Kamu dingin, tetapi manis seperti es krim
-VE-
••••
Drrrt!
Panggilan via WhatsApp Audio menggetarkan sebuah smartphone. Tanpa melirik, Keynal meraba-raba permukaan meja. Hingga akhirnya meraih benda ber—casing bordir king snake Gucci dari bawah sebuah katalog yang terbuka.
Keynal menekan panel hijau dalam posisi tidur telungkup, sembari menekan wajahnya pada bantal, mendengarkan suara seseorang yang meneleponnya di pagi buta, dengan rasa kantuk yang mendera.
[Hallo!]
[Hmm....]
[Kamu dimana? Aku ke apartemen, kamu nggak ada?]
Keynal tertegun, otaknya meledak seketika, mendengar suara Yona yang menanyakan keberadaannya. Dia menoleh ke samping, dan mendapati punggung polos seorang wanita belia yang tengah tidur pulas memunggungi dirinya.
Keynal menyibakkan selimutnya, tercengang menyadari dirinya telah terjaga di sebuah kamar hotel, bersama seorang wanita dalam keadaan tanpa busana. Keynal mengerang dalam hati, karena challenge dari temannya, Keynal kembali melakukan dosa.
[Keynal? Ha... hallo?]
[Okay, Gue ke sana sekarang!]
Keynal menutup panggilannya, lalu memungut pakaiannya yang berserakan di lantai dan pergi ke kamar mandi untuk mensucikan diri.
❖❖❖❖
Yona bercermin dengan tidak puas. Sudah setengah jam dia mematut wajahnya di sana sembari menyisir rambut, menarik-narik pipi, memonyongkan bibir, dan sekali bahkan berciuman dengan pantulannya sendiri. Tetapi apapun yang dilakukan, dia sama sekali tidak puas pada bayangannya yang terpantul di sana, karena…
Yona merasa dirinya semakin berisi!
“Arggh!” Yona menekan jerawatnya keras-keras, darah menetes dari luka kecil di pipinya itu.
“Yon, lo ngapain?” Keynal mendadak menghambur masuk ke kamar Yona. Dia langsung mengernyit ketika bercak darah di pipi Yona. “Udah gue ingetin berapa kali, jangan mencet jerawat kayak itu!”
“Tapi kalo nggak diilangin, mukaku jadi jelek!” Yona menarik selembar tisu basah beraoma bayi lalu mengelap lukanya.
Keynal terdiam sejenak. Dia melayangkan pandang dari kepala sampai kaki Yona, lalu bergumam rikuh, “Yank, kayaknya akhir—akhir ini lo makin gendut, ya?” Raut muka Yona berubah.
Keynal hanya nyegir kuda. “Bercanda, atuh.”
“Semalam kamu kemana?” Yona mencucur lukanya dengan obat antiseptik, sembari menatap pantulan Keynal di depan kaca yang tengah berdiri menetap dirinya penuh minat.
“Rumah teman.” Keynal maju beberapa langkah, keduanya tangannya melingkar di perut Yona, Keynal mendekap kekasihnya dengan erat.
“Teman yang mana? Aku udah telepon semua teman kamu.” Yona menghela napas sejenak. “Dan satupun enggak ada yang tau lokasi kamu.”
“Ya, main teman putsal akulah. Lo ga tau, karena gue belum sempat kenalin.” Ketika mengatakan itu Keynal melihat ke sudut kanan atas, Yona tahu jika Keynal sedang mengada-ngada. Untuk menguraikan ketegangan Keynal menumpu dagunya di pundak kanan Yona.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIDADARI TERAKHIR [END]
Mystery / Thriller17+ Gιмαηα Rαѕαηуα Jιкα Kαмυ Cιηтα Sαмα Cσωσк Sιмραηαη Tαηтє-Tαηтє Dan itu dialami langsung oleh Veranda. Bidadari tak bersayap yang berprofesi sebagai kasir minimarket di kota Jakarta. Ve, begitu sapaan akrabnya jatuh hati sama seorang pemuda yang...