orang aja.
Untung keadaan koridor sini sepi karena masih pagi.
Rihan membeku di tempatnya, sepeduli ini kah Aska? Sungguh dia sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti dia.
Sahabat?
"Maaf, kita ngaku salah."
"Iya kita minta maaf, gue jadi keinget aja kejadian itu waktu tau Nafis sekolah lagi disini." Mereka meminta maaf dengan masih menundukan kepala.
"Maksud lo apa sekolah lagi disini? Bukannya dia udah pergi?!" Tanya Aska nyolot.
"Lo gak tau? Dia balik lagi dan mau sekolah disini. Makanya kemarin dia kesekolah."
"Dan lo harus tau, dia masih ngincer Rihan." Sambungnya kembali.
"Denger ya, selama ada gue Rihan aman. Gak akan ada yang bisa nyakitin dia." Aska udah bener-bener marah saat ini.
"Tapi kenapa harus Rihan? Kenapa harus cowok?" Tanya gadis yang lainnya.
"Boro-boro cowok yang belok, cowok straight aja kepincut sama dia," ucap Aska ber-smirk.
"Aska udah ayo, ke kelas aja." Rihan mendekati Aska. Aska yang tadinya ingin ngebacot lagi pun mengurungkan niatnya dan mengangguk menyetujui ucapan Rihan.
Mereka pun berlalu dan meninggalkan kedua gadis itu.
"Menurut lo, dia bakal kepincut sama si Rihan gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Boy ✓
Short Story"Lo kalo cinta sama orang mandang fisik gak?" "Nggak lah." "Buktinya?" "Gue cinta lo. Sedangkan fisik lo itu cowok, dan kita sama-sama cowok. Gak mandang fisik kan?" "Iya juga sih." "Yaudah, pacaran kuy!" "Gass." ____________________________________...