MCB||04

14.3K 1.7K 45
                                    


Hari ini Aska bangun lebih awal, karena sang papa memang benar tak pulang kerumah semalam. Ia berencana untuk keluar dan membeli bahan masakan untuk makan siang, karena ia tadi sarapan hanya dengan memakan roti yang ada di kulkas.

"Nak Aska mau kemana pagi-pagi?" Tanya Ara yang kebetulan lagi manyiram tanaman tadi pagi.

Aska tersenyum dan mendekati Ara, "Aska mau beli bahan makanan tante, nanti rencananya mau bikin makan siang sendiri. Padahal Aska juga gak pernah masak."

"Ayah lagi kantor dari kemarin," lanjutnya kembali.

"Oh jadi gitu. Gimana kalo kamu yang beli bahan masaknya, terus kita masak bareng dirumah tante. Tante gini gini pinter masak loh." promosiin diri.

"Emang boleh tante? Gak ngerepotin?"

Ara menggeleng, "Ngga dong, malah tante seneng. Nanti Rihan ada temennya."

"Iya deh tan, aku berangkat dulu. Eh iya, tante tau gak pasarnya dimana?" Tanya Aska, yaiyalah dia gak tau orang baru pindah kemarin.

"Oh itu, deket kok. Kamu tinggal tinggal lurus aja, kalo ada pertigaan kamu belok ke kiri terus disitu udah keliatan kok banyak orang." Jelas Ara.

"Emang Aska kesana nya naik apa?" Tanya Ara lagi.

"Pake motor tante, kalo pake mobil ribet cuma ke pasar doang kan?"

Ara tertawa kecil, "Iya juga ya, yaudah hati-hati kalo udah beli langsung ke rumah tante aja."

"Iya siap tan!" Jawab Aska semangat. Namun bukan itu yang membuat ia semangat, Aska sangat ingin bertemu lagi dengan Rihan. Entah kenapa, tapi ia sangat merindukan wajah polos Rihan.

●●●

Akhirnya setelah hampir 2 jam berdesakan dengan emak emak rempong yang dengan terang-terangan menyukai dirinya, ya Aska sangat lelah dengan semua itu. Bukan dia sombong, tapi memang dia tampan. Dengan rahang yang tegas, kulit sedikit berwarna coklat, tubuh tinggi tegap, mata elangnya yang seperti ingin menerkam mangsa, hidung mancung, dan rambut hitam kecoklatan itu, siapa yang tidak tertarik? Laki banget brou.

Sudahlah kita lanjut saja, setelah menyimpan motornya di rumah, Aska bergegas pergi ke tumah sebelahnya. Aska berdiri didepan pintu masuk, dan mengetuk pintunya, seketika ia ingat perdebatan semalan dengan Rihan. Ia tersenyum kala mangingatnya dan melirik ke samping kanan, dan ya! Dia melihat ada bel disana. Aska menghelengkan kepalanya, apakah ia sama saja dengan Rihan? Sama bego nya?

Aska menekan tombol bel itu, dan tak lama terlihat Ara yang sedang memegangi laptop dan tersenyum padanya.

"Eh Aska udah dateng, ayo masuk dulu nak Aska," ucapnya sumringah.

Aska tersenyum kikuk, "Iya tante."

Saat memasuki rumah itu, Aska melihat seorang pria paruh baya sedang tersenyum ke arahnya, pasti papa nya Rihan. Aska pun ikut tersenyum ke arah nya.

"Siang om."

Sapa Aska sambil duduk di sofa itu, di sebelah Felix papanya Rihan

"Siang nak.." Felix menggantung ucapannya karena ia belum berkenalan secara resmi dengan anak partner kerja nya itu.

"Oh ya, saya Aska om. Aska immanuel azhari." Aska menjabat tangan Felix.

"Nama saya Felix, panggil aja papa ya nak Aska. Jangan sungkan pada kami, itu tangan kamu sampe dingin gitu." Felix tertawa kecil.

"I-iya om, eh papa maksudnya. Aska emang suka nervous gitu pah."

"Iya itu hal yang wajar."

Aska mengangguk dan melirik ke sekitarnya, dan hey siapa itu yang tidur di meja makan? Ara yang santai menyiapkan bahan masakan yang dibeli Aska tadi, bahkan tak risih melihatnya. Mungkin sudah biasa.

My Cute Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang