Jarak ~
Kenapa harus ada jarak sejauh ini diantara kita?•••
Bel istirahat berbunyi nyaring sekali, semua siswa berhamburan mencari sesuatu yang bisa dimakan, seperti kantin contohnya.
Aska lagi sama Nafis sekarang, kemana pacar mereka? Shindy dan Rihan mau ngomongin sesuatu yang gaboleh didenger oleh para 'seme' katanya, gatau juga mau ngomongin apaan.
Aska dan Nafis memutuskan untuk pergi ke atap, biasalah seperti sekolah yang ada di wp-wp lainnya, atap sekolah disini sepi, cuma ada bangku-bangku bekas dan meja yang udah ga berbentuk.
Nafis ngeluarin rokok dari dalam saku bajunya, dia nyodorin rokok itu ke muka Aska. Aska narik alisnya bingung.
"Yaelah bro, gue tau lo lagi ada masalah, nih nyebat aja udah." Aska ngangguk terus ngambil satu rokok itu, Nafis ngeluarin korek terus dikasih ke Aska.
Emang, muka Aska seharian kusut banget, padahal seminggu ini dia happy-happy aja tuh, iya, tepat setelah orang tua Rihan tau kalo mereka pacaran. Dan kabar baiknya mereka setuju.
Tapi percakapannya dengan sang ayah semalam membuat dia mau bundir aja sekarang, gimana ngga, liat cuplikan ini.
•••
"Kita harus pindah ke luar negeri."
Aska sungguh sangat menegang, anjir lah jadi ini yang ayahnya bilang mau ngomong serius? Aska pikir serius yang biasa aja, eh anjing malah mau pindah ke luar negeri.
"Ayah becandanya ga asik nih, Aska tidur dulu ya. Jangan becanda kek gitu lagi ah, serem." Setelahnya Aska ketawa hambar, ayahnya hanya menatapnya kosong, lalu menarik tangan sang anak supaya terduduk kembali ke tempatnya semula, di sofa ruang tamu.
Muka Aska yang tadi cengengesan ga jelas sekarang malah serius banget pas liat Ayahnya natap dia sampe ga kedip.
"Ayah serius. 3 hari lagi kita berangkat." Aska udah pengen nangis aja sekarang, eh ngga deh, emang udah nangis.
"T-tapi kenapa Yah? Aska gamau pindah, Aska udah nyaman disini," ucap Aska lalu mengusap kasar air matanya.
Juan ngehela nafas panjang. "Ayah kerja itu bukan bosnya Aska, Ayah harus dengerin semua yang bos Ayah bilang. Dan ini emang tugas seorang karyawan bukan? Kamu juga pasti tau, ini semua demi kamu. Ayah juga gamau pindah-pindah kayak gini terus, tapi apa yang bisa Ayah lakukan? Gak ada." Aska senyum miris, dia ga bisa nentang lagi kalo alesan Ayahnya udah kayak gini.
Ayahnya Aska emang udah kaya, tapi bosnya lebih kaya lagi. Dan dia harus tetep bekerja keras walaupun semua kebutuhannya udah terpenuhi.
"Aska udah gede, Yah. Biarin Aska hidup sendiri disini."
"Aska bisa kok jaga diri sendiri. Ayah, Aska bisa." Aska memohon, dia gamau jauh-jauh dari Rihan. Beneran, dia udah se sayang itu sama Rihan.
Juan ketawa kecil liat anaknya memohon pake puppy eyes nya. "Kenapa sih kamu ngotot banget? Setau Ayah terakhir kita mutusin buat pindah, kamu fine-fine aja."
Aska nelen ludahnya gugup, tapi dia harus jujur sekarang. Eh tapi nanti aja deh. "Udah Aska bilang, Aska nyaman disini, Yah." Aska nunduk, dia takut Ayahnya ga setuju soal dia dan Rihan.
Juan bangkit dan ngusap kepala anak semata wayangnya itu. "Ayah gabisa jauh dari kamu, Ka. Ayah takut kamu kenapa-kenapa, Ayah takut nanti menyesal dengan ninggalin kamu sendiri disini."
"Yaudah kamu tidur ya, nanti ayah yang siapin semuanya, termasuk sekolah kamu." Juan berlalu dari sana dengan Aska yang udah gemeteran. Bagaimana dia ngomong ke Rihan kalo dia bakal ninggalin kekasihnya itu? Apakah Rihan bakal baik-baik aja? Dan bagaimana juga Aska bisa idup tanpa anak curut itu? Apa bisa?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Boy ✓
Short Story"Lo kalo cinta sama orang mandang fisik gak?" "Nggak lah." "Buktinya?" "Gue cinta lo. Sedangkan fisik lo itu cowok, dan kita sama-sama cowok. Gak mandang fisik kan?" "Iya juga sih." "Yaudah, pacaran kuy!" "Gass." ____________________________________...