Setelah di rawat inap selama beberapa hari, Juna diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit. Selang beberapa hari Juna juga sudah masuk sekolah. Sudah menjemput Jina yang langsung menjadi gempar karna pasangan baru itu berangkat berasamaan.
Di sisi lain, Jennifer mengambil cuti ke sekolah karna mental dia kurang stabil. Sementara waktu Jennifer mengambil homeschooling.
Jina dan temen-temennya juga sering bermain ke rumah Jennifer untuk bantuk proses penyembuhan dari mental Jennifer.
Anak-anak ADRECOT dan SKZ sesekali juga sesekali bermain ke rumah Jennifer yang berakhir Hyunjin marah-marah soalnya berasa mendapatkan musibah dadakan di rumahnha dan sellau ngeberantakin rumah.
Saat ini Jina sedang jalan menuju kelas bersama dengan Juna disampingnya. Tentu saja banyak pasang mata yang melihat mereka sambil berbisik-bisik tentunya. Jangan lupakan tangan Jina yang di genggam erat oleh Juna lalu di masukkan ke saku hoodie yang sedang dirinya pakai.
Juna santai, tetapi yang di sampingnya tidak bisa santai. Baik jantung, mata, ataupun pipinya sudah memanas sejak tadi.
"Juna."
Juna menoleh ke arah Jina.
"Kenapa?"
"Besok-besok kalau lagi di lorong nggak usah sampe masuk ke hoodie nggak enak di liatin anak-anak."
"Biaran aja. Mereka punya mata."
Jina langsung menghela nafasnya kasar. Juna tetaplah Rejuna Gefoza yang bodo amatan dan tidak peduli dengan sekitarnya.
"WIHH KAPEL KITA DATANG NIHHH." ucap Chandra macam toa yang langsung di tabok oleh Lia.
"Ihh bucin banget mas Gefoza sekarang." ucap Lia.
"NGACA LO JUGA BUCIN!" kata Chaca ikut menaikkan volume suaranya.
"Daripada di gantung kelamaan!" kata Yuna.
"Kok jadi gua sih yang kenaaa huhuhuhuu." kata Chaca mendramatisi.
Jina langsung duduk di tempat duduknya sambil tertawa.
"Apaan dah lo pada. Biasa aja dong, gue kan jadi tambah bahagia kalau kalin kayak gituuu." ucap Jina yang langsung di toyor oleh Chandra.
Xavello datang dengan santainya bersama Qavero yang memberikan sebungkus makanan untuk sarapan kepada Lia.
"Bucin ampas." ucap Xavello sambil mengumpat.
"Makanya lo cari cewek sono." ucap Chandra menggoda Xavello.
"Bacot."
"Nggak jadi sama yang nanyain lo beberapa hari yang lalum Xav?" Juna tiba-tiba mengeluarkan suaranya bertanya membuat yang lain langsung merasa ingin tahu.
"Siapa?" jawab Jisung.
"Jien? Kasian dia secret admirer lo dari dulu."
"SIAPAA JUN SIAPAA?!?!?" tanya Jina yang sangat exited kepada Juna.
Juna hanya senyum enggan untuk menjawab pertanyaan Jina. Xavello sendiri hanya mengedikkan bahunya acuh.
Setelah itu guru mata pelajaran pertama masuk dan mengajar sampai jam mata pelajaran selesai. Saat istirahat juga mereka seperti biasa tetap ramai seperti biasanya. Hanya saja tidak ada kehadiran Jennifer di meja mereka tentunya. Hyunjin juga sudah biasa saja bersama yang lainnya.
Ada satu orang yang khawatir terus menghubungi orang di sana. Yang saat ini sedang tidak sekolah, yang sedang masa pemulihan di rumah.
Sepulang sekolah Jina, Juna, Felix, dan Xavello mampir ke makam Sadewa. Ya, hitung-hitung menjenguk Sadewa. Sesampainya mereka di makam Sadewa. Mereka langsung berdoa dan bercerita juga.
"Kak. Hari ini aku dateng sama orang yang dulu aku ceritain ke kakak." ucap Jina.
"Namanya Rejuna, Kak. Dia baik meskipun kadang ada ngeselinnya juga. Dia sayang sama aku dan aku juga sayang sama dia kak. Kakak nggak usah khawatir." kata Jina.
Juna hanya tersenyum sambil menggenggam tangan Jina semakin erat.
"De. Dewa gue dateng nih. Sorry ya, gue jarang kesini akhir-akhir ini. Lagi banyak bimbel sama ke asikan ngopi gue, biasalah anak muda. Baek-baek lo disana, Dewa." ucap Xavello dengan meletakkan bunga pada makam Sadewa.
"Wa, Guw ngaku gue salah. Gue mana tau kalau Jennfier itu pacar lo yang sering llo ceritain itu. Gue emang temen yang susah peka. Gue juga salah banget nggak tau latar belakang anak itu. Harusnya dari awal gue cari tau dia semenjak dia berlagak agak aneh. Maaf, Wa. Sekali lagi gue minta maaf. Gue harap lo baik-baik aja disana dan bisa maafin kelakukan gue." kata Felix.
"Gue akui, Wa. Selera lo kok kayak gitu ya? Sumpah dia freak banget, Wa." lanjut Felix dengan nada jengkelnya membuat Xavello, Jina, dan Juna tertawa.
"Gue juga berharap. Dia disana juga baik-baik aja. Jujur gue kangen pengen ketemu dia juga." tambah Felix lagi.
"Bang Sadewa. Gue bakal jaga Jina semampu gue, Bang." ucap Juna sebelum mereka pulang.
"Kita pulang dulu, Kak."
Mereka berjalan keluar menuju parkiran tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang melihat mereka sejak tadi.
.
.
.
.
Beginilah akhir sementara mereka semua.Juna dan Jina yang akhirnya menjadi satu. Bahagianya mereka hanya karna hal-hal sederhana. Membuat banyak yang iri dengan mereka tetapi mereka bisa melewati rintangan itu sekuat kekuatan mereka dan akhirnya mereka yang awalnya banyak pembenci karna tidak tau akar permasalahannya sekarang malah menjadi sebuah panutan.
Bagaimana nasib teman Jina yang lain?
Yang memiliki pacar masih memiliki Pacar.
Yang digantung tanp kepastian masih aja di gantung tanpa kepastian.
Yang jomblo juga masih stay bersama kejombloannya.RujinaLaka
9837❤️
So Much💚🦖✨ RejunaGfzRujinaLaka turn off comments.
THE END
Terimakasih untuk kalian yang terus mengikuti cerita ini dan untuk lanjutan cerita ini tapi bukan tentang Juna dan Jina. Mereka tetep ada di dalam ceritanya. Karna ini membahas soal musuhnya.
Bisa di cek di Feeling Mum (Felix x Nakyung).
Jangan lupa baca ya guysss. Sekali lagi terimakasih telah mendukung cerita ini.💚💜💚💜💚
Apakah akan ada squel? hm kayaknya nggak dulu ya kak tapi kalaupun ada itu ceritanya bisa tanpa membaca cerita ini.
TERIMA KASIH BANYAK✨🤍✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Curious Feeling [Renjun ft. Ryujin]✔️
Fanfic"Gue janji, gue gak bakal ganggu keseharian lo. Mulai detik ini." -Rujina Ralaka Radeon. "Sekali murahan tetap murahan." -Rejuna Wirangga Gefoza Finish : 12 Okt 2020 Cerita ini pernah di publish pada acc @jjyaxs Dikarenakan author lupa password dan...