Kita, melewati semuanya bersama, suka maupun duka. Lantas, akankah kita menua bersama? Atau hanya menjaga jodoh orang saja?
•••
Hening.
Gak kerasa, detik berganti menit, menit berganti jam, dan jam berganti hari.
Rihan dan Aska duduk berdampingan, di depan terdapat danau yang tenang dan damai. Disini, tempat mereka pertama kali bertemu. Dimana awal dari semuanya dimulai, awal dimana kisah ini dimulai, di tempat ini.
Rihan nyender di bahu tegap Aska, selalu nyaman, seperti biasanya. Dia menggenggam erat tangan kekasihnya, begitupun sebaliknya, seperti mereka tidak akan pernah bertemu kembali(?) Atau memang mereka benar-benar tidak akan pernah bertemu kembali selamanya?
Ya, hari ini hari terakhir Aska sebelum pindah ke luar negeri. Rihan beberapa kali mengusap pipi chubby nya yang kembali dibasahi oleh air mata.
"Aska.." lirih Rihan.
Aska yang sejak tadi hanya menatap kosong ke depan lalu mengalihkan pandangannya.
"Iya, kenapa sayang? Loh kok nangis, utututu cantiknya Aska kok nangis, cupcupcup." Aska membawa tubuh mungil Rihan ke dalam pelukannya, sungguh, dia gabisa liat Rihan nangis kayak gini, apalagi ini karena dia.
"Aska--hiks, Aska jangan pergi--huweeee." Aska cuma bisa nenangin sambil puk-puk'in kepala Rihan sesekali dia elus terus di kecup sayang.
"Sayangnya Aska pinter kan?" Rihan ngangguk semangat.
"Jangan nangis dong, ntar Aska juga ikutan sedih, terus Aska nangis. Udah stop ya, cantik?" Aska bilang gitu tapi sendirinya meloloskan butiran air dari matanya. Iya, dia juga nangis.
Rihan malah makin jadi nangisnya, dia peluk Aska kuat banget.
"Cantikku, liat sini coba sayang, liat mata aku." Aska melepaskan pelukannya, melihat kekasihnya dalam, dengan mata sembab dan hidung yang merah.
Aska ketawa kecil. "Ih, pacarnya siapa ini, kok lucu banget kek boneka." Berhasil, Rihan ketawa sampe matanya ilang.
Aska juga ikutan senyum. "Nah gitu dong, ketawanya pacar Aska doang yang lucu, gaada yang bisa samain kamu, jangan nangis ya baby?" Aska ngerangkul Rihan yang udah berhenti nangisnya. Semenjak pacaran sama Aska, Rihan banyak mendapat pujian dan kata-kata manis dari Aska. Apalagi akhir-akhir ini, Aska bahkan sangat gencar memuji Rihan sekecil apapun.
"Aska, perut aku geli terus kalo kamu panggil baby hihi." Rihan senyum-senyum sendiri sambil pegangin perutnya yang rata.
"Ih emang iya, kamu kan baby nya aku, aish kiyowo." Akhirnya Aska ngunyel-ngunyel itu pipi mochinya Rihan, empuk brow.
"Aska ish, pipi Rihan sakit, tau!" Aska ketawa lepas sambil ngusap-ngusap pipi Rihan yang merah akibat ulahnya.
"Kamu kok lucunya gak abis-abis sih, beruntung banget aku jadi pacar kamu. Beruntung sedunia."
"Rihan juga beruntung punya Aska, selain ganteng sama pinter, Aska juga baik banget sama Rihan. Rihan sayang banyak-banyak, oh! oh! Terus sama cinta banget banyak-banyak." Aska gakuat bet astaga, ini pacarnya ngoceh kek bayi baru belajar ngomong, gustii.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Boy ✓
Short Story"Lo kalo cinta sama orang mandang fisik gak?" "Nggak lah." "Buktinya?" "Gue cinta lo. Sedangkan fisik lo itu cowok, dan kita sama-sama cowok. Gak mandang fisik kan?" "Iya juga sih." "Yaudah, pacaran kuy!" "Gass." ____________________________________...