Ya, cowo itu Nafis, kenapa dia ada di rumah Shindy? Mari kita lihat.
"Nafis, Lo yang ngapain di kamar Shindy?" Itu Rihan yang ngomong, dia udah ga takut lagi sama Nafis, kenapa? Kan ada Aska njir, masa masih takut, gaguna banget si Aska berarti.
Aska ngebatin gue gampar ye.
Aska : ku sabar ~
"Lah, gue kan emang sering dateng kesini, Shindy temen gue." Nafis ngucek matanya yang sembab, keknya dia abis tidur deh.
Shindy menyimpan nampannya di meja dan duduk di sebrang Aska dan Rihan, juga Nafis yang ikut duduk di samping Shindy.
Nafis minum yang Shindy bawa tadi, air putih doang sih.
"Temen? Abis nge bo iya." Dengan muka datarnya Aska mengatakan itu.
Shindy melotot kesel, Nafis aja sampe nyembur yang lagi minum.
"Bacot ya nyet, gue emang miskin, tapi ga jual diri juga!" ucap Shindy nyolot, Nafis ngangguk aja ngebenerin omongan Shindy.
Aska setia sama muka datarnya, sedangkan Rihan celingukan ga ngerti.
"Bo apaan?" Celetuk Rihan.
Ketiga orang yang telah berbuat dosa dengan mengotori telinga Rihan menegang, setdah lupa mereka ngomongin kek gitu di depan bocil.
Aska menggaruk tekuknya bingung, begitupun Shindy yang saling lirik dengan Nafis, Nafis ngegeleng.
"Um.. itu.. ah iya! Bo main boneka-bonekaan," ucap Aska asal-asalan.
Shindy ama Nafis senyum kepaksa, ya kali njir dia main boneka-bonekaan, yang ngotak dikit kek ngasi plesetan.
"Ouh main boneka, kok kalian udah pada gede main boneka?" Dahlah anjim, panjang urusannya ini -_-
"Udah udah, jangan bahas itu. Oiya, kalian mau ngapain kesini?" Tanya Shindy sambil roll eyes.
Rihan senyum kegirangan. "Mau main!" Aska ngangguk.
"Kayaknya gue pulang aja ya." Nafis ngerasa ga enak aja yekan, masa dia doang yang canggung disini.
"Yaudah sana pergi." Ketus Aska, goblok emang.
Nafis ngedengus. "Iya ini juga mau elah."
Tapi ketika Nafis udah berdiri mau pergi, ada suara yang menahannya.
"Nafis gausah pergi, main aja bareng kita." Rihan ngomong itu sambil senyum manis ke Nafis, sampe matanya yang bulat jadi segaris.
Mau tau seberapa manisnya senyum Rihan? Tau pabrik gula? Kalo kalian tau, gue ngga.
Skip garing.
Lo masih polos Rihan, dan masih baik kayak dulu -Nafis
Aska natap Rihan kaget.
"Iya Lo anjir jangan balik, yang ada gue jadi nyamuk liatin mereka reromantisan." Shindy menunjuk Aska dan Rihan.
Rihan merona, setdah malu lah dia njir. Aska sendiri ngeliatin Rihan yang merona. Entahlah, gaada angin gaada ujan, Aska tetiba narik tangan Rihan. Rihan yang kaget sekarang.
"Eh Aska mau kemana, kita kan mau main sama Shindy." Rihan berontak lah, orang ditarik paksa.
Aska ga peduli. "Nanti aja mainnya, gue mau ngomong serius sama lo." Setelah itu Aska menarik Rihan keluar, terdengar samar-samar Rihan pamitan ke Shindy.
"SHINDY GUE PULANG DULU, NANTI MAIN LAGI!!!"
Nafis dan Shindy diem cengo, lah tadi itu drama apaan?
"Kayaknya mereka bakal jadian deh." Celetuk Shindy.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Boy ✓
Short Story"Lo kalo cinta sama orang mandang fisik gak?" "Nggak lah." "Buktinya?" "Gue cinta lo. Sedangkan fisik lo itu cowok, dan kita sama-sama cowok. Gak mandang fisik kan?" "Iya juga sih." "Yaudah, pacaran kuy!" "Gass." ____________________________________...