Hari berganti, pagi ini Jina berangkat diantar oleh Jaehun. Felix tidak masuk sekolah karena sakit perut di pagi hari yang melanda dirinya. Terlalu banyak makan seblak semalam, makin-makin karena Felix membeli seblak level lima dengan masih ditambah bon cabe level sepuluh. Menantang maut memang Si Felix.
"Belajar yang bener. Jangan bolosan kayak Abang dulu." ucap Jaehun sambil melepas helm yang dikenakan Jina lalu merapikan rambut Jina.
"Makasih udah nganter Jina. Hati-hati dijalan jangan lupa beli bubur buat Felix." Jina melambai kearah Jaehun yang mulai siap melaju.
Jina berjalan di lorong dengan mendengarkan banyak gosip tentang dirinya. Rumot yang beredar dari mulut kemulut tentang Jina dan Jaehun. Jelas ini pasti berawal dari omongan Jennifer kemarin saat insiden jambak menjambak di lorong depan kamar mandi. Lebih diperburuk lagi karena Jina membuat postingan bersama Jaehun semalam.
"Woi Jin. Masih pagi udah ngelamun aja, lo." sapa Mark yang jalan di sebelah Jina bersama dengan Eza juga.
"Za, titip surat sakitnya Felix. Lagi diare dia." kata Jina sambil memberikan surat milik Felix ke Eza.
"Parah. Padahal cuma gara-gara seblak level 5 doang." kata Eza sambil melipat suratnya untuk dimasukkan ke saku.
"Pagi-pagi udah panas ya, Jin." kata Mark dengan tangan yang sengaja dibuat mengipas kearah wajah Jina
"Gue yakin notif instagram lo nggak berhenti. Lo harusnya manfaatin buat endorse, Jin. Lumayan, mereka dapat dosa, lo dapat pahala bonus uang lagi HAHA." kata Eza dengan tangan yang bergerak seperti menjelaskan. Dasar China.
"Sana lo berdua, buruan masuk kelas aja. Panas kuping gue denger ocehan kalian pagi-pagi." kata Jina dengan berjalan dengan cepat untuk masuk kedalam kelasnya.
"Loh, Jin! Lo kok sendirian? Felix mana?" tanya Yuna kepada Jina yang baru masuk kedalam kelas.
"Iya. Felix sakit perut gara-gara makan seblak. Paling juga males sekolah juga itu anak." Jawab Jina.
"Gosip soal lo, makin panas Jin. Lo nggak papa?" tanya Lia yang duduk di sebelah Jina.
"Nggak papa, gue kan strong." kata Jina bertepatan dengan Juna yang baru saja datang. Ada Chandra dan Xavello yang baru masuk juga.
"Pagi cantikku..." sapa Chandra ke Rujin, Lia, Chaca, dan Yuna.
"Udah sarapan, Jin?" tanya Xavello tiba-tiba mendekat ke meja Jina saat sudah meletakkan tasnya di tempatnya.
Membuat semua yang ada di sekitar meja Jina menatap ke arah Xavello dengan heran.
"Kesambet apa lo, Xav?"
"Xave, lo masih sehat kan ya?"
"Udah. Kenapa Xav, lo mau ngasih gue sarapan?"" jawab Jina.
"Nanya aja sih." kata Xavello lalu fokus memainkan ke handphone-nya.
"Gue kira udah berubah menjadi Xave yang tidak irit bicara."
"Menjadi Xave yang penuh senyuman kayak Qavier."
"Xave mending lo diem kayak biasanya."
"Xave lo kalo punya pacar ya, kasian pacar lo."
"Kurang perhatian dari Xave haha..."
Banyak roastingan dari beberapa teman Jina yang sedang mengumpul sebelum jam mata pelajaran di mulai. Xavello memang tipikal orang labil sedikit menjengkelkan dan dingin seperti Juna namun masih mau memberi respon. Tetapi aslinya, Xavello itu kalau jiwa exstrovertnya keluar sudah dapat dipastikan pasti akan membuat perut dikocok-kocok sampai terkencing-kencing dengan segala lelucon dan tingkahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/229132343-288-k464767.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Curious Feeling [Renjun ft. Ryujin]✔️
Fanfiction"Gue janji, gue gak bakal ganggu keseharian lo. Mulai detik ini." -Rujina Ralaka Radeon. "Sekali murahan tetap murahan." -Rejuna Wirangga Gefoza Finish : 12 Okt 2020 Cerita ini pernah di publish pada acc @jjyaxs Dikarenakan author lupa password dan...