20. That Truth

506 71 0
                                    

Felix dan Xavello masih tidak percaya dengan apa yang mereka dengar barusan. Mereka tahu pasti siapa perempuan yang di sebut oleh Ibu Sadewa itu. Jantung Felix tidak aman pasalnya masih terkaget jika pacar Sadewa adalah Jennifer.

Dulu Jennifer belum sempat di kenalkan oleh Sadewa namun, Sadewa sudah pergi dahulu. Yang Felix tahu bahwa pacar Sadewa sempat mengalami depresi berat karna kematian Sadewa yang terlalu mendadak. Tentu saja kematian mendadak, jika bisa di planning maka kehidupan ini akan terus bahagia tidak ada konfliknya.

"Jennifer seminggu yang lalu dia main kesini untuk mengambil beberapa barang."

"Sepatu? Iya sepatu Sadewa dimana ya, Tante?" tanya Felix yang udah panik tidak karuan.

Ibu Sadewa langsung menggiring mereka masuk ke dalam kamar milik Sadewa. Felix langsung melihat bahwa sepatu milik Sadewa yang semula berada di rak almari yang ada di dalam kamar itu tidak ada. Ganjil. Sanggat ganjil sekali.

Setelah selesai berpamitan Felix dan Xavello pergi menuju rumah Jennifer seperti rencana sebelumnya.

"Ini rumah Hyunjin bangsat. Kok kesini sih lo, Fel." sarkas Xavello saat mereka baru saja berhenti di depan gerbang sebuah rumah yang berukuran cukup besar.

"Lah alamatnya disini goblok."

"Lama lo. Ayok masuk." kata Xavello sambil jalan masuk ke pelataran rumah Hyunjin itu dengan membuka gerbang seenak jidatnya.

Dilain tempat Jina sangat merasakan sakita yang membuatnya merintih. Perutnya sakit akibat ikatan tali tambang yang mengelilingi perutnya.

Ceklek

Pintu terbuka, menampilkan sosok perempuan yang sedang berjalan dengan santainya dan berhenti tepat di depan Jina.

"Lo tau nggak? Sekarang teman-teman lo itu lagi kebingungan nyari lo. Kayaknya hidup lo baik-baik aja nggak ada nyesel-nyeselnya."

"Dan lo masih belum tau salah kesalahan lo dimana? Buang-buang waktu."

Jina menggeleng dengan mantap

"Gue kasih tau cantik." kata Jennifer sambil menarik dagu Jina mendekat ke arahnya.

"Lo itu udah ngehancurin kebahagiaan gue bitch!" ucap Jennifer dengan tamparan keras tepat di pipi sebelah kanan milik Jina.

PLAK

"Lo udah ngebunuh Sadewa!"

PLAK

"Lo udah ngehancurin masa depannya!"

PLAK

"Apa kesalahan yang Sadewa buat sampai lo dengan tega ngedorong dia!"

PLAK

PLAK

PLAK

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK

Wajah Jina langsung berubah dengan penuh lebam dan darah segar yang mulai mengalir.

Hyunjin yang baru masuk kedalam ruangan itu tergkaget. Langsung membawa Jennifer keluar dari ruangan itu. Setelah dirinya menenangkan Jennifer, Hyunjin langsung menghampiri Jina. Mengecek keadaan Jina.

"Jin. Jina..." ucap Hyunjin sambil menepuk lembut pipi Jina.

Hyunjin langsung mengambil kompresan untuk membersihkan wajah Jina. Sedangkan Jennifer di luar dengan emosi yang masih memuncak mengetik sesuatu di handphonenya.


Dilain tempat handphone milik seseorang berbunyi. Bertanda ada notif masuk.

Ting

Rumah lama

Juna langsung menelfon Felix menyuruh menuju kerumah lama Jennifer. Juna langsung pergi menuju kerumah lama Jennifer juga. Dia khawatir Jina akan kenapa-kenapa. Memang benar kalau Juna jadian dengan Jennifer dan itu membuat di senang sekali. Namun di lubuk hati terdalamnya, dia ternyata sudah menyukai Jina. Dirinya telat menyadarinya dan sudah terlanjur kecewa karna emosi sesaat yang termakan berita murahan.

Juna datang bersamaan dengan Felix dan Xavello. Sedangkan Lia, Yeji, Yuna dan Chaca masih berada di jalan bersama dengan Jeno dan anak adrecot lainnya. Tentu saja ada Jaehun dan kawan kawan juga.

Juna dan Felix langsung menggedor-gedor pintu utama. Sedangkan Xavello langsung berlari kebelakang rumah. Ada motor milik Hyunjin di belakang. Apa Hyunjin ikut campur juga? Yang jelas ada helm milk Jennifer di motor Hyunjin.

BRAK

Suara barang jatuh. Xavello langsung kembali berlari ke depan. Felix dan Juna sudah masuk ke dalam rumah itu, mereka langsung mencari ina di seluruh penjuru rumah dan kamar yang ada di dalam rumah itu. Ada satu kamar terkunci akan tetapi saat Juna berusaha membuka tiba-tiba Jennifer muncul.

"Hai guys!"

"Kalian nggak bakal bisa buka pintu itu.  Karena Jina bakal menebus semua kesalahannya."

"MAKSUT LO APA HAH?!?" kata Felix dengan emosi yang sudah muncak.

"DIA NGEBUNUH SADEWA, FEL. SADEWA SAHABAT LO!!"

"Adek lo itu ngebunuh Sadewanya gue, Fel" ucap Jennifer dengan air mata yang mulai mengalir.

"Nggak. Bukan Jina yang ngebunuh Sadewa, Jen." jelas Xavello dengan suara rendah.

Jennifer langsung memukul punggung Juna dengan balok kecil sampai Juna merasa kesakitan dan melepaskan ganggang pintu. Jennifer masuk ke ruangan itu dan langsung mengeluarkan pisau kecil ke arah Jina yang masih terdiam lemas di sebuah kursi.

Hyunjin yang masih di ruangan itu terkaget dengan kedatangan Jennifer.

"Jennifer. Lo harus sadar, ini udah kelewatan. Bukan Jina yang ngebunuh Sadewa tapi Sadewa udah capek dengan kehidupannya." ucap Hyunjin halus.

"Lo nggak tau rasanya orang yang lo sayang di rebut terus sama orang lain." ucap Jennifer tetap sambil memegang pisau kecil itu.

Curious Feeling [Renjun ft. Ryujin]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang