Benar saja. Aska numpang sarapan di rumah Rihan, ayahnya sudah pulang pagi tadi dan sekarang sedang istirahat di rumahnya.Bukan salah Aska juga sih, Ara yang mengajaknya untuk sarapan bersama. Sedangkan Felix, ayah Rihan sudah pergi ke kantor sejak pagi hari.
"Kamu nyari Rihan ya Ka?" Ara bingung melihat Aska yang celingak-celinguk gak jelas. Ya mungkin saja kan lagi nyari Rihan?
"Iya ma. Dia tadi ngamuk, Aska pake handuk merah muda nya." Jujur Aska.
Ara tertawa kecil. "Padahal dia punya banyak banget handuk yang kayak gitu, pelit emang tuh anak curut."
"Iya, Aska sampe di dorong-dorong ma. Ngambek nya kayak gitu emang?"
Ngadu anjir.Ara tertawa semakin kencang dengan pernyataan polos Aska.
"Dia emang kayak gitu, maafin Rihan ya, dia emang aneh."
"Ngga ma, Rihan lucu banget kalo lagi ngambek."
"WOI NGOMONGIN GUE YA?!"
Aska dan Ara menghentikan tawanya, dan melirik ke ke arah tangga. Terlihat Rihan yang mengembungkan pipinya gemas.
"Pede banget anjir, padahal mah iya." Setelah itu Aska dan Ara tertawa lagi.
Rihan mendekati Aska dan Ara yang sedang sarapan di meja makan.
"Mau ngapain kamu kesini?" Tanya Ara polos.
Rihan semakin mengembungkan pipinya. "Ah mama mah gak asik! Pilih kasih sama Aska sekarang, mau sarapan mah astagaa ihh."
Aska tak tahan lagi. Ia mencubit pipi chubby Rihan dengan gemas.
"Lo lucu kalo lagi ngamuk, gue suka." Aska tak menghiraukan Rihan yang merintih kesakitan.
"SAKIT WOI LEPASIN!!!" Akhirnya Aska melepaskan tangannya dari pipi Rihan.
"Ayo sarapan dulu, nanti kalo gak sarapan kamu mati." Buset bro, ngeri amat.
"Kalimat mama bikin Rihan sakit dada."
"Lebay lo." Timpal Aska.
"Eh ngomong-ngomong, bentar lagi kan liburan udah mau selesai. Aska mau sekolah dimana? Di sekolah Rihan aja, seangkatan kan?" Ucap Ara membahas sekolah.
"Iya deh kayaknya ma, kasian juga Rihan kalo Aska gak satu sekolahan sama dia. Nanti dia gak ada kawan, kan dia anak nolep." Aska bicara jujur loh..
Rihan menatap Aska nyalang. "Apa? Emang bener kan?!" Aska menatap Rihan santai.
"Iya juga sih, yaudah makasih Aska." Akhirnya ngaku juga.
"Gak usah kayak gitu, gue kan temen lo." Aska merangkul pundak Rihan yang duduk di sebelahnya.
"Mama seneng Rihan ada temennya, makasih juga Aska."
"Aku juga makasih ma, Aska gak pernah ngerasain kasih sayang seorang ibu. Tapi, setelah ada mama Aska jadi gak terlalu sedih dan bisa merasakan kasih sayang itu di mama. Karena bunda Aska udah gak ada."
"Hei gak usah sedih, mama Rihan juga mamanya Aska. Rihan rela bagi mama sama Aska." Rihan memeluk Aska sambil mengatakan itu.
"Iya Aska, anggap aja mama ini mama kandung kamu."
"Iya ma."
"Rihan sayang Aska." Ucap Rihan tiba-tiba.
DUARRRRR!!!!!
●●●
Aska tau yang dikatakan Rihan tadi pagi cuma perasaan teman pada temannya lagi.
Tapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Boy ✓
Short Story"Lo kalo cinta sama orang mandang fisik gak?" "Nggak lah." "Buktinya?" "Gue cinta lo. Sedangkan fisik lo itu cowok, dan kita sama-sama cowok. Gak mandang fisik kan?" "Iya juga sih." "Yaudah, pacaran kuy!" "Gass." ____________________________________...