19. He's Gf in The Past

513 71 0
                                    

Jina benar-benar tidak menyangka bahwa dua sosok dihadapannya itu yang sekarang, saat ini menculiknya. Sungguh di luar pikiran Jina. Lebih tepatnya pada sosok laki-laki yang berdiri agak dibelakang sosok perempuan. Tetapi, apa hubungan mereka dengan Sadeawa.

Siapa mereka sebenarnya? Bahkan orang yang sudah lama Jina kenal juga ada disitu. Bergabung menjalankan misi dengan aksi penculikan.

"Gue ada salah apa sama lo? Lo nyulik gue nggak ada untungnya." kata Jina agak meninggikan suara dengan notasi ejekan di akhir kalimatnya

Sosok perempuan cantik itu berjalan mendekat ke arah Jina. Iya, satu perempuan dan satu lelaki.

Perempuan itu tanpa ragu menampar pipi Jina dengan keras sampai suara tamparan menggema memenuhi seluruh ruangan.

PLAK

"Berani lo sama gue?! Bercanda di situasi kayak gini nggak bakal bikin lo selamat. Lo lupa atau amnesia? Perlu gue bantu kembaliin ingatan lo?"

Jina diam menahan rasa sakit pada pipinya akibat tamparan keras tadi. Kembali memutar pikirannya saat kejadian teror yang Jina terima. Mungkin saja itu juga dari perempuan di depannya ini.

"Jadi, yang ngirim kotak teror itu lo juga?"

Perempuan itu hanya tersenyum tipis menampilkan smirk andalannya. Lalu kakinya melangkah pergi begitu saja keluar dari ruangan. Dan tersisa satu sosok laki-laki yang dengan sengaja ikut menjalankan misi perempuan itu.

"Hyunjin, kenapa lo jadi kayak gini? Lo bukan Hyunjin yang gue kenal." kata Jina kepada sosok laki-laki yang masih senantiasa berdiri di depannya itu.

"Sorry." hanya satu kata itu yang mampu keluar dari mulut Hyunjin lalu pergi meninggalkan ruangan itu juga.

Apa sebenci itu Hyunjin hingga melakukan ini ke Jina. Apa sesakit itu saat Jina menolak perasaannya. Padahal Jina sudah mencoba untuk suka kepada Hyunjin walau mereka masih berpacaran pura-pura. Ini bukan seperti Hyunjin yang Jina kenal selama ini.

Hyunjin masuk lagi ke ruangan itu. Membawakan segelas air untuk diberikan kepada Jina.

"Bukan tentang perasaan gue yang lo tolak, Jin. Ini hal lain, hal yang nggak bisa gue tolak karena itu salah satu kelemahan gue dan nggak mau lo ikut terluka menjadi lebih parah, Jin." Jelas Hyunjin lalu berjalan menuju arah pintu untuk keluar dari ruangan itu.

"Dan lagi. Gue bukan tipikal orang yang memaksakan kebahagiaan orang lain untuk keegoisan gue. Terlebih lagi untuk orang yang gue sayang." kata Hyunjin sesaat berhenti di ambang pintu lalu benar-benar melangkahkan kakinya pergi.

Beribu alasan Hyunjin melakukan misi tolol ini. Jina melirik jam tangan yang masih setia bertengger pada pergelangan tangan kirinya. Menunjukkan pukul 09.00 dimana sekarang masih jam pembelajaran di sekolah.

Disisi lain, teman-teman Jina mulai khawatir dengan sosok Jina yang tidak muncul batang hidungnya. Satu-satu dari mereka mulai bertanya-tanya kemana perginya Jina. Jika dirinya membolos pasti mengajak atau setidaknya mengabari salah satu temannya.

"Jina kemana sih?"

"Masa iya dia bolos nggak ajak-ajak."

"Please ini nomornya nggak aktif."

"KAPE! KAPELO COBA LO CARI JINA."

"Iya, kan lo sepupunya."

Ketus Lia kepada Xavello dengan nada tingginya.

"Sabar anjing. Gue lagi berusaha." jawab Xavello dengan jari tangan yang sibuk pada layar ponselnya menghubungi seseorang.

"Xav, ini bukan waktunya bercanda."

Curious Feeling [Renjun ft. Ryujin]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang